Di rumah, aku masih berusaha untuk mengenalkan lagu anak-anak. Lumayan banyak lagu anak yang masih aku ingat, apalagi waktu aku ikut Bina Musika dulu, untuk latihan sering memakai lagu anak. Alhamdulillah, anak-anakku tak pernah ikut-ikutan menyanyikan lagu yang hanya asal mengikuti trend saja sekalipun syair lagunya bukan untuk anak.
Anak-anak biasanya punya lagu kesukaan. Begitu juga dengan Fanni. Ketika aku bertanya padanya, jawabannya tentang lagu kesukaan tidak aku duga sebelumnya.
"Apa sih lagu kesukaan Fanni?"
"Ruri Abangku."
"Di sekolah sering nyanyi lagu itu ya?"
"Enggak kok, kan bunda yang sering nyanyi lagu itu, namanya diganti dengan Luthfan."
"Ooohhh... Jadi Fanni suka lagu itu karena nama Ruri diganti Luthfan?"
"Iya."
Untuk jelasnya aku tuliskan syair lagu Ruri Adalah Abangku yang sudah aku ganti dengan nama Luthfan, kakak Fanni yang sulung.
Luthfan adalah abangku
Rajin dan senang belajar
Dengan menyandang tas di bahu
Riang menuju sekolah
Berhitung menulis membacaAku mengajarkan lagu anak-anak terutama bila sedang sedang dalam perjalanan ke luar kota. Untuk menghilangkan kejenuhan anak-anak di mobil, lagu anak-anak semasa kecilku, yang aku ingat akan aku nyanyikan. Dari lagu Desaku, Awan Putih, Bunda Piara, Memandang Alam dari Atas Bukit, Ambilkan Bulan, Kapal Api, Ruri Abangku, dan lain-lain. Jangan disangka kalau lagu itu hanya akan dinyanyikan oleh Fanni dan Hilman. Luthfan dan Astri juga sering nimbrung menyanyikannya juga. Lumayanlah untuk seru-seruan di mobil. Dan karena kami cukup sering bepergian (walau sekedar ke Depok, hehehe....), jadinya cukup seringlah lagu anak itu didendangkan.
Tak lupa diulang di rumah
Ingin akupun demikian
Serajin Luthfan abangku
Rupanya lagu Ruri Abangku yang selalu aku nyanyikan dengan mengganti nama Ruri dengan Luthfan, berkesan di hati Fanni. Mengapa lagu itu jadi kesukaan Fanni tentu ada alasannya. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak jawaban Fanni. ^_^
"Kenapa sih Fanni suka lagu Luthfan adalah Abangku?"
"Mas Luthfan kan memang rajin belajar, Bun."
"Mas Luthfan orangnya gimana sih, Nak."
"Mamas hebat."
"Hebat Gimana?"
"Suka belain aku kalau aku digangguin."
"Masak sih? Memangnya Fanni digangguin siapa?"
"Waktu di rumah eyang, ada anak situ yang nakal sama aku, mamas liat, trus anak itu dimarahi."
"Fanni suka dibelain mamas?"
(mengangguk)
"Terus apalagi?"
"Mamas jago silat, kuat gendong pundak, pinter bandminton, kayak ayah."
"Tapi aku takut ngadu sama mamas kalau ada temanku di sekolah yang nakal."
"Loh kenapa? Katanya suka dibelain mamas?"
"Ntar temanku dimarah-marahin di sekolah, kan kasian. Mamas galak kalau ada yang nakal sama aku."
Hihihihi... Fanni kuatir temannya dilabrak kakaknya, bisa-bisa heboh di sekolah. Luthfan memang selalu "pasang badan" kalau ada dengar ada yang mengganggu adiknya. Tidak hanya kepada Fanni, tapi juga Astri dan Hilman. Memang tidak selamanya hal ini baik. Aku dan ayahnya harus sering-sering menahannya agar tidak ikut campur masalah adik-adiknya, supaya adik-adiknya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi itulah Luthfan. Pada dasarnya dia ingin membela kehormatan keluarga. Jangan sampai dia dengar nama ayah dan bundanya buat olok-olok, karena itu akan membuatnya tidak perduli siapa yang dihadapinya. Sekalipun belum pernah terjadi dia berantem gara-gara hal itu, tapi cara dia mengatakan ketidaksukaannya sudah cukup membuat temannya atau siapapun yang melakukan jadi tak pernah mengulanginya lagi.
"Aku kasian sama mamas."
"Kasian kenapa."
"Aku pernah ngerusak tugas sekolahnya. Mamas takut nggak dapat nilai."
"Oh yang itu, enggak kok, Nak. Mamas tetap dapat nilai. Fanni kan udah minta maaf."
"Udah sih, malah aku udah peluk mamas juga."
Aku ingat peristiwa malam itu. Luthfan begitu marah ketika tugas praktek IPAnya tanpa sengaja rusak oleh Fanni, padahal harus dikumpulkan keesokan harinya. Fanni ketakutan sekali melihat Luthfan marah dan merasa bersalah. Aku menenangkan Luthfan dan ayah menggendong Fanni ke kamar. Setelah Luthfan tenang, baru Fanni aku panggil. Fanni memeluk kakaknya sambil terisak dia berkata,
"Maafin aku, Mas. Aku nggak sengaja."
Semarah-marahnya Luthfan, mendapat pelukan adiknya dengan rasa sedih begitu, tentunya tidak akan tahan. Diusapnya kepala adiknya dan berkata kalau dia memaafkan Fanni.
Aiiih... manis sekali ending malam itu.
Fanni memang kelihatan merasa aman di dekat kakaknya.
kalau mamas gendong Bundanya kuat gak ya.?
BalasHapusaih enaknya di gendong di pundak, ayo turun atuh, jalan sendiri
Waaah.... Ntar bunda kena pasal UU Perlindungan Anak. Bisa berabe nanti.
HapusHilang bete Fanni setelah digendong kakaknya waktu itu.
mamasnya selalu siap badan, klo aq dan adiku berjalan sendiri2 ^_^
BalasHapusMereka juga jalan sendiri-sendiri kok, mas Topics. Saya nggak nggendong tuh ^_^
HapusTersenyum ...
BalasHapusmemang seharusnya begitulah Kakak ...
Bisa menjadi pelindung dan penjaga adik-adiknya ...
Ini manis sekali Bu
Salam saya
Wah, senyum Om Nh manis sekali nih ^_^
HapusLuthfan juga jagain bundanya, om. Sayang banget sama bunda. Tapi juga masih kolokan. Hehehe...
Salam kembali
hihi... jawaban yg jujur dari seorang adik. Fani yg manis, dan Mamas yg pinter menjaga adik :)
BalasHapusKalau beda usia kakak adik jauh, biasanya jadi seperti itu :D
Hapussaya juga mulai kenalan lagu anak-anak ke anakku, bunda. sayang kalau l;agu anak-anak itu hilang dari ingatan anak kita :)
BalasHapusBener sekali, mbak Rochma. Banyak lagu anak bagus sebetulnya. Tdk perlu menunggu tv mempopulerkannya. Kita saja yg melakukannya.
HapusBund, saya malah gak tau ada lagu ini. Hihihi
BalasHapusCoba gugling nanti. :)
Masak sih Idah? Lagu itu fasih sekali bunda nyanyikan sejak kecil sampai sekarang. Anak-anak bunda juga hapal loh.
HapusBina Musika itu yang gurunya Pak Pranajaya kah?
BalasHapusBukan kok pak Asep, saya ikut Bina Musika waktu sekolah di Pekanbaru. Tapi gurunya pinter banget.
HapusFanny maish mau ya digendong seperti itu. Aku masih ingat mbak lagu ini
BalasHapusItu kolokannya Fanni sama kakaknya.
HapusLagu anak-anak jaman dulu enak2 kok iramanya.
lagu-lagunya ituuuu...
BalasHapuswah wah.. mamas kuat gendong fanny ya :)
Nyanyi yuuk. Mbak Yuli ^_^
HapusHehe.. Kpn2 minta Fanni nyanyi buat gue! Eksak adalah adikku! Bhahaha, gak catchy bgt! So, yg penting entar kalo ada yg ngapain2 Mamas, gue yg perlu pasang badan! Biar gue sikat smua! :-)
BalasHapusWweeww... Andy Eksak datang, bisa kompakan sama Luthfan. Senangnya ada yg mau belain luthfan.
HapusMakasih ya
manis sekali bunda antara kaka dan adiknya, bagaimanapun orangtua berperan besar dalam hal in
BalasHapusAlhamdulillah, anak-anak dengan segala ciri khasnya mewarnai hari2 ayah dan bunda.
Hapushehehehehe ingat banget chat kita tentang tugas IPA mamas Luthfan.. rani juga ikut mewek waktu tahu kondisi dede fanny yg ketakutan mana Bunda dan Ayah lagi gak dirumah ^_^
BalasHapustapi semuanya berakhir damai.. pelukan itu memang menenangkan ya Bunda :)
#peluk Bunda..
Iya Rani... Waktu itu emosi Luthfan meledak sekali. Aaahh... pelajaran berharga buat bunda sekeluarga.
Hapus#peluk Rani
manis sekali Mba.. saat membacanya, ada kebahagiaan tersendiri di hati,, bagaimana pula dengan kebahagian mba sebagai ibu mereka, tentu rasa bahagia Mba sangat luar biasa, ya Mba...
BalasHapusAlhamdulillah, Alloh menitipkan anak-anak yang baik.
Hapusmelihat anak2 rukun seperti ini sangat membahagiakan ya mba Niken......
BalasHapusIyaaa... Alhamdulillah. Pertengakarn anak-anak tetap ada kok. Tapi biasalaah ^_^
Hapusmas lutfan keren banget bun, sayang sama adiknya kalo adiknya diganggu temennya siap menghajar, aku dulu enggak gitu bunda sama adik, sebab setiap berantem selalu kalah sama orang.......
BalasHapusBelum pernah sampai berantem kok, Rinem. Lebih ke menegur aja. Semoga Luthfan bisa menjaga emosinya.
HapusHehehe namanya aja anak lelaki Bun.. cenderung ingin melindungi.. Jadi kangen Fanni saya nih
BalasHapusBetul banget mas Lozz, nalurinya ya.
HapusMain jakarta lagi yuk..
Terharu saya Bunda sama Endingnya, ngebayangin Fanni meminta maaf sama Mamasnya... :)
BalasHapusLagu masa kecil.. balon ku ada 5 Bunda... karena ada Taaaarrrrnya itu loh... seru... hahahahha
Momen minta maaf itu memang kayak adegan sinetron. Qiqiqi...
HapusMembayangkan mas Awan lompat kegirangan waktu balon meletus :D
pengen denger dong bund kalau lagi paduan suara... :D direkam apa gimana gitu... wegegegegege....
BalasHapusmoga rukun sampai kapanpun kayak bundanya sama 7 elements-nya...
aku juga pernah jadi saksi waktu Luthfan belain Hilman di rumah bunda. masih inget aja sampai sekarang....
HapusEntar aja kalau mas Rd pas ke rumah biar dengar langsung aja.
HapusEaaah... Kejadian yang mana ya? Aku lupa.