Senin, 23 September 2013

Luthfan Adalah Abangku

Bismillahirrahmannirrahiim,

Di rumah, aku masih berusaha untuk mengenalkan lagu anak-anak. Lumayan banyak lagu anak yang masih aku ingat, apalagi waktu aku ikut Bina Musika dulu, untuk latihan sering memakai lagu anak. Alhamdulillah, anak-anakku tak pernah ikut-ikutan menyanyikan lagu yang hanya asal mengikuti trend saja sekalipun syair lagunya bukan untuk anak.

Anak-anak biasanya punya lagu kesukaan. Begitu juga dengan Fanni. Ketika aku bertanya padanya, jawabannya tentang lagu kesukaan tidak aku duga sebelumnya.

"Apa sih lagu kesukaan Fanni?"

"Ruri Abangku."

"Di sekolah sering nyanyi lagu itu ya?"

"Enggak kok, kan bunda yang sering nyanyi lagu itu, namanya diganti dengan Luthfan."

"Ooohhh... Jadi Fanni suka lagu itu karena nama Ruri diganti Luthfan?"

"Iya."

Untuk jelasnya aku tuliskan syair lagu Ruri Adalah Abangku yang sudah aku ganti dengan nama Luthfan, kakak Fanni yang sulung.
Luthfan adalah abangku
Rajin dan senang belajar
Dengan menyandang tas di bahu
Riang menuju sekolah
Berhitung menulis membaca
Tak lupa diulang di rumah
Ingin akupun demikian
Serajin Luthfan abangku
Aku mengajarkan lagu anak-anak terutama bila sedang sedang dalam perjalanan ke luar kota. Untuk menghilangkan kejenuhan anak-anak di mobil, lagu anak-anak semasa kecilku, yang aku ingat akan aku nyanyikan. Dari lagu Desaku, Awan Putih, Bunda Piara, Memandang Alam dari Atas Bukit, Ambilkan Bulan, Kapal Api, Ruri Abangku, dan lain-lain. Jangan disangka kalau lagu itu hanya akan dinyanyikan oleh Fanni dan Hilman. Luthfan dan Astri juga sering nimbrung menyanyikannya juga. Lumayanlah untuk seru-seruan di mobil. Dan karena kami cukup sering bepergian (walau sekedar ke Depok, hehehe....), jadinya cukup seringlah lagu anak itu didendangkan.

Rupanya lagu Ruri Abangku yang selalu aku nyanyikan dengan mengganti nama Ruri dengan Luthfan, berkesan di hati Fanni. Mengapa lagu itu jadi kesukaan Fanni tentu ada alasannya. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak jawaban Fanni.  ^_^

"Kenapa sih Fanni suka lagu Luthfan adalah Abangku?"

"Mas Luthfan kan memang rajin belajar, Bun."

"Mas Luthfan orangnya gimana sih, Nak."

"Mamas hebat."

"Hebat Gimana?"

"Suka belain aku kalau aku digangguin."

"Masak sih? Memangnya Fanni digangguin siapa?"

"Waktu di rumah eyang, ada anak situ yang nakal sama aku, mamas liat, trus anak itu dimarahi."

"Fanni suka dibelain mamas?"

(mengangguk)

"Terus apalagi?"

"Mamas jago silat, kuat gendong pundak, pinter bandminton, kayak ayah."

"Tapi aku takut ngadu sama mamas kalau ada temanku di sekolah yang nakal."

"Loh kenapa? Katanya suka dibelain mamas?"

"Ntar temanku dimarah-marahin di sekolah, kan kasian. Mamas galak kalau ada yang nakal sama aku."

Hihihihi... Fanni kuatir temannya dilabrak kakaknya, bisa-bisa heboh di sekolah. Luthfan memang selalu "pasang badan" kalau ada dengar ada yang mengganggu adiknya. Tidak hanya kepada Fanni, tapi juga Astri dan Hilman. Memang tidak selamanya hal ini baik. Aku dan ayahnya harus sering-sering menahannya agar tidak ikut campur masalah adik-adiknya, supaya adik-adiknya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi itulah Luthfan. Pada dasarnya dia ingin membela kehormatan keluarga. Jangan sampai dia dengar nama ayah dan bundanya buat olok-olok, karena itu akan membuatnya tidak perduli siapa yang dihadapinya. Sekalipun belum pernah terjadi dia berantem gara-gara hal itu, tapi cara dia mengatakan ketidaksukaannya sudah cukup membuat temannya atau siapapun yang melakukan jadi tak pernah mengulanginya lagi.

"Aku kasian sama mamas."

"Kasian kenapa."

"Aku pernah ngerusak tugas sekolahnya. Mamas takut nggak dapat nilai."

"Oh yang itu, enggak kok, Nak. Mamas tetap dapat nilai. Fanni kan udah minta maaf."

"Udah sih, malah aku udah peluk mamas juga."

Aku ingat peristiwa malam itu. Luthfan begitu marah ketika tugas praktek IPAnya tanpa sengaja rusak oleh Fanni, padahal harus dikumpulkan keesokan harinya. Fanni ketakutan sekali melihat Luthfan marah dan merasa bersalah. Aku menenangkan Luthfan dan ayah menggendong Fanni ke kamar. Setelah Luthfan tenang, baru Fanni aku panggil. Fanni memeluk kakaknya sambil terisak dia berkata,

"Maafin aku, Mas. Aku nggak sengaja."

Semarah-marahnya Luthfan, mendapat pelukan adiknya dengan rasa sedih begitu, tentunya tidak akan tahan. Diusapnya kepala adiknya dan berkata kalau dia memaafkan Fanni.

Aiiih... manis sekali ending malam itu.

Fanni memang kelihatan merasa aman di dekat kakaknya.





37 komentar:

  1. kalau mamas gendong Bundanya kuat gak ya.?
    aih enaknya di gendong di pundak, ayo turun atuh, jalan sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah.... Ntar bunda kena pasal UU Perlindungan Anak. Bisa berabe nanti.

      Hilang bete Fanni setelah digendong kakaknya waktu itu.

      Hapus
  2. mamasnya selalu siap badan, klo aq dan adiku berjalan sendiri2 ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mereka juga jalan sendiri-sendiri kok, mas Topics. Saya nggak nggendong tuh ^_^

      Hapus
  3. Tersenyum ...
    memang seharusnya begitulah Kakak ...
    Bisa menjadi pelindung dan penjaga adik-adiknya ...

    Ini manis sekali Bu

    Salam saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, senyum Om Nh manis sekali nih ^_^

      Luthfan juga jagain bundanya, om. Sayang banget sama bunda. Tapi juga masih kolokan. Hehehe...

      Salam kembali

      Hapus
  4. hihi... jawaban yg jujur dari seorang adik. Fani yg manis, dan Mamas yg pinter menjaga adik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau beda usia kakak adik jauh, biasanya jadi seperti itu :D

      Hapus
  5. saya juga mulai kenalan lagu anak-anak ke anakku, bunda. sayang kalau l;agu anak-anak itu hilang dari ingatan anak kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sekali, mbak Rochma. Banyak lagu anak bagus sebetulnya. Tdk perlu menunggu tv mempopulerkannya. Kita saja yg melakukannya.

      Hapus
  6. Bund, saya malah gak tau ada lagu ini. Hihihi
    Coba gugling nanti. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masak sih Idah? Lagu itu fasih sekali bunda nyanyikan sejak kecil sampai sekarang. Anak-anak bunda juga hapal loh.

      Hapus
  7. Bina Musika itu yang gurunya Pak Pranajaya kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan kok pak Asep, saya ikut Bina Musika waktu sekolah di Pekanbaru. Tapi gurunya pinter banget.

      Hapus
  8. Fanny maish mau ya digendong seperti itu. Aku masih ingat mbak lagu ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu kolokannya Fanni sama kakaknya.
      Lagu anak-anak jaman dulu enak2 kok iramanya.

      Hapus
  9. lagu-lagunya ituuuu...
    wah wah.. mamas kuat gendong fanny ya :)

    BalasHapus
  10. Hehe.. Kpn2 minta Fanni nyanyi buat gue! Eksak adalah adikku! Bhahaha, gak catchy bgt! So, yg penting entar kalo ada yg ngapain2 Mamas, gue yg perlu pasang badan! Biar gue sikat smua! :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wweeww... Andy Eksak datang, bisa kompakan sama Luthfan. Senangnya ada yg mau belain luthfan.

      Makasih ya

      Hapus
  11. manis sekali bunda antara kaka dan adiknya, bagaimanapun orangtua berperan besar dalam hal in

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, anak-anak dengan segala ciri khasnya mewarnai hari2 ayah dan bunda.

      Hapus
  12. hehehehehe ingat banget chat kita tentang tugas IPA mamas Luthfan.. rani juga ikut mewek waktu tahu kondisi dede fanny yg ketakutan mana Bunda dan Ayah lagi gak dirumah ^_^

    tapi semuanya berakhir damai.. pelukan itu memang menenangkan ya Bunda :)
    #peluk Bunda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Rani... Waktu itu emosi Luthfan meledak sekali. Aaahh... pelajaran berharga buat bunda sekeluarga.

      #peluk Rani

      Hapus
  13. manis sekali Mba.. saat membacanya, ada kebahagiaan tersendiri di hati,, bagaimana pula dengan kebahagian mba sebagai ibu mereka, tentu rasa bahagia Mba sangat luar biasa, ya Mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Alloh menitipkan anak-anak yang baik.

      Hapus
  14. melihat anak2 rukun seperti ini sangat membahagiakan ya mba Niken......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa... Alhamdulillah. Pertengakarn anak-anak tetap ada kok. Tapi biasalaah ^_^

      Hapus
  15. mas lutfan keren banget bun, sayang sama adiknya kalo adiknya diganggu temennya siap menghajar, aku dulu enggak gitu bunda sama adik, sebab setiap berantem selalu kalah sama orang.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum pernah sampai berantem kok, Rinem. Lebih ke menegur aja. Semoga Luthfan bisa menjaga emosinya.

      Hapus
  16. Hehehe namanya aja anak lelaki Bun.. cenderung ingin melindungi.. Jadi kangen Fanni saya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mas Lozz, nalurinya ya.
      Main jakarta lagi yuk..

      Hapus
  17. Terharu saya Bunda sama Endingnya, ngebayangin Fanni meminta maaf sama Mamasnya... :)

    Lagu masa kecil.. balon ku ada 5 Bunda... karena ada Taaaarrrrnya itu loh... seru... hahahahha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Momen minta maaf itu memang kayak adegan sinetron. Qiqiqi...

      Membayangkan mas Awan lompat kegirangan waktu balon meletus :D

      Hapus
  18. pengen denger dong bund kalau lagi paduan suara... :D direkam apa gimana gitu... wegegegegege....

    moga rukun sampai kapanpun kayak bundanya sama 7 elements-nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga pernah jadi saksi waktu Luthfan belain Hilman di rumah bunda. masih inget aja sampai sekarang....

      Hapus
    2. Entar aja kalau mas Rd pas ke rumah biar dengar langsung aja.

      Eaaah... Kejadian yang mana ya? Aku lupa.

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Pena Bunda © 2008. Design By: SkinCorner