Kamis, 06 Desember 2012

Kenangan Manis Pulau Kayangan

Bismillahirrahmannirrahiim...

Pak Mars mengadakan Give Away Manis-manis, yaitu menceritakan pengalaman manis yang pernah kita alami. Ikutan aah... Karena aku punya banyak kenangan manis. Lha gimana tidak... aku kan manis.. Jadi kenangannya ketularan manis... #jiaaahh...ngumpet dibalik monitor.

Bagaimana aku tidak mengatakan camping di Pulau Kayangan Kepulauan Seribu tanggal 6 Januari 2012 lalu, sebagai kenangan manis, lha wong itu pengalaman pertama keluargaku camping di pulau. Biasanya kami camping di pegunungan. Pulau Kayangan adalah salah satu pulau diantara Kepulauan Seribu yang tidak berpenghuni. Kami nekat memutuskan untuk camping ke pulau tanpa penghuni itu karena kami pergi bersama guru ngaji anak-anak (Pak Alan) dan 3 orang temannya yang sudah bolak balik ke sana untuk memancing. Jadi mereka sudah mengenal medan di sana. Jadi kami camping 3 keluarga ditambah 2 orang lagi teman pak Alan. Rame-rame.

Dengan menggunakan kapal nelayan kami menyebrang laut menuju pulau Kayangan. Dermaga kumuh dan amis melewati TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di daerah Dadap tempat tinggal nelayan. Benar-benar pengalaman yang tidak bisa kami bayangkan apa yang akan terjadi pada tiap detik kedepan.


 sebelum naik kapal nelayan.
yang begini bukan dermaga kali ya
dibelakang itu adalah rumah nelayan pemilik kapal

Anak-anak begitu semangat dan mengikuti saja perjalanan yang asing bagi mereka. Mata dan pikiran mereka mengamati sekitar, seolah merekam apa-apa yang mereka lihat dan alami. Sebelum kapal berada ditengah laut, tampak bambu-bambu dipancangkan pada dasar laut untuk mengembang biakkan kerang hijau. Baru tahu kami ternyata begitulah cara mengembak biakkan kerang hijau. Kerang-kerang itu menempel pada bambu-bambu tang dipancangkan itu. Anak-anak begitu antusias bertanya ini itu kepada pak Adang nelayan pemilik kapal.

bambu untuk mengembangbiakkan kerang hijau


diatas kapal nelayan, biar berdesakan tapi seru aja rasanya

Sesampainya di pulau Kayangan, bapak-bapak segera mencari lokasi yang nyaman untuk mendirikan tenda. Sedangkan anak-anak langsung bermain pasir di pantai. Mencari kerang di sekitar batu-batu yang ada di tepi pantai. Dikumpulkan dan rencananya akan direbus pada malam hari. Pak Alan yang mengajarkan hal ini. Banyak pengalaman baru yang anak-anak dapat dari pak Alan dan teman-temannya. 


mencari kerang, banyak lho dapatnya


mainan khas kalau di pasir pantai
Fanni ngga ikut, sedang di Yogya

Masing-masing kami menikmati suasana pulau dengan sesuka kami. Anak-anakku cepat akrab dengan anak-anak pak Alan dan pak Indra. Mereka berbaur berlarian bebas di pantai, bermain air, dan lain-lain. Pokoknya mereka menikmati pantai yang hanya ada rombongan kami di sana. Serasa pulau milik kami saja.


pemandangan dari Kayangan

Tugas ibu-ibu ya utamanya di dapur dulu. Setelah selesai menyiapkan hidangan sederhana, barulah kami bergabung dengan anak-anak menikmati suasana pantai di sore hari. Sayangnya tak sempat mengabadikan suasana sunset. Lupa saking takjubnya melihat panorama yang indah. Allahu Akbar... Betapa Agungnya ciptaan Allah.

mie instan menu andalan saat camping

Dan aku pribadi begitu menikmati moment demi  moment yang terjadi. Bersyukur rasanya berada di tempat itu bersama keluarga dan teman-teman. Sholat Ashar waktu itu menjadi sholat pertamaku yang aku lakukan persis di tepi pantai. Pertama kali berwudhu dengan air laut. Ujung-ujung sajadah harus aku bebani dengan batu agar tidak tertiup oleh kencangnya angin pantai. Sungguh terasa Kebesaran Allah di dalam hatiku.

bintang utama kenangan manis

Astri dan ayah bercanda sambil istirahat


Kenangan bertambah terasa manis manakala hari beranjak malam. Aku sudah sering ke pantai, tapi malam itu betul-betul berbeda. Suasana pantai yang menyenandungkan irama debur ombak, bulan purnama yang bulat bersinar dikelilingi bintang berkejap-kejap. Sungguh membuat romantisme sendiri buatku dan suami.

"Say... mau nggak..?" semangkok mie instan aku bawakan untuknya. Suamiku menoleh dan menyambutku dengan senyum. Sejenak dialihkannya pandangan padaku. Tak merasa terganggu oleh kedatanganku meski sesaat sebelumnya dia tengah tenggelam pandangan pada lautan lepas dihadapannya. Angin malam berkibas-kibas pada tubuhnya. Namun hawa dingin tak membuatnya beranjak dari bibir pantai. Bulan berbaik hati menemaninya dengan bulatan purnamanya. Tak ingin melewatkan moment itu, maka aku menyusulnya dengan membawa semangkuk mie instan untuk menghangatkan badan.

Kami duduk pada batang pohon yang teronggok pada bibir pantai. Entah ada yang meletakkannya di sana ataukah terbawa oleh gulungan ombak. Kami berterima kasih bisa memanfaatkannya untuk menikmati nuansa malam di pantai itu.

Dalam sekejapan kami berbagi semangkuk mie itu. Cukuplah untuk menambah keindahan suasana hati. Aku merapat pada tubuhnya. Dan dia menyambutku dengan dekapan hangatnya. Kedamaian menjalar pada hatiku, mungkin juga hatinya. Sedetik kemudian aku menyadari banyak hal. Amat banyak. Seolah tertangkap oleh senyuman bulan, seakan tertuang pada luasnya lautan. Tidak... ini lebih dari itu. Tak ada yang bisa menggambarkannya. Tak ada yang bisa dijadikan perumpamaan. Perasaan yang membuncah didadaku hanya bisa aku rasakan. Mengaliri darahku dengan aliran yang sempurna. Membawa ketenangan yang tak terkira. Berada di bibir pantai pada malam hari dengan sang bulan bersinar bulat purnama, adalah pengalaman pertama kami. Maka saat itu memang tak ada kata yang mampu melukiskan 

Sayup-sayup terdengar gelak tawa anak-anak yang sedang bercanda di depan tenda. Cahaya lampu seadanya tak membuat mereka mengeluh. Malah justru berusaha memanfaatkan penerangan yang ada sebaik mungkin. Luar biasa anak-anak itu. Tak ada keluhan dari bibir mereka sejak menginjakkan kaki ke pulau ini.

Tak ada fasilitas apa-apa disini. Lebih ekstrim lagi, tak ada penghuni tetap di pulau ini. Yang ada hanya sebuah keluarga yang menunggu pulau, dan para pemancing yang sudah langganan datang ke sini. Berada di pulau ini memang harus siap bekal dan mental. Mental anak-anak memang diuji disini. Dan menurutku mereka lulus ujian itu. Mereka mempelajari sekitarnya dengan sapuan pandangannya. Beradaptasi dengan segala situasi. Mengatasi persoalan dan menenangkan hati dalam keadaan tidak nyaman. Dan semua itu mereka lakukan tanpa keluhan. So sweet khan...?



“Kenangan Manis untuk Giveaway Manis-Manis

Sebagai tambahan mengenai Pulau Kayangan, dulunya di pulau ini pada masa penajajahan Belanda dibangun Rumah Sakit Karantina Haji. Sisa-sisa bangunannya masih ada. 




 sisa bangunan rumah sakit karantina haji

sisa bangunan rumah sakit karantina haji




50 komentar:

  1. perjalanan yang benar-benar terencana dengan baik. Melibatkan keluarga, menikmati kebersamaan dengan segala fasilitas yang terbatas pada kondisi pulau sepi, akan memberikan banyak torehan kenangan, apalagi untuk anak-anak yang dengan itu bisa belajar banyak hal.
    Manteb, semoga menang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... semoga menang... hehehe...

      Orang tua dan anak2 sama2 belajar banyak hal di sana mas Djangkies....

      Hapus
    2. aamiin ... pingin menang ?
      "wani piro .." hhhh kabuurrr

      Hapus
  2. Ihiiiiiiiiir. . .
    Say, bagi mienya dong. hihihihi

    Emang sweet sekali ya, Bund. Maniiis bangeeeeeed. . . :D
    Berasa dunia milik berdua, kan? :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha... itu indomie paling nikmat yang pernah bunda rasakan seumur hidup....

      Hapus
  3. indah bngeet suasananya mas,.. jadi pngeeen,..........
    salam kenal mas, ditunggu folback nya,..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok bisa menyimpulkan kalau saya mas mas siih....? qiqiqi...

      Hapus
    2. ngakak dulu mas....
      wakakakakakaka...

      Hapus
    3. aneh ya mas...? Pena Bunda kok mas...

      Hapus
    4. ooo ternyata ini yang dimaksud dengan komeng di fb itu ya Bun.

      Hapus
    5. ya iya ini...
      kira-kira sebabnya apa tuh mas Djangkies...? hehehe...

      Hapus
  4. Pemandangan yang indah dan eksotis, sepertinya objek ini bila dikembangkan akan menjadi objek wisata yang akan mengangkat itra dan perekonomian masyarakat setempat.

    Dilihat dari sisi-sisi keunikan tempat bangunannya yang sangat tidak terawat. Namun, objek ini biasanya sangat digemari para penggemar photo untuk berburu gambar yang unik dan klasik.

    Semoga kontesnya menang ya Mba.
    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalau pengamat wisata komennya beda yaa...
      Mas Indra jeli melihat pemandangannya.

      Makasih mas Indra.
      Salam kembali.

      Hapus
  5. Waduh, saya datang terlambat...
    Kenangan bersama keluarga besar pasti melekat di hati, terpatri dan tak bisa dilupakan. Itulah kenangan manis namanya.
    Dengan mengenangnya, maka kita bisa menghadirkan kembali masa2 indah itu.
    Terima kasih sudah ikut GA Manis-Manis
    Salam Manis... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuh pak Mars tau ajaaa... emang iya gitu pak... saking manisnya kenangan ini makanya diikutkan GA pak Mars deh...

      Hapus
  6. nggak mau deket2 sama bunda Lahfy ah...takut diabetes, kan manis hehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... waduuh... bakalan ngga punya teman nih saya nanti... Saya bagi manisnya ke mbak Sri deh... mau yaa...

      Hapus
  7. Camping keluarga yang indah dan seru ya mbak...
    tapi bagitu kurang cetar membahana badai.., karena Fanni cantik gak ikutan...

    gak Assyiiikkk, tapi ini waktu Fanni msh dijogja ya mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. Fanni masih di Yogya.
      Ini ayah bundanya udah gatel pengen camping lagi... Tapi keadaan belum memungkinkan...

      Hapus
  8. Kalo liburan ke pulau kayak gitu, saya jadi ingat film Jurasic Park. Serem deh keknya... :D
    Kenangannya so sweet banget nih, Mbak.
    Gudlak ngontesnya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga serem kok di sana... cuma memang gelap siih.... penerangan otomatis hanya yang kami bawa saja. Tapi ngga serem koookk... beneran deh...

      Hapus
  9. Nice post sob..:)
    jangan lupa kunjungi juga sahabat mu ini bro..:)

    BalasHapus
  10. selalu punya kenangan dan perjalanan manis ini si bunda. buat aku selalu pengen ke sana ke sini. haih.... :D

    kapan kapan aku mau ke sana bunda, mau gak jadi petanya... gigigigiigigigiggi.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah bawaan orang manis tuh begitu mas Ridwan... dimana2 ada kenangan manis.... #Lempar mouse...Eiiit... ngga kena...!

      Hapus
  11. Asyiknya ya keluarga mbak
    Tampak nyaman, damai, akur, akrab, dan banyak bersama dalam liburan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... semoga Allah melindungi kita semua.
      Ayah bundanya sama2 sula liburan yg beginian Kang Haris... Jadi anak2 ikut suka.

      Hapus
  12. asik ya bisa jalan-jalan ma keluarga,

    BalasHapus
  13. Mbakkk.., akhirnya aku kesampaian mampir ke rumah maya mbak Niken setelah sebelumnya say hello lewat BB Group hehehe.

    Mbak kali ke Pulau Kayangan lagi, jangan lupa ajak2 aku ya? kayaknya asyik tuh tempatnya.

    Goodluck utk GAnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak Reni... senangnya bisa ketemu disini...
      Aku sedang ga bisa ikutan rame di grup nih...

      Ntar ya kalo kesana lagi... hehehe..

      Hapus
  14. Trims sdh berbagi kenangan manis juga foto2 pulau kayangan ini, mbak... oya, semoga sukses di GAnya pak Mars ya..

    BalasHapus
  15. pasti seru nih camping bareng kluarga di pantai.
    semoga menang GAnya mbak.

    BalasHapus
  16. ngenes banget ya mbak melihat bangunan bekas rumah sakit

    BalasHapus
  17. aiih... seruuuu...
    :'( jadi kangen kumpul bareng keluarga besar..

    bunda, makasih udah membagi gula-gula kenangannya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aiiih... memang seru banget Liyan...

      Trimakasih kembali mau nerima gula-gulanya...

      Hapus
  18. asyik banget yah bunda. jadi kepengen camping juga..hehe :)
    semoga menang buat GA nya ^^b

    BalasHapus
    Balasan
    1. Camping itu bikin ketagihan. Sengsara2 dikit waktu camping itulah yg bikin asyik...

      Makasih supportnya mbak...

      Hapus
  19. so sweet yaa bund,....aiyayaya....hihihi :D

    BalasHapus
  20. Perjalanan yang menyenangkan dengan panorama yang indah. Asyik banget dah dengan panorama laut seperti itu.
    Sukses selalu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pulau itu jadi berasa punya sendiri... main2 sepuasnya ga ada orang lain selain rombongan kami saja.

      Hapus
  21. membaca uraianmu seakan ikutan berada disana lho mba... bener2 suasana yang indah penuh kesan ya mba, romantis banget!

    sukses ya untuk kontesnya.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak Alaika... senangnya bisa melihatmu lagi di kolom komen... hehehe...

      Makasih supportnya mbak... Pengalaman yg 1 itu memang nancep di hati

      Hapus
  22. Bu Niken terpilih menjadi salah satu pemenang GA ini.
    Mohon cek di pengumumannya
    Trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...
      Terima kasih sudah memilih tulisan saya sebagai salah satu pemenangnya... :)

      Hapus

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Pena Bunda © 2008. Design By: SkinCorner