Postingan iseng aja. Gara-gara habis bercanda sama Astri, jadi ingat kisah ini.
Dulu sekali...
Ibuku pulang membawa beberapa kantong belanja. Dengan suka cita aku menyambutnya, berharap ada satu atau dua barang yang ibu belikan untukku. Setelah menjawab salam ibu dan mencium tangan beliau, tanganku langsuk sibuk membongkar belanjaan ibu dengan penuh harap.
"Aku dibeliin apa, Bu?" tanyaku tanpa mengalihkan perhatian pada isi kantong yang aku bongkar.
Belum sempat ibu menjawab, aku sudah menemukan yang aku kira menjadi jatahku.
"Waaahh, asyiiik...! Baju sama tas..."
"Tas nya memang iya buat kamu, Nak. Tapi bajunya punya ibu."
"Lho... kok ukurannya sama kayak punyaku."
Ibu tersenyum,"Ya kan memang sekarang kamu sudah besar, sudah hampir sama sama ibu."
"Oooo... ini baju ibu," Sedikit kecewa karena aku suka dengan model dan warnanya. Modelnya tidak terkesan baju emak-emak.
Belum sempat ibu menjawab, aku sudah menemukan yang aku kira menjadi jatahku.
"Waaahh, asyiiik...! Baju sama tas..."
"Tas nya memang iya buat kamu, Nak. Tapi bajunya punya ibu."
"Lho... kok ukurannya sama kayak punyaku."
Ibu tersenyum,"Ya kan memang sekarang kamu sudah besar, sudah hampir sama sama ibu."
"Oooo... ini baju ibu," Sedikit kecewa karena aku suka dengan model dan warnanya. Modelnya tidak terkesan baju emak-emak.
Aku memang sering meminjam beberapa pakaian ibu yang aku suka. Tentu saja itupun kalau ibu anggap modelnya cocok untuk usia 17 tahunku. Bukan hanya pakaian, beberapa barang milik ibu seperti tas, sandal dan lain-lain juga sering aku pinjam.
Seperti pada hari itu ...
Lama aku terpaku di depan lemari pakaianku. Bingung mau memakai yang mana. Bosan rasanya memakai baju yang itu itu saja. Hari ini aku ada undangan ulang tahun teman sekelasku. Aku ingin tampil beda dari biasanya. Tapi isi lemariku sepertinya sudah lama tidak bertambah penghuni baru.
Tiba-tiba seketika muncul ide dalam otakku.
"Ahaaa.... aku tahu mau pakai baju yang mana."
Aku bergegas menuju lemari pakaian ibu. Mencari yang aku cari. Yess! Ini dia... Baju ibu yang baru dibeli kemaren. Yang aku suka model dan warnanya. Aku mengambilnya dan langsung mencobanya. Wah... pas sekali. Ternyata ibu benar. Tubuhku sudah sama besar dengan ibu. Ada sedikit longgar di bagian pinggang, tapi tak masalah. Tetap keren.
Setelah merasa yakin dengan pilihanku, barulah aku menghampiri ibu yang sedang membaca di ruang keluarga. Ibu menatapku sambil berkata,
"Heiii... itu kan baju ibu."
"Pinjam ya bu... Aku mau ke ulang tahun teman." dengan nada merayu aku meminta ijin.
(minta ijin kok udah dipakai duluan. Salah ya...)
"Anak ibu udah besar ya. Udah bisa join pakaian sama ibu. Iya boleh. Tapi lain kali minta ijin dulu ya. Jangan langsung pakai gitu. Yang namanya meminjam barang, sekalipun punya ibu atau saudara, tetap harus dengan ijin yang punya.."
"Maaf ya ibu sayaaang... Niken nggak akan ulangi lagi. Makasih." dengan girang aku memeluk dan mencium pipi kiri kanan ibu.
Aku anak perempuan satu-satunya, jadi bisanya ya pinjam barang-barang ibu. Kalau punya saudara perempuan pastinya bakal lebih seru lagi ya.
Waktu berputar begitu cepat.
Sampailah pada saat ini. Aku dan anak gadisku, Astri, pun punya perbincangan seperti ini:
"Bunda, aku pinjam jilbabnya dong".
"Sandal bunda boleh nih kalau aku pinjam."
"Rok bawahan bunda bisa aku pakai juga nih, pinjem ya."
"Sepatu kets bunda dipakai nggak? Aku pinjam buat jogging ya."
"Aku pinjam tas bunda dong".
Sepanjang memang pantas dan bisa Astri pakai, aku ijinkan saja. Mana tahan menghadapi cium dan pelukannya yang bertubi-tubi kalau sedang merayu. Hihihi, bundanya meleleh deh sama rayuan Astri.
Cuma gamis dan pakaianku yang kebesaran buat Astri tidak bisa joinan memakainya. Sebab tubuhnya tidak sebesar tubuhku. Hehehehe. Kalau rok, karena selalu pakai karet, Astri masih bisa pinjam. Kan kami sama-sama berpakaian muslimah, jadi tak perlu full press body kan.
Ternyata soal pinjam meminjam ini malah makin mendekatkanku pada Astri. Bisa buat bahan bercandaan. Sebab tiap Astri mau pinjam barang-barangku, dia akan merayuku sedemikian rupa, dan aku akan pura-pura keberatan sampai dia bermanja-manja. Selalu ada cara buat sang bunda ini supaya mendapat pelukan mesra dari anaknya.
Punya pengalaman yang sama, teman-teman?
Seperti pada hari itu ...
Lama aku terpaku di depan lemari pakaianku. Bingung mau memakai yang mana. Bosan rasanya memakai baju yang itu itu saja. Hari ini aku ada undangan ulang tahun teman sekelasku. Aku ingin tampil beda dari biasanya. Tapi isi lemariku sepertinya sudah lama tidak bertambah penghuni baru.
Tiba-tiba seketika muncul ide dalam otakku.
"Ahaaa.... aku tahu mau pakai baju yang mana."
Aku bergegas menuju lemari pakaian ibu. Mencari yang aku cari. Yess! Ini dia... Baju ibu yang baru dibeli kemaren. Yang aku suka model dan warnanya. Aku mengambilnya dan langsung mencobanya. Wah... pas sekali. Ternyata ibu benar. Tubuhku sudah sama besar dengan ibu. Ada sedikit longgar di bagian pinggang, tapi tak masalah. Tetap keren.
Setelah merasa yakin dengan pilihanku, barulah aku menghampiri ibu yang sedang membaca di ruang keluarga. Ibu menatapku sambil berkata,
"Heiii... itu kan baju ibu."
"Pinjam ya bu... Aku mau ke ulang tahun teman." dengan nada merayu aku meminta ijin.
(minta ijin kok udah dipakai duluan. Salah ya...)
"Anak ibu udah besar ya. Udah bisa join pakaian sama ibu. Iya boleh. Tapi lain kali minta ijin dulu ya. Jangan langsung pakai gitu. Yang namanya meminjam barang, sekalipun punya ibu atau saudara, tetap harus dengan ijin yang punya.."
"Maaf ya ibu sayaaang... Niken nggak akan ulangi lagi. Makasih." dengan girang aku memeluk dan mencium pipi kiri kanan ibu.
Aku anak perempuan satu-satunya, jadi bisanya ya pinjam barang-barang ibu. Kalau punya saudara perempuan pastinya bakal lebih seru lagi ya.
****
Waktu berputar begitu cepat.
Sampailah pada saat ini. Aku dan anak gadisku, Astri, pun punya perbincangan seperti ini:
"Bunda, aku pinjam jilbabnya dong".
"Sandal bunda boleh nih kalau aku pinjam."
"Rok bawahan bunda bisa aku pakai juga nih, pinjem ya."
"Sepatu kets bunda dipakai nggak? Aku pinjam buat jogging ya."
"Aku pinjam tas bunda dong".
Sepanjang memang pantas dan bisa Astri pakai, aku ijinkan saja. Mana tahan menghadapi cium dan pelukannya yang bertubi-tubi kalau sedang merayu. Hihihi, bundanya meleleh deh sama rayuan Astri.
Cuma gamis dan pakaianku yang kebesaran buat Astri tidak bisa joinan memakainya. Sebab tubuhnya tidak sebesar tubuhku. Hehehehe. Kalau rok, karena selalu pakai karet, Astri masih bisa pinjam. Kan kami sama-sama berpakaian muslimah, jadi tak perlu full press body kan.
Ternyata soal pinjam meminjam ini malah makin mendekatkanku pada Astri. Bisa buat bahan bercandaan. Sebab tiap Astri mau pinjam barang-barangku, dia akan merayuku sedemikian rupa, dan aku akan pura-pura keberatan sampai dia bermanja-manja. Selalu ada cara buat sang bunda ini supaya mendapat pelukan mesra dari anaknya.
Punya pengalaman yang sama, teman-teman?
heummm...senengnya punya anak dah besar ya bund,kayak temen bisa curhat dan pinjem baju hehe....
BalasHapusmanis sekaliiiiiiii....big hug ^^
Iya mbak Hanna, kami kayak teman aja. Tiap hari cuma ledek2an aja.
Hapusindaaah.....
BalasHapusjust one word :(
Buatlah keindahan yang lebih kelak.
HapusJadi kangen mama bis baca postingan bunda. Dlu aku jg srg pnjem tas, jilbab, bross dll bukan akhirnya di akuisisi hehe.....
BalasHapusRasanya gimanaaa gitu ya kalau bisa pinjam barang2 ibu.
HapusIbuku suka banget pake tas ku, kerudungku...
BalasHapusdan gak pinjem lagi, sampe selawase... hahhaa
Laah, malah terbalik ya Noorma.
HapusAsyik. Lha kaosku suka dilungsur anak2 perempuanku juga je. Soalnya apik2 ha ha ha
BalasHapusSalam hangat dari Surabaya
Memang asyik kok pakde lungsur-lungsuran begitu. Buat anak, rasanya bangga aja bisa pakai barang orang tua :)
HapusSalam kembali
Abis baca postingan ini jadi pengen ketemu ibu :(
BalasHapusKangen rasanya walopun baru 2 minggu lalu terakhir ketemu, tapi tiap denger suaranya di telp itu saya bayangin banyak beban dan kedengaran seperti org yg letih.
Jangan buat keletihan ibu menjadi sia-sia. Do'akan selalu kesehatan dan keberkahan buat beliau :)
HapusAamiin :)
HapusPastinya saya juga mendoakan beliau walaupun saya sekarang beda pulau dan jauh dari ibu..
Cuma rasa kangen yang kadang gak tertahan
Bisa dibayangkan. Sebab saya juga sering merasakan hal yang sama saat merindukan almarhumah.
HapusMembaca Postingan jadi kangeen Bundaku...
BalasHapusSeandainya bundaku masih ada pasti ku bisa pinjem meminjam barangnya ya sama kaya bunda niken n astri,,,, :-)
Jadi kangeeen keluarga kecilku,,,, :-(
lha ya sama Rumi. Bunda juga ingat almarhumah. Sampai sekarang masih ada peninggalan beliau yang bunda pakai.
Hapusjadi inget kalau lagi pinjem2an barang sama ibu juga gitu, di cium2 sampek dipinjemin, heheheh :D
BalasHapusanak gadis nya makin tjantik bund :D
Hahaaay.. jurus jitu dalam meminjam barang ibu, ya Niar. Padahal kami, ibu-ibu cuma pura-pura keberatan lhoo...
HapusAlhamdulillah Allah beri anak semanis Astri. Makasih Niar.
sama dong bun,,kaka rani udah ngumpulin aja baju2 mimi nya yg kira2 pas buat dia. sengaja jg mimi berusaha ngurusin badan biar bisa pinjem2an baju dg si kakak, untuk sementara udah bisa tuh pinjem2an jaket trendy hehehe
BalasHapusWah, Mimi bisa ya pinjam punya kakak Rani. Kalau aku mana bisa. Paling2 kaos kaki aja. qiqiqi...
Hapuswowwww sama seperti rani dan ibu dimedan... dari mulai baju dan sendal suka tukeran pakainya.. sekarang jauh.. cuma bisa kirimin Ibu baju saja.... love you mom
BalasHapusBunda sama Asti sama banget seperti rani dan Ibu ^_^
OOh, iyakah Rani? Senang mendengarnya. Pasti hal seperti ini bisa membuat rindu ibu ya.
HapusJadi makin pengen ketemu Rani nih :)
Rindu banget Bund...seperti terurai dalam tulisan rani diblog.. itu saat rani rindu banget.. eh baca tulisan Bunda jadi rindu lagi deh.... ^_^
HapusInsyaAllah.. kita bisa ketemu Bund.... rani juga pengen ketemu sama Penulis Buku Rembulan Cinta Seorang Bunda hehehhe
Hihihi, bisa aja Rani ini.
HapusSemoga Allah mempertemukan kita ya. Aamiin.
Kalau Dev lain lagi, dia tidak pernah mau pakai baju, kaus, celana, dll kalau bukan miliknya sendiri. Gak tau kenapa.
BalasHapusMungkin Dev pikir selera ayahnya payah.. Upss.
HapusHmmm.. seperti apakah selera Dev? Kemeja kotak-kotak ya..?
Makjleb!!! 1.000.000.000.000% setuju!! Anak punya selera yang lebih baik ketimbang bokapnya, wakakak! PuASSSSSSS!!!
Hapushihihi... lepas banget nih mas Belalang kayaknya :D
Hapuswah seru ya kl punya anak cewek bisa pinjem2an :))
BalasHapusbtw aku br sekali ini kermh mb niken yg ini ya ? *kemanee aja guee hihihi..
header blognya maniiss sekali mb.. :)
Hihihi.. kemana aja hayooo!
HapusSeru banget mbak Enny. Kayak sama temen.
Headernya ga jauh dari bunga ya.
Aku dan Intan, juga suka bertukar pakaian, tas dan asesoris, Mbak. Hanya sepatu yang udah ga bisa saling tukaran, karena kini anak gadisku, kakinya udah lebih besar dari uminya. Juga tingginya mulai melampauiku. Jadi untuk celana panjang/jeans, udah ga bisa lagi saling tukaran, rok dan atasan, masih sip! :) Hehe.
BalasHapusMemang enak banget punya anak gadis ya, Mbak, bisa jadi sahabat. :).
Btw, aku juga anak perempuan satu2nya, dan dulu, jg sering tukaran dengan ibuku. Hanya saja terkadang selera kami jauh berbeda, jadi banyak juga yang ga saling match. Haha.
Kebetulan ukuran kaki kami masih sama, mbak Al. Masih bisa joinan.
HapusAstri sekarang ini makin nyenengin kaau diajak diskusi. Makin sejalan pikirannya. Apalagi sekarang dia mulai nulis. Jadi makin kompak deh kami.
nek pinjam-pinjaman dulu sama kakak, nek sama mamak gak bisaa, soale dulu mamak lemuuu, Oyen kurusss...xixixixi. Gak tauk ya entar kalo dedek fira uda gede, mungkin bisa pinjam meminjam :P
BalasHapusgadisnya tjantique :P
Pinjem2an sama kakak juga seru ya Oyen. Bisa satu selera malah.
HapusAlhamdulillah, semoga keimanan Astri juga cantik. Aamiin.
ngakuuuu mbak aku juga suka pinjem mama dulu :)
BalasHapusTos dong mbak Lidya!
Hapusaku juga selalu main pinjam-pinjaman sama mama dan saudara-saudara, kadang mama keberatan kalau baju yang ingin aku gunakan terlalu tua-an, aku cuek aja, bagus ko' ma,hehe...
BalasHapusFatih pinjam apanya mama sih?? Pakai rok juga?
HapusBunda, boleh pinjam si asus kah? makacih :p
BalasHapuscini kalo mau pinjem. Bawa wingko 5 dus ya :p
HapusKalo di keluargaku pakai baju anggota keluarga yg lain sudah biasa. Papaku membiasakan hal itu karena katanya itu jd perekat hubungan keluarga. Maklum, papaku ada 12 bersaudara dan dulu semua barang adalah milik bersama. Aku paling bisa joinan sama baju atau jilbab mama, kalo papa aku suka pinjam kaos oblongnya buat di rumah. Kalo sama adek perempuanku, jarang joinan baju, soalnya ukurannya beda jauh.. hahaha Kalo barang lain sih sering... ^^
BalasHapusTapi memang bener lho mbak, pinjem2an ini bisa mengakrabkan keluarga. Rela barang kita dipakai sama saudara, rasanya itu juga belajar berbagi. Beruntung deh punya saudara banyak :D
HapusBundaa aku boleh pinjem sandalnya gaa..
BalasHapussoalnya aku ga punya sandal..
Aku sama adek2ku perempuan semua, meski umurnya beda 6 dan 8 tahun tetep suka saling pinjem meminjam, hihihii..seruu Buun !
Nah sekarang sama Olive, olive yang suka minjem2 tas ransel emaknya, hmm..tapi bener seruu loh Bun, jadi lebih deket !
Asyik ya punya saudara perempuan semua. Bisa kompak pakai barang. Pinjam meminjam barang bisa makin mengakrabkan :)
Hapusklo dian suka tukeran baju sama adek bun, kebetulan kamiber3 cewek2 ukuran bajunya nggak beda jauh, tp sering berantem juga si gra2 baju hehehe...
BalasHapushihihi, ada bumbu berantem juga rupanya. Kalau ga ada berantem dikit2 kok kurang seru ya :D
Hapussaya sangat suka cara anda mempermainkan kata yang membalut perasaan hingga tercipta suasana yang mempermainkan emosi saya sebagai pembaca. Sukses trus Indonesia kalem aja hahaha
BalasHapusPlace ADS
Oh ya Sampai sebegitunya emosi anda saya permainkan :D
HapusMari sukse bersama.
Hahaha asik ya Bun
BalasHapusaq malah gak pernah je Bun pinjem2 barang Mami kecuali pinjem duit *ngikik
hahaha... pinjam yang satu itu pasti cocoknya ya mbak Esti :)
Hapushehehe.. aku malah lebih sering pinjam barang2 abangku, kecuali jilbab. gitu bunda. hehehe
BalasHapusdan,, ah..astri nya cantik banget. :D
Kalau abangnya Azi pakai jilbab, ntar malah gawat ya.
HapusTrimakasih Azi. Kamu juga cantik.
Jadi ingat syair lagu Iwan Fals:"buku ini aku pinjam..." Salam hangat ya bunda, dari admin Facebook Direktori Blog Indonesia
BalasHapusWaahh, suka lagu2 Iwan Fals ya. Saya dan suami juga lho.
HapusMakasih ya mas. Salam kembali.
aku juga sama ibuku sampai sekarang suka pinjam jilbab :),
BalasHapusMemang jilbab yang paling sering dan paling mudah untuk saling pinjam.
HapusHihii.... pinjem-pinjeman emang seru. Ternyata banyak yang pernah ngalamin ya. ^_^
BalasHapusLiyan juga pernah sekali, penjem kebaya ibu waktu mo kartinian dulu, :D
o iya itu fhotonya dik astri ama bunda mesra banget, sama-sama cantik...
Akhirnya jadi banyak yang mengaku kalau saling pinjam ya.
Hapusiya mak kalo badannya sama sih gak masalah ya.. lah.. kalo body sizenya beda... hehehe... tapi aku suka tuker-tukeran sepatu sama anak gadisku. paling suamiku yang protes "de,inget umur dong.".. soalnya model sepatu dia girly banget.
BalasHapusAku sama Astri sizenya bener2 beda lho mak Ade. Pokoknya yg bisa saling pinjam, ya manfaatkan. Yang tidak yaaaa mengelus dada aja. qiqiqi...
HapusPunya Pengalaman serupa ?
BalasHapusWaaahhh ... punya banget Bu ...
Anakku tiga kan laki-laki semua ...
Saya bebaskan mereka untuk memakai pakaian yang saya punya ... asal mereka cocok dengan model-design - warna - corak dan sebagainya ... mereka langsung nggak ragu untuk bilang ke saya dan memakainya ...
Sepatu ... Baju ... kacamata item ... kaos ... T Shirt ... bahkan ... yes indeed ... Handuk keramat pun mereka suka pinjam ...
Ada yang dibalikin ...
Ada yang tidak ...
Hahaha
Salam saya
(percaya sama saya ... sepatu kanvas yang kemaren saya beli itu ... minggu depan pasti udah berpindah kaki ...)
Laaah, ya iyalaah om bisa melungsurkan dan meminjamkan barang2 om ke anak2. lha wong om tampilannya casual banget gitu. Kondangan mirip kayak mau joging. qiqiqi.
HapusPengen juga cari sepatu kayak om punya.
Salam.
sering lho pinjam tas mamaku..
BalasHapuskalau baju nggak minjem, tapi dilungsurin he..he..soalnya mesti dikecilkan dulu
kemeja dan kaus akmarhum papa dulu sering kuincer, tapi dapatnya setelah beliau almarhum
Tas, dompet, asesoris... wah..banyak banyaaak deh :)
Hapusasik, ya, kl udah mulai bs pinja-pinjaman sm anak sendiri :)
BalasHapusIya mbak Myra, dengan Keke sudah suka dipinjem belumnig barang2nya?
Hapussampai skrg saya masih suka pinjam baju dan jilbab mama, bun.. ahaha.. cuma kalau sandal sepatu nggak bisa soalnya kaki mama kecil.. haha..
BalasHapusah bunda.. jd terharu deh mbacanya,,
anakku vania, msh 5 tahun.. punya beberapa kaos yg kebesaran,, itu dia tawarkan ke saya bun.. "Bunda, kalau mau pinjam kaosnya Nia boleh nih yg ini.." begitu katanya.. hihihi..
mother-daughter relationship is amazing..
Saya juga kalau ingat relation dengan almarhumah, suka sedih campur bahagia. Sedih krn sudah tak bisa lagi mengulangnya, bahagia karena Allah memberi saya seorang ibu yang luar biasa.
HapusSaya sudah berkunjung kemari, tapi pakai handphone tapi sayang saya tidak bisa meninggalkan jejak karena ada chapthanya. Begitulah serunya dalam keluarga, saling pinjam dan rebutan terasa lebih seru. Terasa ada yang membutuhkan dan dibutuhkan.
BalasHapusRasanya semua blog saya (3) nggak ada yang pakai chapcha. Tapi makasih kembali berkunjung.
Hapusapa karena sinyal , saya lupa jadinya. selamat berhari minggu !
HapusTrimakasih, selamat hari ahad.
HapusHai Bunda, Astri manis sekali...jadi pingin ketemu. Seneng ya Bun, bisa saling pinjem...Sama, aku suka pinjem tapi akhirnya jadi keterusan, bukan baju, karena ibuku tidak selangsing aku. Namun tas, jilbab dan aksesoris. Jalinan ini juga ya, Bun yang mempererat keharmonisan keluarga.
BalasHapusSalam
Astin
Kebalikan nih mbak Astin, ibuku tidak sebesar aku. qiqii.
HapusSelama kita bisa menyikapinya dengan baik, akan seperti itulah hasilnya. Sebab ada juga yg merasa susah karena hrs saling pinjam.
Salam kembali.