Kami berpelukan. Ada tangisan dalam pelukan itu. Namun...air mata itu bukan sebuah ungkapan kesedihan. Aku dan bunda saling menumpahkan perasaan kami dalam air mata. Tak banyak kata-kata yang terucap. Hanya air mata dan pelukan yang berbicara. Bunda mengusap-usap punggungku, menepuk-nepuknya ringan. Dari kedua telapak tangannya aku rasakan curahan seluruh kasih sayangnya. Begitu menenangkan dan menyejukkan hatiku. Dari usapan lembut itu aku merasakan, takkan ada yang menandingi kasih sayang bunda di dunia ini.
"Terimakasih anakku...", bisik bunda masih memelukku erat
"Maafkan bunda terlambat membekalimu dengan pengetahuan akan hal itu, terima kasih kau begitu cepat mengerti. Maafkan atas kelalaian bundamu ya nak...", bunda mengucapkannya sambil terisak.
Aku hanya mengangguk dalam dekapannya. Sesungguhnya batinku masih bercampur aduk. Pikiranku masih penuh dengan kecemasan. Tapi aku sadar, bahwa apa yang beberapa hari ini selalu dibicarakan oleh bunda adalah sebuah kewajiban yang harus aku kerjakan. Yaitu berjilbab. Aku tak punya alasan untuk menolaknya. Begitu lengkap bunda menerangkan dali-dalil yang menguatkan kewajiban itu. Aku memang harus mengikutinya.
Kemaren bunda memintaku membuka Alqur'an Surat Al - Ahzab ayat 59, dan ketika aku membaca ayat tersebut, hatiku berdegub kencang.
“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:”Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
Begitu jelas perintah berjilbab pada ayat tersebut. Bagaimana mungkin aku membantahnya? Bunda selalu mengulang-ulang ayat itu dalam beberapa hari ini. Sambil mengusap-usap kepalaku, bunda terus menerus membicarakan masalah jilbab ini. Aku selalu diam tak menjawab. Bahkan ketika bunda melanjutkan dengan mengungkapkan sebuah hadist, aku masih tetap diam tak menjawab.
Rasululloh SAW bersabda: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Hatiku ragu.... siapkah aku dengan perubahan yang menanti diesok hari? Hari-hari akan menjadi berbeda tentunya. Apa kata teman-teman melihat perubahanku nanti? Dan masih banyak bersitan pikiran yang bermunculan begitu saja. Aku memang agak sulit dengan sebuah perubahan. Aku memang terkenal pemalu di sekolah. Aku hanya kuatir kalau aku tidak bisa istiqomah dengan jilbabku.
Hatiku ragu.... siapkah aku dengan perubahan yang menanti diesok hari? Hari-hari akan menjadi berbeda tentunya. Apa kata teman-teman melihat perubahanku nanti? Dan masih banyak bersitan pikiran yang bermunculan begitu saja. Aku memang agak sulit dengan sebuah perubahan. Aku memang terkenal pemalu di sekolah. Aku hanya kuatir kalau aku tidak bisa istiqomah dengan jilbabku.
"Bunda... tahun depan saja ya... Aku belum siap." Aku mencoba menawarnya dalam obrolan tadi. Tapi jawaban bunda malah makin membuatku berdebar-debar.
"Nak... Kita tidak tahu apakah besok hari kita masih ada umur. Untuk apa menunda amalan ibadah yang sudah jelas-jelas perintahnya wajib untuk kita. Ingat hadist ini nak...,"
Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunggu-nunggu waktu pagi. Jika engkau berada di waktu pagi, janganlah menunggu-nunggu waktu sore. Manfaatkanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Manfaatkan pula masa hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR. Bukhari)
Aku langsung memeluk bunda begitu bunda mengemukakan hadist itu. Aku yakin sekarang... Aku harus bersegera memakai jilbab. Maka dengan mengucap Bismillahirrahmannirrahiim..... aku luruskan niat dan akan berusaha merubah pola pikirku selama ini.
"Dengan pelukan dan belaian ibu.... pasti aku bisa, aku hanya mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi,"batinku. "Ya Allah... mohon kekuatan batin dan iman agar aku istiqomah menjalankan kewajibanku sesuai perintah-Mu....berjilbab. Bantulah aku menghadapi hari-hari esokku."
Setelah segala perasaan tertuang dalam dekapan bunda. Kami lalu memperbincangkan apa saja mengenai perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi. Allah pasti akan memberi jalan dan kemudahan untuk sebuah niat yang ditujukan untuk mencari ridhaNya.
Bunda membantuku mendata apa saja kelengkapan busana muslimah yang aku butuhkan. Dan mulailah canda menghiasi perbincangan kami. Gurauan demi gurauan mengalir membuatku seakan mendapat kekuatan dan kemantapan menghadapi hari esok. Bunda memang selalu mengerti bagaimana menenangkanku.
**************************
Kini... 3 tahun telah berlalu... Alhamdulillah Astri tetap istiqomah dengan busana muslimnya. Segala kecemasannya tidak terbukti. Lingkungan yang dikhawatirkannya akan mengolok-oloknya justru saling menguatkan satu sama lain. Allah selalu menepati janji-Nya. Memberi kemudahan untuk sebuah niat amalan ibadah yang ditujukan untuk mencari ridha-Nya.
HIDAYAH ITU DIKEJAR.... BUKAN KITA TUNGGU....
Selamat untuk blog barunya ya mbak
BalasHapusBerarti ini koment yg pertama diblog ini...
HapusMakasih.... Makasih...
HapusHarus dapat hadiah niiihh...
alhamdulillah ... semoga blog barunya ramai
BalasHapusdan semoga tetap istiqomah berhijab :)
آَمِيّـٍـِـنْ يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِنْ
HapusInsya اَللّهُ istiqomah mbak...
Trimakasih kunjungan perdananya di sini :)
Ade Astri Cuantiiik, senyumnya pun manis, semanis gula aren. . :)
BalasHapusSelamat untuk blog barunya, Bunda. .
Tulisan pertama kali ini sungguh memberikan pelajaran tersendiri untuk idah. :)
Terimaksih, Bunda. . :)
Trimakasih mbak Idah...
HapusSering-sering main kesini ya...
Selamat atas launching blog barunya mbak.
BalasHapusHaduuuh tulisannya pun menyentuh.. -_-'
Trimakasih mas Darin...
HapusSaling berbagi ya mas..
Blog baru, di awali dengan cerita yang sangat Indah....
BalasHapussemoga kita selalu mendapatkan hidayah ya Bun...
semoga Blog ini Bermanfaat dan di hitung Ibadah ya Bun...
آَمِيّـٍـِـنْ يَآرَبْ آلٌعَآلَمِِيِنْ
HapusSemoga ya hidayah dan petunjukNya selalu datang kepada kita.
Makasih kunjungannya.
yuk kejar hidayahh... kejar hadiahnya jua...
BalasHapuskejar-kejaran... ngga capek ya mas Ari...
HapusMengejar yang ini malah hadiahnya besar.
Request dong, tampilin profil Adek Fanni hehe....
BalasHapusTenang mas Belalang, akan tiba waktunya.
HapusBikin penasaran seseorang dulu aaahh... :D
asiikk ada blog baruu...
BalasHapussemoga tambah rame yaaa..!!
Asyiikk... Nchie udah mampir...
HapusSering2 kemari yaaa...
Selamat atas blog barunya jeng.
BalasHapusWah nak Astri sudah cantik yaaa
Salam hangat dari Surabaya
Trimakasih pakde...
HapusAlhamddulillah Allah memberi anugrah gadis secantik Astri.
Salam kembali...
wah ini blog baru ya
BalasHapuskayaknya nih di sini isinya akan lebih fokus dalam hal parenting ya bunda
dik Astri, kakak dukung utk selalu istiqomah :)
انشـــــاء الله
HapusNiatnya begitu Kang Haris... Supaya saya mau terus belajar.
Aamiin untuk do'anya buat Astri.
horeee blog baru, jd skrg ada brp blognya bunda?
BalasHapusIni baru blog ke dua kok....
HapusMakasih ya kunjungannya
pastinya makin cantik setelah berjilbab ya, siapa dulu bundanya
BalasHapusAlhamdulillah... Ciptaan Allah memang Maha Sempurna...
HapusSelamat atas peluncuran blog barunya yang indah. Namun yang paling terindah adalah hidayah menggunakan kerudung (JILBAB) yang sudah terbukti kebenaran dan keagungannya. Semoga tetap langeng dan istiqamah diiringi hati yang ikhlas. Salam dari Blogger Pontianak
BalasHapusAamiin...
HapusTrimakasih pak Asep...