Selasa, 01 Oktober 2013

Jadilah Laki-Laki Yang Basthotan Fil Ilmi Wal Jismi

Bismillahirrahmannirrahiim,

Masih tentang anak sulungku, Luthfan. Belakangan memang Luthfan sedang menunjukkan perkembangan mental dan kedewasaan cara berpikir. Aku ingin mencatatnya di sini, sebagai bagian dari masa perkembangannya.


Di usia 17 tahun ini, Alloh memberikan banyak kenikmatan dan petunjuk untuk Luthfan. Alhamdulillah, pintu bagi ladang amalnya dibukakan Alloh tanpa disangka-sangka. Semua berawal dari sebuah sms yang aku terima pukul 04.00 WIB dari Ukhti Hani, guru halaqahku.

"Bismillah... Mbak Niken, nanti jam 06.00 saya mau telpon, ada yang mau saya bicarakan tentang Luthfan. Saya juga perlu bicara dengan Luthfan."

"Bismillah... Iya, ukhti. Nanti saya beri tahu Luthfan."

Dalam hati aku bertanya-tanya, ada apa gerangan ukhti Hani ingin bicara dengan Luthfan. Tapi aku yakin, ini bukan sesuatu yang buruk, justru hatiku mengatakan, akan ada kabar baik untuk Luthfan.

Benar saja. Ternyata Ukhti Hani memberikan tawaran untuk Luthfan mengajar les private matematika anak SD. Karena ukhti Hani pernah tinggal bersama kami selama 6 bulan, ukhti merasa Luthfan mampu mengajar. Sebetulnya ada juga permintaan untuk anak SMP, tapi karena baru pertama kali, jadi ukhti menyarankan untuk mengajar yang SD dulu. Bahkan orang tua anak itu minta hari ini juga langsung les karena sedang UTS (Senin, 30 Sep).

"Saya ada bimbel jam 16.30, bu Hani. Sedangkan pulang sekolah jam 15.00."

"Bisa tidak Luthfan usahakan sebelum bimbel mengajar Noval dulu (nama muridnya)?"

"Oke deh, saya minta nomor hape ibunya Noval, untuk tanya alamatnya."

Aku merasa surprise sekali mendengar obrolan telpon Luthfan dan Ukhti Hani. Sambil membayangkan Luthfan akan pergi sekolah jam 6.15 dan akan pulang ke rumah di atas jam 20.00. Tapi aku tetap mendukung kesempatan yang datang ini. Menyimak percakapan Luthfan dengan ibunya Noval pun membuatku tersenyum bahagia. Luthfan bisa begitu berbeda dari biasanya. Tenang dan berwibawa. Aaiiihhh... Peluk Luthfan...

"Bersyukur mas Luthfan, Alloh memberikan jalan buat mamas berbagi ilmu yang mamas punya. Yang ikhlas mengajar. Lakukan bukan semata-mata karena uang yang akan kamu dapat, tapi kamu sedang belajar di sekolah kehidupan yang tidak kamu dapat di sekolah formalmu."

"Doakan aku, Bunda." Luthfan mencium tanganku cukup lama. Aku membelai kepala dan kemudian menciumnya. Setelah itu Luthfan berangkat sekolah. Seharian itu aku sengaja tak menghubunginya untuk sekedar bertanya mengenai pengalaman pertamanya mengajar. Aku ingin mendengar langsung kalau Luthfan sudah tiba di rumah.

Menyambutnya pulang jam 20.20 serasa ingin langsung memberondongnya dengan banyak pertanyaan. Tapi aku tahan untuk memberi kesempatan Luthfan istirahat, mandi, sholat Isa dan makan. Setelah itu barulah cerita mengalir dari bibirnya.

"Mamanya Noval cuma ngobrol sebentar tadi, tanya aku sekolah di mana, terus nyeritain kelemahan-kelemahan Noval. Oh ya... aku juga diminta ngajar ngaji Noval dan adiknya."

"Ngajar ngaji juga? Adiknya kelas berapa?"

"Kelas 1, Noval kelas 5."

"Kamu ngajar ngaji, gimana maksudnya?"

"Adiknya Iqro', Noval Qur'an. Tadi habis belajar sama Noval, ngaji sebentar. Trus aku langsung  ke bimbel."

"Subhanallah... Mas Luthfan bersedia juga ngajar ngaji?"

"Iya, nggak apa-apa kan Bunda?"

"Boleh-boleh saja. Bagus malah. Tapi bunda cuma mau mengingatkan, uang yang mas Luthfan terima, adalah bukan karena mengajar ngaji, tapi karena mengajar bidang studi atau pelajaran. Mas Luthfan tau kan, kita tidak boleh menerima bayaran karena mengajarkan Alqur'an. Luruskan niatmu ya Nak. Sudah pernah dapat ayatnya kan?"
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api , dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih." (Al-Baqarah:174)
"Atau engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka? Sedangkan imbalan dari Tuhanmu lebih baik, karena Dia Pemberi rezeki yang terbaik." (Al-Mukminun 72)
"Iya, Bunda. Aku paham kok soal itu. Makanya tadi aku oke aja adik Noval ikut belajar. Nggak masalah. Aku kan memang niat ke sana buat ngelesin Matematika. Tadi aku langsung dibayar untuk pertemuan hari ini. Mulai Oktober, dibayar bulanan. Aku udah bilang kok, kalau untuk ngajinya aku nggak mau dibayar."

"Bagus, Say. Kita selama ini begitu dimudahkan Alloh untuk belajar Alqur'an. Ditemukan dengan Ukhti Hani, Pak Umar (guru halaqah anak-anak sekarang), yang begitu ikhlas mengajarkan ilmu Alqur'an tanpa meminta imbalan apapun. Jadi itu juga yang harus mas Luthfan lakukan. Insya Alloh dapat balasan dari Alloh lebih besar. Anggap saja ini ladang amal buatmu. Subhanalloh, Nak. Jalan dari Alloh ini."

"Minggu depan aku mau rubah jadwal lesnya biar nggak sama dengan hari bimbelku. Supaya ngajarnya bisa lebih santai."

"Setuju! Mamas juga nggak terlalu capek. Tadi Ukhti Hani bilang kalau ada anak SMP juga yang mau les Matematika dan Fisika. Berani nggak?"

"Insya Alloh bisa. Tapi nanti dulu, Bun. Aku biar jalan dulu sama Noval ini. Aku kan harus bagi waktu sama belajarku sendiri. Takut sama tanggung jawabnya nanti."

Apakah aku tak boleh merasa bangga padanya? Luthfanku sudah bisa berpikir begitu bijaksana. Dia sudah kelas XII, jadi harus fokus pada persiapan ujian akhir dan persiapan masuk perguruan tinggi. Luthfan punya target cukup lumayan ke depannya, yang harus diupayakan dengan semangat dan giat belajar. Melihat kesehariannya, aku bisa melihat Luthfan serius ingin meraih apa yang dicita-citakan. Seperti biasa, ayah bunda mensupport dengan semampunya.

Anakku, jadilah kau laki-laki yang Basthotan fil ilmi waljismi (kuat ilmu dan fisik).






                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      

54 komentar:

  1. Subhanallah,, ah, gak bisa komentar apa2 bun, selain salut dan ikut berbangga,, semoga mas luthfan selalu dimudahkan Allah SWT :) salam sayang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Aamiin Ya Rabb... trima kasih Iyha...
      Salam sayang juga buat Osar ^_^

      Hapus
  2. Dengan mengajar les itung2 memnyalurkan ilmu ya mbak. Luthan hebat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak Lidya... Kalau dia ngajar, itu artinya dia belajar.

      Hapus
  3. Amin, semoga saja seperti keingin sang ibunda ya :)

    BalasHapus
  4. sip dah mamas.. tuk saat ini bukan karena uangnya tapi pembelajaran sebagai pengajar les dan amanah itu yang berharga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget itu le. Akan banyak sekali manfaatnya untuk Luthfan. Kalau cuma buat tebar pesona sih, bisalaaah... ^_^

      Hapus
  5. aamiinnn, semoga semua doa dan harapan dalam kebaikan untuk Luthfan dikabulkan ALLAH SWT.......salam :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trimakasih mas Hari. Harapan yang sama untuk anak2 mas Hari.
      Salam kembali :)

      Hapus
  6. Subahanallah, bunda mana yang enggak bangga kalo punya anak seperti Luthfan ini... Semoga Allah selalu memudahkan jalan Luthfan ya Bund.. ^^ Seneng baca ceritanya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabbal Alamiin

      Harapan dan doa yang sama untuk Dzaky.

      Hapus
  7. Subhanallah, wal hamdulillah.
    Sampaikan salam saya untuk, Mas Luthfan, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam.
      Syukron, Abi...
      Semoga kapan2 bisa jumpa di sawangan.

      Hapus
  8. Semoga semua harapan dan impian itu terwujud menjadi indah ya Mas Luthfan... Aamiin... :)

    Saluuut Bunda sama Mas Luthfan... sangat bijak dan dewasa sekali cara berpikir dan bertindaknya... *Siapa dulu donk Ayah Bundanya... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Alhadulillah, semua atas ijin Alloh, mas Awan.
      Trimakasih ya.

      Hapus
  9. Subhanallah .. terharu .... moga istiqomah ya mas Luthfan

    BalasHapus
  10. Aamiin .. semoga harapannya terkabul ya mbak :)

    BalasHapus
  11. Pesan untuk Luthfan:
    mencari ilmu lebih mudah dibanding menjaga, merawat, mempergunakan dan membagikannya.
    ilmu bisa menjadi pedang bermata dua, jika tidak pandai menjaganya bisa menggelincirnya. Tetaplah menjadi Luthfan yang rendah hati dan bersabar hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trima kasih untuk pesannya, mas Insan. Insya Alloh disampaikan ke Luthfan. Semoga Luthfan bisa mengamalkan ilmunya dengan baik dan benar.

      Hapus
  12. Luar biasa pencapaian Mas Luthfan, dilimpahi berkat untuk melimpahkannya kepada yang lain. Keteladanan ayah bundanya mewujud dalam diri putranda. Salam hangat kami Jeng Niken

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, mbak Prih. Walau tetap dengan khas remaja yang bergejolak, Luthfan masih bisa mengisi hari2nya dengan kegiatan positif.

      Hapus
  13. oww artinya basthotan fil ilmi tuh kuat dari ilmunya tak kirain nopoe bund biasa sudah lupa bahasa arabnya , semoga aja yah bund anak euty sampeyan bisa kuat dalam ilmu dan kesehatannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuat ilmu dan fisiknya. Kuat ilmu disini terutama ilmu keIslaman. Agar bisa menjadi imam yang baik dan benar untuk keluarga dan umat.

      Hapus
  14. ada yang bilang : dibalik lelaki yang sukses ada wanita yang hebat. ada juga yang bilang, anak istimewa untuk orangtua yang istimewa. buat luthfan, dia menjadi istimewa karena punya orang tua yang hebat. terutama punya ibu yang benar benar bisa menjadi ibu yang baik. kalau di Indonesia semua ibu seperti bunda, maka semua anak mungkin akan jadi seperti Luthfan. sukses untuk Luthfan,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah...wah... Ini komen apa ya? Mendadak sesek nih baju. Hihihi...

      Alhamdulillah, mas Ridwan. Alloh memberikan titipan anak-anak yang manis dan baik. Bersyukur sekali, senakal2nya mereka masih bisa dinasehati. Semoga Alloh senantiasa memberikan bimbinganNya kepada kita semua.

      Hapus
  15. Semoga diistoqomahkan jalannya dek Luthfan.. karena bakal menjadi imam :)

    BalasHapus
  16. Mamas Luthfan memang panutan yang good buat adek2nya... selalu salut dengn semua prestasi2 Mamas Luthfan... kalau kak raninya malah prestasi absen om jas putih hahahahaha

    *terbar senyum ke Bunda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luthfan tetap anak remaja biasa yang juga punya khasnya sendiri. Tapi bunda memang bersyukur, mamas bisa menyalurkan energinya utk hal positif.

      *bunda klepek2 kena tebar senyumnya Rani

      Hapus
  17. Ini proses pendewaasaan yang bagus, sejak muda menjadi anak yang memberi ilmu bermanfaat bagi orang lain.. semoga masuk remaja yang berada di naungan Allah kelak ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Seperti mas Wahyu yang selalu menulis hal2 bermanfaat dan penuh keilmuan.

      Hapus
  18. mas lutfan luar biasa bun, didukung terus bun. Dan yang soal ngajar ngaji itu, kayaknya bakal ada ustad terkenal yg kesindir ni, hehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunda pasti mendukung hal baik dari anak-anak.

      Soal kesindir... Tak ada maksud untuk begitu. Hehehe...

      Hapus
  19. Kalimah itu ada dalam Baqarah ayat 274 dan juga sesuai ama sebuah hadits dari Muslim:

    "Mu'min yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mu'min yang
    lemah … " (HR. Muslim).


    Semoga Mamas Luthfan menjadi seperti apa yang diharapkan Bunda dan kita semua! Aamiin ... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget Andy... Bunda ambil dari Albaqarah 274. Begitulah pemimpin yang diharapkan dalam Islam. Kuat fisik dan ilmu terutama ilmu agama.

      Aamiin Ya Rabb.

      Hapus
  20. sebuah anugrah dan kebahagiaan dipagi hari itu namanya, aaaaamiiiiin semoga diusia yang baru 17 ini, menjadi moment penting bagi putranya yang ganteng itu dalammeniti hidup dan kehidupan dimasa yang akan datang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebuah tahapan dalam perkembangan remaja saya. Harapan kami, Luthfan bisa menghadapi sekolah kehidupannya dgn baik dan naik kelas.

      Hapus
  21. Subhanallah..speechless saya Bun
    Semoga keberkahan selalu bersama Bunda dan keluarga. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Doa yang sama buat mbak Esti dan keluarga.
      Aamiin Ya Rabb.

      Hapus
  22. Assalamu 'alaikum wr. wb. bundaku syng
    masyaAllah, salut buat adik lutfhan, semoga barokah ilmu dan amalannya dek, salut buat bunda, telah mendidik dengan baik dan bijak, suatu kebanggan dari seorang anak kepada orangtuanya....

    salam sayang dan rindu dariku....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam warahmatullohi wabarakatuh,

      Alhamdulillah semua atas ijin Alloh. Semoga Alloh selalu memberikan petunjukNya kepada kita semua, ya Neni.

      Hapus
  23. Salut Mbak Niken...punya buah hati yg selalu jadi cahaya keluarga dan orang lain...Subhanallah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, mbak Lies. Semoga anak-anak kita bisa menjadi orang yang bermanfaat buat sesama dan agama.

      Hapus
  24. Menurut saya, tidak mengapa kita mendpat gaji dr usaha kita mengajarkan al-qur'an atau ilmu agama krn tdk termasuk dlm kategori "menjual ayat".

    Dr yg pernah saya pelajari, "menjual ayat" itu memiliki mksud menukar ayat atau mengatakan sesuatu dari Allah, pdhal sebenarnya bukan. Jd misalnya hukumnya jelas2 haram, namun krn ada kepentingan dia di situ, lalu dipelintir sehingga hukumnya tampak tdk haram lagi. Wallahu a'lam.

    Btw, salut dg pengajaran ibu. Mudah-mudahan ilmu yg diajarkan menjadi amalan jariyah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.

      Btw, ijin follow yah.

      Hapus
    2. Trimakasih sudah difollow, kunjungan balasan segera meluncur.

      Hapus
  25. Turut bahagia mendengar beritanya bunda :D
    Izin follow ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih Rhaka...
      Kunjungan balasan segera ya...

      Hapus
  26. buah hati bunda yang paling istimewa

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Pena Bunda © 2008. Design By: SkinCorner