tag:blogger.com,1999:blog-63106741282291791932024-03-05T11:32:53.702+07:00Pena BundaNiken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.comBlogger43125tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-79669489119413064602013-11-26T11:42:00.000+07:002013-11-26T11:42:13.942+07:00Menahan Marah<b>Bismillahirrohmannirrohiim,</b><br />
<br />
Tentunya teman-teman semua tau, jika sedang ada perseteruan antara seorang pengacara dan seorang artis. Di mana sang pengacara mengoceh di twitter, yang kemudian ditanggapi oleh anak laki-laki dari artis itu yang tidak terima ayahnya dilecehken. Timbul rasa ingin membela nama baik sang ayah, kedua anak laki-laki artis menantang duel di atas ring tinju. Masalah ini kemudian menjadi panjang karena si pengacara makin mengoceh tidak saja di twitter tapi juga di mass media. Makin menggelikan omongannya. Lebih lucu dari pada acara OVJ. Hihihi... kok malah jadi ngomongin infotainment sih. Bisa-bisa di protes nih kalau blog ini cerita gosip ^_^.<br />
<br />
Ah si bunda, ngakunya jarang nonton TV tapi berita gosip kok paham gitu. Hehehe... Saking ramenya yang membicarakan, akhirnya kan jadi tau juga. Tapi... karena kasus itulah aku jadi ingin menulis tentang bagaimana seorang anak yang ingin membela kehormatan keluarga. Bukan karena dipengaruhi atau diminta oleh orang tuanya, tapi memang tumbuh dalam diri si anak. Peran orang tua perlu mengarahkan, agar pembelaan ini tidak menjadi perbuatan anarkis dan salah.<br />
<br />
Di keluargaku, adalah Luthfan, si sulung yang selalu tampil di depan jika ada yang dia rasa tidak menghormati ayah bunda dan adik-adiknya. Kadang yang dilakukannya bisa dengan cara kasar, tapi kadang juga bisa dengan cara santun dan mengharukan. Jiwa mudanya memang harus selalu dibimbing agar tidak meluap.<br />
<br />
Waktu aku masih mengelola kantin, Luthfan sedang bantu-bantu di kantin (waktu itu dia masih SMP, sekarang sudah SMA kelas XII). Tiba-tiba dia melihat ada karyawan kantin yang besikap dan berkata tidak sopan padaku. Luthfan langsung menghentikan pekerjaannnya, dan mendekati karyawanku dengan wajah yang tidak ramah, sambil berkata,"Bunda... Boleh nggak aku tonjok orang ini! Sembarangan nggak sopan gitu sama bunda."<br />
<br />
Waahh.. tentu saja aku kaget dengan reaksi Luthfan. Aku malah jadi sibuk menenangkan emosi anakku itu. Terakhir dia mengancam," Lu begitu lagi sama bunda, lu ngadepin gua!" Tanpa ada rasa takut menghadapi karyawanku yang sudah pasti usianya jauh di atas Luthfan.<br />
<br />
Akhirnya aku menyuruh Luthfan pulang supaya suasana kerja jadi tidak makin kacau. Dia sempat berbisik sebelum pulang,"Aku menghormati bunda, makanya aku nggak pukul dia. Tapi kalau dia ulangi lagi, jangan larang aku."<br />
<br />
Aku usap kepalanya sambil mengucapkan terima kasih. Tak ada gunanya memberikan nasehat pada saat dia emosi begitu. Setelah di rumah barulah aku dekati Luthfan dan menasehati untuk tidak membiasakan diri menyelesaikan sesuatu dengan emosi apalagi adu fisik. Nasehat ini memang harus selalu diulang dan diulang terus sepanjang gejolak remajanya belum stabil. Tapi memang tetap harus memperhatikan waktu. Tidak pada saat dia sedang panas, supaya dia tidak merasa disalah-salahkan atas niat baiknya.<br />
<br />
Siakpnya akan sama kalau ada temannya atau teman adiknya yang memakai nama ayah bundanya sebagai olok-olok/senda gurau.<br />
<br />
"Lu ngeremehin ayah bunda gua, berarti lu ngeremehin gua. Gua nggak suka nama orang tua gua buat candaan gitu." Itu yang pernah aku dengar sendiri waktu temannya main ke rumah dan bercanda.<br />
<br />
Atau bisa juga sikapnya mengharukan seperti yang pernah aku tulis dalam <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2013/03/kisah-sebuah-dompet.html">Kisah Sebuah Dompet</a>. </b>Membantu Hilman menyelesaikan masalah dengan temannya dengan cara baik sekali.<br />
<br />
Begitulah... Menurutku wajar kalau seorang anak ingin membela orang tua yang dihormatinya. Seperti juga anak-anak artis itu. Yang perlu diarahkan adalah caranya. Jangan sampai, niatnya membela kebenaran tapi caranya salah, nantinya malah jadi berubah posisi menjadi pihak yang bersalah. Ini namanya konyol. Tak perlu adu fisik segala. Apalagi sampai ada yang terluka.<br />
<br />
Sampai saat ini memang belum pernah terjadi Luthfan berantem dengan alasan apapun. Alhamdulillah. Tapi aku akui, anakku itu memang harus selalu diusap, dibelai, dipeluk, didengarkan, dinasehati, agar tidak lepas kontrol. Dan yang paling penting, tetap mendekatkan dia pada agama, terutama dalam menasehati. Bahwa kekuatan fisik bukanlah menandakan bahwa orang itu kuat di mata Alloh, tapi lebih kepada perlunya menahan hawa nafsu dari amarah itu sendiri.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig0enVhqfqYBj96JtQKKg6Z5KqTdfLqStMIORvihfXKQuyrWebAq-hELWG-gwsm8Qs_H6RB1TCSN-MAYADuCJkGuBblRGtZil5QZUXC6RHikV_ww5CKs2RinvdPGhc-Kc0CbqxZWEKQY12/s1600/orang+kuat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="247" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig0enVhqfqYBj96JtQKKg6Z5KqTdfLqStMIORvihfXKQuyrWebAq-hELWG-gwsm8Qs_H6RB1TCSN-MAYADuCJkGuBblRGtZil5QZUXC6RHikV_ww5CKs2RinvdPGhc-Kc0CbqxZWEKQY12/s400/orang+kuat.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Sudah banyak contoh, jatuh kehormatan seseorang justru karena tidak bisa menahan marahnya. Mengendalikan hawa nafsu pada saat marah memang tidak mudah, tapi perlu dibiasakan. Itu makanya kemampuan menahan marah dikatakan sebagai sebuah kekuatan. Diperlukan kesabaran dan pikiran positif, yang memang lebih membutuhkan pasukan tangguh.<br />
<br />
Untuk bisa mendidik anak-anak bisa menahan marahnya, tentunya kita selaku orang tua yang harus terlebih dahulu memiliki sikap itu. Sebuah teladan memang selalu diperlukan. Insya Alloh.<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBsKQICelTdnVlQh1401tdVlz5oBO_G2GrAz8mKbRUsj56ldOPzHb-0rFRiXvFM5J9uw-JdV-JVZjGwmP3CHYqQYqia0bg62rVXx_w_mvodr2OCjH7C_ADB_A-5cQQfv-oP1aYwWi1iPF-/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBsKQICelTdnVlQh1401tdVlz5oBO_G2GrAz8mKbRUsj56ldOPzHb-0rFRiXvFM5J9uw-JdV-JVZjGwmP3CHYqQYqia0bg62rVXx_w_mvodr2OCjH7C_ADB_A-5cQQfv-oP1aYwWi1iPF-/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com75tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-90449750846683010392013-11-06T22:28:00.000+07:002013-11-06T22:28:53.377+07:00Delapan Hari Tanpa Internet<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Sore itu hujan cukup lebat. Karena pekerjaan rumah sudah beres, aku menyalakan komputer berniat mau blog walking. Ketika sedang asyik-asyiknya membaca tulisan sebuah blog, tiba-tiba petir menggelegar kencang, dan peettt...! Wifi dan komputer langsung mati. Mendadak cemas. Apanya nih yang kena? Setelah dicek, ternyata wifinya yang kena.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-QpsESp1P__aHTVWSdVTPmgeuYCqnm_ArYPAN4zoGLLzaR2_4Nh0piLuWmoMmFpcrj0CCrJeAGzHHjswojbIgmqnAPCRcUdZGaKCgfq1soFgOACttwy7qhue2y5wEtzW1m4RxjoHFCri8/s1600/kompi1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-QpsESp1P__aHTVWSdVTPmgeuYCqnm_ArYPAN4zoGLLzaR2_4Nh0piLuWmoMmFpcrj0CCrJeAGzHHjswojbIgmqnAPCRcUdZGaKCgfq1soFgOACttwy7qhue2y5wEtzW1m4RxjoHFCri8/s400/kompi1.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Keesokannya lapor ke ***dy. Tapi ternyata ditunggu tidak datang. Besoknya telpon lagi, juga tidak datang. Sampai empat kali telpon, tak kunjung datang juga. Galau dan mangkel sudah menumpuk jadi satu. Apalagi aku harus mengikuti #30HariBlogChallenge yang sudah memasuki week 2 waktu itu. Terpaksa nebeng membuat postingan di rumah teman. Yang namanya numpang, kan tetap harus menjaga dari kenyamanan pemilik rumah dan keluarganya. Apalagi harus kerepotan karena harus berbagi waktu dengan urusan antar jemput sekolah dan les anak-anak. Alhamdulillah akhirnya blog challenge minggu ke-2 beres juga akhirnya.<br />
<br />
Senin kemaren, suamiku kembali menelpon ke ***dy dengan nada kalimat yang cukup tinggi, Selasa baru petugas datang dan sebentar dikerjakan sudah beres. Perangkat modem wifinya diganti dengan yang baru. Kalau dihitung-hitung berarti ada delapan hari kami tanpa internet. Karena biasa ada wifi, paket BBku ambil yang minimalis, anak-anak juga nggak ambil paket internet dari hape mereka. Jadi otomatis kami semua terdiam, tak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.<br />
<br />
Galau? Diakui memang ada. Anak-anak juga ada mengeluhkannya. Apalagi sekarang banyak tugas-tugas sekolah yang mengharuskan mereka menggunakan internet. Tapi tetap saja ada hikmah yang bisa diambil. Aku malah jadi bisa lebih banyak ngobrol dan bercanda sama anak-anak. Secara anak-anak juga jadi lebih ada dalam nyata. Hihihi... Bisa iseng gangguin Astri di kamarnya, ngobrol sama Luthfan, mendengar curhatan Hilman, gelitikin Fanni sambil rekam-rekam suaranya. Pokoknya tetap seru aja.<br />
<br />
Jadi ingat sama GA Iyha AmiOsar yang bertema sehari tanpa gadget. Kok ya pas. Di GA itu aku diminta Iyha menjadi juri, eehh... kok ya ngalami yang seperti ini. ^_^ Biar lebih menghayati peran sebagai juri kayaknya nih.<br />
<br />
Tulisan ini memang bukan untuk diikutsertakan dalam GA tersebut, karena yang aku alami ini bukan tanpa gadget sama sekali. Tapi 8 hari tanpa internet, memang cukup merepotkan buat semua anggota keluarga. Sudah sedemikian menyatukah internet dengan kehidupan kita? Kalau mendengar keluhan anak-anak yang berhubungan dengan tugas sekolah mereka, kasihan juga mereka jadi harus menyelesaikannya dengan memanfaatkan wifi di sekolah mereka. Pulang sekolah jadi lebih sore.<br />
<br />
Ada pengalaman sehari tanpa gadget? Atau berandai-andai apa yang akan dilakukan apabila sehari tanpa gadget? Tuangkan dalam tulisan untukmengikuti GA Sehari Tanpa Gadget yang sedang digelar oleh pemilik Little O Store.<br />
<a href="http://advertiyha.blogdetik.com/2013/10/27/sehari-tanpa-gadget/">http://advertiyha.blogdetik.com/2013/10/27/sehari-tanpa-gadget/</a><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKMpuDCoWpDfhhCbgyAOL_dA_LtA_anGSfNcRCMziFjrHiW_XMiBjYp6z7FE2MbjpnPTa6deAlXAnO-JN74w9G3rRe37FC_kN1HM__UPwJldy-jLjv0Npt4P966NVCQeov311MWj2xd7n/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnKMpuDCoWpDfhhCbgyAOL_dA_LtA_anGSfNcRCMziFjrHiW_XMiBjYp6z7FE2MbjpnPTa6deAlXAnO-JN74w9G3rRe37FC_kN1HM__UPwJldy-jLjv0Npt4P966NVCQeov311MWj2xd7n/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com48tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-30820322037201637202013-10-21T14:25:00.000+07:002013-10-21T14:25:24.362+07:00Pertanyaan Untuk Anak-Anak<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Masih ingin menulis di blog ini, meski sebetulnya <b><a href="http://bundalahfy.blogspot.com/">Lovely Little Garden</a> </b>sudah agak lama tidak update. Rasanya sedang senang bicara tentang anak-anak. Makin hari, makin ada saja yang membuatku tersenyum dari sikap dan perilaku anak-anak. Tak selamanya tersenyum sebetulnya, sebab dibalik tingkah laku manis anak-anak, selalu saja ada yang berbeda pendapat dengan ayah bundanya. But... so far so good-lah.<br />
<br />
Melihat-lihat galery hape Astri sering dapat yang lucu dan unik aja. Tentu saja ini aku lakukan atas ijinnya. Kalau tidak, ya mana bisa aku buka hapenya, secara bunda satu ini kan gaptek. Salah pencet aja teriak-teriak dulu biar bisa kembali ke menu sebelumnya. Hihihi...<br />
<br />
Galery hapenya banyak berisi quote, coretan-coretan tangannya, foto-foto diri dan teman-temannya, foto-foto benda, pemandangan atau apa saja yang nantinya bisa dia jadikan background quote. Dan... lagi-lagi aku tertarik pada sebuah tulisan tentang ibu dalam bahasa Inggris. Membacanya, aku tersenyum tipis dan tak tahan untuk memanggil dan bertanya pada Astri.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh39Mxe607vJDqAEtIKPiVeo137g8RABnwbsnOPEVJc2YfeO10UR_AbVZRRii7842EDfn-Da0IlrwSDAHTex8zSnU2lg_r8qKVNLA91qKkiH7S9qRXz4YmP8-hn12podyK4iQ0y8DSpjMS1/s1600/Mom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh39Mxe607vJDqAEtIKPiVeo137g8RABnwbsnOPEVJc2YfeO10UR_AbVZRRii7842EDfn-Da0IlrwSDAHTex8zSnU2lg_r8qKVNLA91qKkiH7S9qRXz4YmP8-hn12podyK4iQ0y8DSpjMS1/s400/Mom.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-small;">tulisannya sudah aku edit sendiri</span></b></div>
<br />
"Astri, tulisan yang ini, menurut Astri, Mom-nya bawel nggak?"<br />
<br />
"Bawel sih, tapi no problem."<br />
<br />
"Maksudnya?"<br />
<br />
"It's mean, their mom don't care with their kids."<br />
<br />
"So...?"<br />
<br />
"So... I prefer you ask me some question."<br />
<br />
"Are you sure?"<br />
<br />
"Iya Bundaaaa... Ditanya-tanya begitu kan artinya my mom perhatian. Nggak masalah, malah suka."<br />
<br />
"Tapi kan ada yang merasa selalu diawasi, ibunya cerewet, kepo, mau tau aja, dan... banyak lagi."<br />
<br />
"Ahhh.. anak-anak itu aja yang lebay. Kalau dicuekin baru tau rasa deh ntar. Bunda ingat nggak kemaren waktu aku ijin mau pergi malah minta bunda tanya-tanya persiapanku. Kuatir ada yang kelupaan. Aku malah pengennya bunda tau aku pergi sama siapa aja. Aku jadi lebih merasa aman."<br />
<br />
"Alhamdulillah... Bener begitu, Nak?"<br />
<br />
"Iya Bundoooo... Believe me."<br />
<br />
"Tapi pertanyaan bunda beda dengan yang ada di tulisan itu."<br />
<br />
"Ya harus beda doong... Because I'am special... Am I, Mom?"<br />
<br />
"Hahaha... Of course, dear. Remember the list?"<br />
<br />
"Ingaaaatt....! Pertanyaan wajib beserta pertanyaan tambahan sesuai dengan situasi dan kondisi. Hahaha...... I love you, Mom."<br />
<br />
Apa lagi selanjutnya kalau bukan peluk dan cium buat gadisku itu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJjAV1rKCeRpFC2L8_x49yl6N2ZX7oMkcSMc-5dtBk-ncc52ULE_FSbT_8vvxQc2we8oCgdnikqi4X9GMUeah5fPXFp3pusJvNvJtaLU9QtInshWb5T82ZCbGegsZVQsF4GSOhf2git5Yv/s1600/Pertanyaan+bunda.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJjAV1rKCeRpFC2L8_x49yl6N2ZX7oMkcSMc-5dtBk-ncc52ULE_FSbT_8vvxQc2we8oCgdnikqi4X9GMUeah5fPXFp3pusJvNvJtaLU9QtInshWb5T82ZCbGegsZVQsF4GSOhf2git5Yv/s400/Pertanyaan+bunda.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-small;">Inilah pertanyaan wajib bunda buat Astri </span></b></div>
<br />
Kalau menurut teman-teman semua, bagaimana dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyertai anak-anak bila minta ijin pergi? Perlukah? Atau malah tidak, dengan maksud melatih kemandirian dan tanggung jawab anak. Sebatas mana kita bisa bertanya kepada anak-anak? Kita sharing yuk... ^_^<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiw4Oo4qBqRW3faM_tFU5nKV0ONla4Na9HabOKulou-KKGqzXzNvB8OMaNEy_vlpB77ReFzo0B50zMr2Q5w0FjdtM9UmOnvk1BWT20b37iCTX00lr8qgD7038vB28_7UEIdq-kH6f7tiMP/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiw4Oo4qBqRW3faM_tFU5nKV0ONla4Na9HabOKulou-KKGqzXzNvB8OMaNEy_vlpB77ReFzo0B50zMr2Q5w0FjdtM9UmOnvk1BWT20b37iCTX00lr8qgD7038vB28_7UEIdq-kH6f7tiMP/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com95tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-22488617106624359032013-10-19T08:30:00.003+07:002013-10-19T08:30:50.627+07:00Pelukan Ibu<b>Bismillahirrahmannirrahiim</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7vIlmAQ4p9Ny3xk4FauuH0VskM-AIjyEdTN_aOlJH9GCTKz_7PLhg6oBK_h59fOfT_wMbFYVzjx_IfIwdGbScnMZF5Dk1CjqGh-OT1yyjs5hSrEFtzmVdEXxpeloOFrvRMK3IbLTwMg_V/s1600/pelukan2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7vIlmAQ4p9Ny3xk4FauuH0VskM-AIjyEdTN_aOlJH9GCTKz_7PLhg6oBK_h59fOfT_wMbFYVzjx_IfIwdGbScnMZF5Dk1CjqGh-OT1yyjs5hSrEFtzmVdEXxpeloOFrvRMK3IbLTwMg_V/s400/pelukan2.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Sebuah pelukan yang diberikan dengan penuh kasih sayang akan membawa efek yang dahsyat. Aku ingin bercerita tentang efek dahsyat sebuah pelukan dari seorang ibu kepada anak laki-lakinya. Mengapa aku katakan dahsyat? Sebab efeknya tidak saja dirasakan oleh mereka berdua yang berpelukan, tapi juga oleh seorang anak gadis yang melihatnya. Seorang adik dari anak laki-laki itu. Dan gadis itu adalah... Aku.<br />
<br />
Aku masih kuliah waktu itu, dan mas Yoyok sudah bekerja di Kalimantan, di sebuah perusahaan tambang batu bara. Aku lupa berapa bulan mas Yoyok tidak pulang, yang jelas aku sudah amat merindukannya, begitupun ibu dan bapak. Mas Yoyok memang tak perlu waktu lama mencari pekerjaan sejak lulus kuliah. Alloh memudahkan hanya dengan sekali melamar, bisa diterima bekerja di perusahaan batu bara yang cukup besar itu. Kami semua tentu dengan bahagia mendukungnya, walaupun itu berarti harus rela berbulan-bulan tak bertemu dengannya.<br />
<br />
Hari itu... Mas Yoyok akan pulang untuk pertama kalinya. Aku dan ibu sibuk menyiapkan masakan kesukaannya. Ingin menyambutnya dengan hangat. Aku semangat sekali membayangkan <b><a href="http://bundalahfy.blogspot.com/2012/03/idolaku.html">idolaku</a></b> itu akan pulang. Maka... Kalau ada yang amat berkesan dari kepulangannya itu, amatlah dalam maknanya.<br />
<br />
Aku sudah sering melihat ibu memeluk masku. Adalah pemandangan biasa buatku melihat ibu mendekap masku. Tapi... hari itu beda. Ibu menyambut kedatangan masku dengan kedua tangan terbuka, begitu masku dekat dengan ibu, segera pelukan erat dari ibu rekat di tubuh mas. Yang aku tahu, itu pelukan rindu, pelukan bahagia, pelukan harapan, pelukan sayang. Ahh... Pelukan dengan segenap perasaan yang tak sanggup diungkapkan dengan kata-kata oleh ibu kepada mas. Semua rasa yang ada dihati ibu, tumpah ruah dalam ungkapan berwujud pelukan dan airmata yang tak sanggup dibendungnya. Tangan ibu melingkar pada leher mas, wajah ibu terbenam pada dada mas, tak ada kata-kata.... hanya airmata yang bicara. Bicara banyaaak sekali. Lama ibu tak melepas pelukan itu. Mungkin sebetulnya ibu ingin merangkaikan kata-kata indah buat mas. Mengemas isi hatinya dengan ungkapan-ungkapan yang menenangkan mas. Tapi ibu tak sanggup. Mas terdiam dalam haru. Menerima dan menikmati semua ungkapan rasa ibu dengan kedamaian.<br />
<br />
Subhanallah... Ya Rabb! Dadaku bergetar menyaksikannya. Bukan karena aku iri atau tidak suka. Tapi aku seolah bisa merasakan kebahagiaan masku mendapat pelukan itu. Seakan aku merasakan langsung pelukan ibu itu. Sepertinya aku mengerti mengapa ibu sampai mencurahkan semua rasanya pada sebuah pelukan hangat dan dalam kepada anak sulungnya itu. Aku bersyukur dapat menyaksikan moment itu, memahami maknanya, merasakan kebahagiaannya, dan merekamnya dalam memori yang kuat. Menyimpannya dalam ingatan yang lekat. Hingga saat ini. Meskipun itu sudah berlalu hampir 20 tahun yang lalu. <div>
<br /></div>
<div>
Ibuku memang terbiasa memeluk anak-anaknya. Tapi bahasa kasih ibu kepada kami anak-anaknya memang berbeda-beda. Sepertinya ibu begitu memahami bagaimana menyelami anak-anaknya. Kepadaku yang mempunyai sifat sama kerasnya dengan ibu, berbeda dengan kepada mas dan adik-adikku. <div>
<br /></div>
Mengapa aku katakan efek sebuah pelukan bisa menjadi dahsyat? Karena semakin hari aku semakin mengerti apa arti sebuah pelukan, bagi ibu dan bagi anaknya. Setelah menjadi ibu dari 5 orang anak, aku kini bisa merasakan makna sebuah pelukan dari sisi seorang ibu. Kalau dulu aku seolah bisa membayangkan kebahagiaan mas ku (anak) menerima pelukan ibu. Kini aku mengerti kebahagiaan ibu waktu memeluk mas. Aku kini merasakan sendiri perasaan ibu memeluk anak sulungnya. Harapan dan doa pada seorang anak laki-laki paling besar selalu terselip dalam pelukanku. Maka wajar bukan kalau aku katakan efeknya dahsyat.</div>
<div>
<br /></div>
Maha Pengasih dan Penyayang Allah yang memberikan kebahagiaan dan kedamaian lewat sebuah sentuhan sederhana. Ternyata sebuah pelukan yang dilakukan dengan tulus dengan melafaskan Asma Allah mampu memberikan kekuatan seorang ibu menghadapi hari-harinya. Mudah sekali bagi Allah memberi kehangatan dan kedekatan hati ibu dan anaknya. <blockquote class="tr_bq">
<b>Ternyata bukan hanya anak yang butuh pelukan dari ibunya, tapi sang ibu juga membutuhkan pelukan dengan anaknya. </b></blockquote>
<div>
<i>Jadi kalau kita berfikir, kita memeluk anak karena ingin sekedar membahagiakan dan menenangkan anak, rasanya tidak terlalu benar (meski juga tidak salah). Coba rasakan apa yang kita butuhkan pada saat kita lelah dengan segala persoalan hidup, pada saat harapan-harapan berguguran satu demi satu, pada saat keresahan bagai tak mampu kita teriakkan, saat galau datang, memeluk anak mampu memberikan energi tersendiri - tentu saja memohon petunjuk dan kekuatan tetaplah pada Allah semata . Jadi kalau kita butuh anak-anak untuk membantu kita menumbuhkan energi dan semangat, mengapa kita enggan memeluknya....? </i></div>
<div>
<br /><br />*Efek kangen bunda pada Luthfan. Tiga hari aja kok rasanya lama banget ya, Nak. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2Up_Pt8aY-A3Xq0zPpK1WOWNK8zUe5UI7Shn-RvaLRbAswh1C6t1UjCeEYWvhx4KWF1KU3wr7oKepKEbL83FuFF8jR97MaH3rZVkq7AaGFOJeRnJyQaNRYFPoXWBEpXRs9pv6E1pOmhg8/s1600/bundaluthfan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="294" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2Up_Pt8aY-A3Xq0zPpK1WOWNK8zUe5UI7Shn-RvaLRbAswh1C6t1UjCeEYWvhx4KWF1KU3wr7oKepKEbL83FuFF8jR97MaH3rZVkq7AaGFOJeRnJyQaNRYFPoXWBEpXRs9pv6E1pOmhg8/s320/bundaluthfan.jpg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjojBvSI-y0yz48YXUUzNOY7b9K-XHJUK6H7wYDauAd8UX-Rn_auf0w0FS0hLWZNROBoEQNNJyPVaxEdPih2j69e4synjbg2wzimU9VfhCSrrhHW9FljSqYg1Rck1dtuq_jLMzd8QWulT2x/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjojBvSI-y0yz48YXUUzNOY7b9K-XHJUK6H7wYDauAd8UX-Rn_auf0w0FS0hLWZNROBoEQNNJyPVaxEdPih2j69e4synjbg2wzimU9VfhCSrrhHW9FljSqYg1Rck1dtuq_jLMzd8QWulT2x/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com66tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-43347001338805186932013-10-04T22:44:00.000+07:002013-10-23T15:09:24.860+07:00Menjadi Teman Anakku<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sebagai seorang ibu, sudah barang tentu aku ingin bisa menjadi teman buat anak-anak, bahkan menjadi teman dari teman anak-anakku. Setiap ada teman anak-anak yang main ke rumah, aku selalu mencoba menyapa dan sedikit berbincang dengan mereka. Awalnya aku kuatir akan dianggap emak-emak usil oleh para remaja itu. Tapi rupanya tidak. Dengan berusaha membaur dengan mereka, aku jadi bisa ikut bersenda gurau dengan mereka. Tak usah berlama-lama, sebab nanti bisa-bisa mengganggu keperluan mereka datang ke rumah. Bagaimanapun, mereka tetap membutuhkan privacy dalam bercanda dan berbincang. Tanpa ada seorang emak kepo di antara mereka. Hihihi...<br />
<br />
Yang seru adalah pertemananku dengan teman-teman Astri. Ada untungnya rumah kami dekat dengan sekolah Astri sejak SMP sampai SMA ini. Teman-teman Astri jadi sering kumpul di rumah baik untuk belajar bersama atau sekedar main saja. Astri kalau punya teman, biasanya cukup solid. Bahkan teman SDnya saja masih banyak yang suka datang ke rumah. Karena Astri sering bercerita tentang teman-temannya, akupun jadi hapal dengan nama mereka.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Lucunya, ada diantara mereka yang suka sekali baca tulisanku di <b><a href="http://bundalahfy.blogspot.com/">Lovely Little Garden</a></b>. Sampai-sampai Astri berpesan, "Bunda kalau mau nulis tentang aku di blog lain aja, jangan di Lovely Little Garden. Teman-temanku banyak yang baca. Ntar aku diledekin."<br />
<br />
Astri punya grup WA dengan teman-temannya. Seringkali Astri bercerita topik apa yang sedang ramai mereka perbincangkan atau candakan. Aku sering ikut tertawa dan minta Astri menuliskan "celetukanku" di WA mereka. Bahkan nasehat kadang aku titipkan, dan bener-bener disampaikan sama Astri di grup. Aku jadi serasa jadi anggota grup itu.<br />
<br />
"Bunda pesan, di SMA manapun kalian nanti diterima, itu adalah yang terbaik buat kalian. Alloh Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambaNya." Astri menulis persis apa yang aku katakan. Dan teman-teman Astri satu persatu menjawab,<br />
<br />
"Iya, bunda. Terima kasih." Atau... "Doakan kami dapat yang terbaik." Atau..."Siap, Bunda."<br />
<br />
Tapi kadang Astri bikin iseng,"Bunda gua pesen nih... Jangan nakal sama Astri, yang suka jajanin Astri."<br />
<br />
Weeewww... Modusnya Astri memanfaatkan nama bunda. Kalau aku tertawa dibacakan isi WA teman-temannya, Astri akan menyampaikan," Wooi.... diketawain bunda nih...!"<br />
<br />
Pernah aku bilang,"Kalau Astri kesulitan pelajaran, tolong dibantu ya."<br />
<br />
Eeeh... besoknya mereka datang ke rumah untuk belajar bersama. Ahaaaiii... pada nurut bener ya. Mereka mengerjakan soal-soal, diselingi senda gurau khas remaja tentunya. Rumah jadi ramai.<br />
<br />
Berikut ini ada beberapa foto yang menggambarkan pertemanan Astri. Hanya sedikit yang ada di fileku. Tapi tak apalah, hanya sekedar menggambarkan keceriaan remaja-remajaku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0IjDcmx1Zw_zJVR-DKWX-h2kb-HZbPxQhPanFhHOHqGWmZ6aq6rGgtgd1QDozIi5zp5iFe-e7JvXvJj2EuuI9aUbhQmXIwna-_0QidYOlGnIkBBkTVBiDN9RqifFC0zkdj_q8T14jrdHv/s1600/astri1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0IjDcmx1Zw_zJVR-DKWX-h2kb-HZbPxQhPanFhHOHqGWmZ6aq6rGgtgd1QDozIi5zp5iFe-e7JvXvJj2EuuI9aUbhQmXIwna-_0QidYOlGnIkBBkTVBiDN9RqifFC0zkdj_q8T14jrdHv/s400/astri1.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>awalnya Astri hanya bertanya soal yang tak bisa dikerjakan pada satu temannya</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>tiba-tiba yang lain nimbrung</b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiX93w3W_hutjy3-_NG2wmW7yD-YL1BL4sGaX2K4Oimw8wYX243PPh4VySvjJxGXFmmlBMyYa1NcWYSwBedmh6gdnk-szujwd_RbDxea6CyWqCQzPj2Hf4CabrsL8rFIZLqbb3WLShcZWd/s1600/astri2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiX93w3W_hutjy3-_NG2wmW7yD-YL1BL4sGaX2K4Oimw8wYX243PPh4VySvjJxGXFmmlBMyYa1NcWYSwBedmh6gdnk-szujwd_RbDxea6CyWqCQzPj2Hf4CabrsL8rFIZLqbb3WLShcZWd/s400/astri2.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-small;">tugas kelompok plus main kartu UNO</span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWEhIYky72kBlw84OuXbUrb5JyQJ4nal9nYMXumMv7DVbiC584WAwFd1w0j6erA5aJamYGv1pbNvhN1x2ou1S2_jsA8Svy8jx9QAUvOoRX0Vlz-JtRA0tfL9GwxIcjSDyiCHj5JbZN3e3a/s1600/astri3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWEhIYky72kBlw84OuXbUrb5JyQJ4nal9nYMXumMv7DVbiC584WAwFd1w0j6erA5aJamYGv1pbNvhN1x2ou1S2_jsA8Svy8jx9QAUvOoRX0Vlz-JtRA0tfL9GwxIcjSDyiCHj5JbZN3e3a/s400/astri3.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Buka Puasa bersama Ramadhan lalu</b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7GuVljzN3MDzwZO41GyypZHBDkcY7f_khXtr3oCVS0n65_kVFQjtfnDmL9Hf5IBTtcQQ2ddUj8zKLY6MAoZ22Tr_0Sa-lTbBMHRTUJ9aksw6xtI4nJXSC3Q7wM7sQ1jRo6_HNE4dUyTLv/s1600/astri5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="395" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7GuVljzN3MDzwZO41GyypZHBDkcY7f_khXtr3oCVS0n65_kVFQjtfnDmL9Hf5IBTtcQQ2ddUj8zKLY6MAoZ22Tr_0Sa-lTbBMHRTUJ9aksw6xtI4nJXSC3Q7wM7sQ1jRo6_HNE4dUyTLv/s400/astri5.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Serba-serbi </b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJoU6TDj7-cpr9sLgVmAkrAlFG-nD7uHF9AyGk8vXJd127QYDz8qrH4pGux3B24Mi-KoZy27glKx4b20DrAPPUSMQCpVlfJD6R2YDf9eDeEZox4_AVck_Cz1Y-6jqhyBH7nrriwrUCDoeJ/s1600/astri4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJoU6TDj7-cpr9sLgVmAkrAlFG-nD7uHF9AyGk8vXJd127QYDz8qrH4pGux3B24Mi-KoZy27glKx4b20DrAPPUSMQCpVlfJD6R2YDf9eDeEZox4_AVck_Cz1Y-6jqhyBH7nrriwrUCDoeJ/s400/astri4.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Lagi pada liat apa sih? </b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSSA-cdAenm_SDRzjcLhByyD538L5w5Z_KMcEz-q67O-jqjIWJtwExToTw08a6mnSWEpjq-22QB1L5jTuYOcTKVYPWsqA9x1N_bM4te3daSywphYeEl1nRPmoKRZKZOBdEbD_SRU0BijtD/s1600/astr6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSSA-cdAenm_SDRzjcLhByyD538L5w5Z_KMcEz-q67O-jqjIWJtwExToTw08a6mnSWEpjq-22QB1L5jTuYOcTKVYPWsqA9x1N_bM4te3daSywphYeEl1nRPmoKRZKZOBdEbD_SRU0BijtD/s400/astr6.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-small;">bersahabatlah selamanya</span></b></div>
<br />
Senang sekali rasanya bisa membaur dengan teman-teman Astri. Jadi berapa muda. #jauhin cermin ^_^ Tiap datang dan mau pulang, mereka selalu mencium tanganku sebagai tanda hormat. Ada yang belum kesampaian nih... Pengen main kartu UNO sama mereka, tapi takut kalah dan dicoret-coret bedak. Maluuuuu.... hihihi....<br />
<br />
Ada tulisan lucu disimpan di hape Astri. Ternyata sampai seperti itu ya seorang ibu diibaratkan dalam perhatian anaknya. Waktu aku membaca tulisan ini, aku ketawa geli. Jadi aku minta Astri mengirim ka hapeku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBGbU3iGf7_rqoXu0-_YY9u_clj4mEaQmkZWmzC6oKW6TXg5-bDtaGP9HmwxomLAAomrwEgNh_RzHXrJf8fSiFFbZumTJQ5gPJcikplDbssTCqvllqkijt3vRO2yMh_4hRAhXvaHH0-2jJ/s1600/mom.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="395" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBGbU3iGf7_rqoXu0-_YY9u_clj4mEaQmkZWmzC6oKW6TXg5-bDtaGP9HmwxomLAAomrwEgNh_RzHXrJf8fSiFFbZumTJQ5gPJcikplDbssTCqvllqkijt3vRO2yMh_4hRAhXvaHH0-2jJ/s400/mom.JPG" width="400" /></a>H</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY6x3rVb-WaBKGL01tuwPquqgZumIAsk9zWn7LIEAZb_N6Dx6Y1qwBV64cWYVPo8QCwjtD75ydxcriob2gP0yU58gV6fNFrQPjFSFnE67MfBLzL9VEblW675jmkNViiC6sa44DLaTnmgzv/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY6x3rVb-WaBKGL01tuwPquqgZumIAsk9zWn7LIEAZb_N6Dx6Y1qwBV64cWYVPo8QCwjtD75ydxcriob2gP0yU58gV6fNFrQPjFSFnE67MfBLzL9VEblW675jmkNViiC6sa44DLaTnmgzv/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com103tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-71575487387774081072013-10-01T21:21:00.000+07:002013-10-01T21:21:05.408+07:00Jadilah Laki-Laki Yang Basthotan Fil Ilmi Wal Jismi<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Masih tentang anak sulungku, Luthfan. Belakangan memang Luthfan sedang menunjukkan perkembangan mental dan kedewasaan cara berpikir. Aku ingin mencatatnya di sini, sebagai bagian dari masa perkembangannya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLin5b_kbWVoeAj83qnePXg_SMqbf6FaqJqkb2A4zEnpz86sWkDGgN9qA5H25nbBp9WkSbzTuqNHAGv2TCFF7A2AsJm4NI-NASI1U-eqNfDFu_viWWyvqlLDd5kSNDIZDCLY2C_ZVNlsL9/s1600/Mas+luthfan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLin5b_kbWVoeAj83qnePXg_SMqbf6FaqJqkb2A4zEnpz86sWkDGgN9qA5H25nbBp9WkSbzTuqNHAGv2TCFF7A2AsJm4NI-NASI1U-eqNfDFu_viWWyvqlLDd5kSNDIZDCLY2C_ZVNlsL9/s400/Mas+luthfan.jpg" width="305" /></a></div>
<br />
Di usia 17 tahun ini, Alloh memberikan banyak kenikmatan dan petunjuk untuk Luthfan. Alhamdulillah, pintu bagi ladang amalnya dibukakan Alloh tanpa disangka-sangka. Semua berawal dari sebuah sms yang aku terima pukul 04.00 WIB dari Ukhti Hani, guru halaqahku.<br />
<br />
"Bismillah... Mbak Niken, nanti jam 06.00 saya mau telpon, ada yang mau saya bicarakan tentang Luthfan. Saya juga perlu bicara dengan Luthfan."<br />
<br />
"Bismillah... Iya, ukhti. Nanti saya beri tahu Luthfan."<br />
<br />
Dalam hati aku bertanya-tanya, ada apa gerangan ukhti Hani ingin bicara dengan Luthfan. Tapi aku yakin, ini bukan sesuatu yang buruk, justru hatiku mengatakan, akan ada kabar baik untuk Luthfan.<br />
<br />
Benar saja. Ternyata Ukhti Hani memberikan tawaran untuk Luthfan mengajar les private matematika anak SD. Karena ukhti Hani pernah tinggal bersama kami selama 6 bulan, ukhti merasa Luthfan mampu mengajar. Sebetulnya ada juga permintaan untuk anak SMP, tapi karena baru pertama kali, jadi ukhti menyarankan untuk mengajar yang SD dulu. Bahkan orang tua anak itu minta hari ini juga langsung les karena sedang UTS (Senin, 30 Sep).<br />
<br />
"Saya ada bimbel jam 16.30, bu Hani. Sedangkan pulang sekolah jam 15.00."<br />
<br />
"Bisa tidak Luthfan usahakan sebelum bimbel mengajar Noval dulu (nama muridnya)?"<br />
<br />
"Oke deh, saya minta nomor hape ibunya Noval, untuk tanya alamatnya."<br />
<br />
Aku merasa surprise sekali mendengar obrolan telpon Luthfan dan Ukhti Hani. Sambil membayangkan Luthfan akan pergi sekolah jam 6.15 dan akan pulang ke rumah di atas jam 20.00. Tapi aku tetap mendukung kesempatan yang datang ini. Menyimak percakapan Luthfan dengan ibunya Noval pun membuatku tersenyum bahagia. Luthfan bisa begitu berbeda dari biasanya. Tenang dan berwibawa. Aaiiihhh... Peluk Luthfan...<br />
<br />
"Bersyukur mas Luthfan, Alloh memberikan jalan buat mamas berbagi ilmu yang mamas punya. Yang ikhlas mengajar. Lakukan bukan semata-mata karena uang yang akan kamu dapat, tapi kamu sedang belajar di sekolah kehidupan yang tidak kamu dapat di sekolah formalmu."<br />
<br />
"Doakan aku, Bunda." Luthfan mencium tanganku cukup lama. Aku membelai kepala dan kemudian menciumnya. Setelah itu Luthfan berangkat sekolah. Seharian itu aku sengaja tak menghubunginya untuk sekedar bertanya mengenai pengalaman pertamanya mengajar. Aku ingin mendengar langsung kalau Luthfan sudah tiba di rumah.<br />
<br />
Menyambutnya pulang jam 20.20 serasa ingin langsung memberondongnya dengan banyak pertanyaan. Tapi aku tahan untuk memberi kesempatan Luthfan istirahat, mandi, sholat Isa dan makan. Setelah itu barulah cerita mengalir dari bibirnya.<br />
<br />
"Mamanya Noval cuma ngobrol sebentar tadi, tanya aku sekolah di mana, terus nyeritain kelemahan-kelemahan Noval. Oh ya... aku juga diminta ngajar ngaji Noval dan adiknya."<br />
<br />
"Ngajar ngaji juga? Adiknya kelas berapa?"<br />
<br />
"Kelas 1, Noval kelas 5."<br />
<br />
"Kamu ngajar ngaji, gimana maksudnya?"<br />
<br />
"Adiknya Iqro', Noval Qur'an. Tadi habis belajar sama Noval, ngaji sebentar. Trus aku langsung ke bimbel."<br />
<br />
"Subhanallah... Mas Luthfan bersedia juga ngajar ngaji?"<br />
<br />
"Iya, nggak apa-apa kan Bunda?"<br />
<br />
"Boleh-boleh saja. Bagus malah. Tapi bunda cuma mau mengingatkan, uang yang mas Luthfan terima, adalah bukan karena mengajar ngaji, tapi karena mengajar bidang studi atau pelajaran. Mas Luthfan tau kan, kita tidak boleh menerima bayaran karena mengajarkan Alqur'an. Luruskan niatmu ya Nak. Sudah pernah dapat ayatnya kan?"<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan <span style="color: #cc0000;">menjualnya dengan harga yang sedikit (murah)</span>, mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api , dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih." (Al-Baqarah:174)</b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b>"Atau engkau (Muhammad) <span style="color: #cc0000;">meminta imbalan</span> kepada mereka? Sedangkan imbalan dari Tuhanmu lebih baik, karena Dia Pemberi rezeki yang terbaik." (Al-Mukminun 72)</b></blockquote>
"Iya, Bunda. Aku paham kok soal itu. Makanya tadi aku oke aja adik Noval ikut belajar. Nggak masalah. Aku kan memang niat ke sana buat ngelesin Matematika. Tadi aku langsung dibayar untuk pertemuan hari ini. Mulai Oktober, dibayar bulanan. Aku udah bilang kok, kalau untuk ngajinya aku nggak mau dibayar."<br />
<br />
"Bagus, Say. Kita selama ini begitu dimudahkan Alloh untuk belajar Alqur'an. Ditemukan dengan Ukhti Hani, Pak Umar (guru halaqah anak-anak sekarang), yang begitu ikhlas mengajarkan ilmu Alqur'an tanpa meminta imbalan apapun. Jadi itu juga yang harus mas Luthfan lakukan. Insya Alloh dapat balasan dari Alloh lebih besar. Anggap saja ini ladang amal buatmu. Subhanalloh, Nak. Jalan dari Alloh ini."<br />
<br />
"Minggu depan aku mau rubah jadwal lesnya biar nggak sama dengan hari bimbelku. Supaya ngajarnya bisa lebih santai."<br />
<br />
"Setuju! Mamas juga nggak terlalu capek. Tadi Ukhti Hani bilang kalau ada anak SMP juga yang mau les Matematika dan Fisika. Berani nggak?"<br />
<br />
"Insya Alloh bisa. Tapi nanti dulu, Bun. Aku biar jalan dulu sama Noval ini. Aku kan harus bagi waktu sama belajarku sendiri. Takut sama tanggung jawabnya nanti."<br />
<br />
Apakah aku tak boleh merasa bangga padanya? Luthfanku sudah bisa berpikir begitu bijaksana. Dia sudah kelas XII, jadi harus fokus pada persiapan ujian akhir dan persiapan masuk perguruan tinggi. Luthfan punya target cukup lumayan ke depannya, yang harus diupayakan dengan semangat dan giat belajar. Melihat kesehariannya, aku bisa melihat Luthfan serius ingin meraih apa yang dicita-citakan. Seperti biasa, ayah bunda mensupport dengan semampunya.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: blue; font-size: large;"><b>Anakku, jadilah kau laki-laki yang Basthotan fil ilmi waljismi (kuat ilmu dan fisik).</b></span></div>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJWrGA7x1_wZ_PCyu87ollyShkSW8fxo8Z0133iUF-9gX6oUlx9IYg6KUaXTFa4w2kwv4a-N5Q4h3XWRaH-V5TTpj8Fhzyta6EuSV_jfXor0ths9UA7ejn4tN5Qfb8ZxcV9SJxc4iShs7n/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJWrGA7x1_wZ_PCyu87ollyShkSW8fxo8Z0133iUF-9gX6oUlx9IYg6KUaXTFa4w2kwv4a-N5Q4h3XWRaH-V5TTpj8Fhzyta6EuSV_jfXor0ths9UA7ejn4tN5Qfb8ZxcV9SJxc4iShs7n/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com54tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-41543755528073388952013-09-23T21:37:00.000+07:002013-09-23T21:37:35.091+07:00Luthfan Adalah Abangku<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Di rumah, aku masih berusaha untuk mengenalkan lagu anak-anak. Lumayan banyak lagu anak yang masih aku ingat, apalagi waktu aku ikut <b><a href="http://forgiveaway.blogspot.com/2013/07/yang-lepas-dan-yang-jadi-nyata.html">Bina Musika</a></b> dulu, untuk latihan sering memakai lagu anak. Alhamdulillah, anak-anakku tak pernah ikut-ikutan menyanyikan lagu yang hanya asal mengikuti trend saja sekalipun syair lagunya bukan untuk anak.<br />
<br />
Anak-anak biasanya punya lagu kesukaan. Begitu juga dengan Fanni. Ketika aku bertanya padanya, jawabannya tentang lagu kesukaan tidak aku duga sebelumnya.<br />
<br />
"Apa sih lagu kesukaan Fanni?"<br />
<br />
"Ruri Abangku."<br />
<br />
"Di sekolah sering nyanyi lagu itu ya?"<br />
<br />
"Enggak kok, kan bunda yang sering nyanyi lagu itu, namanya diganti dengan Luthfan."<br />
<br />
"Ooohhh... Jadi Fanni suka lagu itu karena nama Ruri diganti Luthfan?"<br />
<br />
"Iya."<br />
<br />
Untuk jelasnya aku tuliskan syair lagu <b>Ruri Adalah Abangku</b> yang sudah aku ganti dengan nama Luthfan, kakak Fanni yang sulung.<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b><span style="color: blue;">Luthfan adalah abangku<br />Rajin dan senang belajar<br />Dengan menyandang tas di bahu<br />Riang menuju sekolah</span></b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b><span style="color: blue;">Berhitung menulis membaca<br />Tak lupa diulang di rumah<br />Ingin akupun demikian<br />Serajin Luthfan abangku</span></b></blockquote>
Aku mengajarkan lagu anak-anak terutama bila sedang sedang dalam perjalanan ke luar kota. Untuk menghilangkan kejenuhan anak-anak di mobil, lagu anak-anak semasa kecilku, yang aku ingat akan aku nyanyikan. Dari lagu Desaku, Awan Putih, Bunda Piara, Memandang Alam dari Atas Bukit, Ambilkan Bulan, Kapal Api, Ruri Abangku, dan lain-lain. Jangan disangka kalau lagu itu hanya akan dinyanyikan oleh Fanni dan Hilman. Luthfan dan Astri juga sering nimbrung menyanyikannya juga. Lumayanlah untuk seru-seruan di mobil. Dan karena kami cukup sering bepergian (walau sekedar ke Depok, hehehe....), jadinya cukup seringlah lagu anak itu didendangkan.<br />
<br />
Rupanya lagu Ruri Abangku yang selalu aku nyanyikan dengan mengganti nama Ruri dengan Luthfan, berkesan di hati Fanni. Mengapa lagu itu jadi kesukaan Fanni tentu ada alasannya. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak jawaban Fanni. ^_^<br />
<br />
"Kenapa sih Fanni suka lagu Luthfan adalah Abangku?"<br />
<br />
"Mas Luthfan kan memang rajin belajar, Bun."<br />
<br />
"Mas Luthfan orangnya gimana sih, Nak."<br />
<br />
"Mamas hebat."<br />
<br />
"Hebat Gimana?"<br />
<br />
"Suka belain aku kalau aku digangguin."<br />
<br />
"Masak sih? Memangnya Fanni digangguin siapa?"<br />
<br />
"Waktu di rumah eyang, ada anak situ yang nakal sama aku, mamas liat, trus anak itu dimarahi."<br />
<br />
"Fanni suka dibelain mamas?"<br />
<br />
(mengangguk)<br />
<br />
"Terus apalagi?"<br />
<br />
"Mamas jago <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2013/05/serba-serbi-remajaku.html">silat</a></b>, kuat gendong pundak, pinter <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2013/09/in-action.html">bandminton</a></b>, kayak ayah."<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiumPTzPOLnFeUTppZJ7F91Tyz8lJ7gZrthsyVmfYfk1917j8dfxHfXl1kVXRHRHTk32XfTXy6EbrW4IAI1kU6tiYCIYN1DK2rRFf45ePVgbGFOzJiJvrzHArNnjGBGyLc1aOvgWMrPXlhH/s1600/luthfanfanni.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiumPTzPOLnFeUTppZJ7F91Tyz8lJ7gZrthsyVmfYfk1917j8dfxHfXl1kVXRHRHTk32XfTXy6EbrW4IAI1kU6tiYCIYN1DK2rRFf45ePVgbGFOzJiJvrzHArNnjGBGyLc1aOvgWMrPXlhH/s400/luthfanfanni.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCig2Pxak_l8lsyrNfiV14PM8IBUHQqb1dhYiIFEpMJIKLJJoM7lCDgl-YzbF_ceoZMH9JjfRaG4xrHO9KnZcl2RtU_AmPpOlyT9rzLnImtklL_mRrMD6XCdj8NUZh1vy2LVxhcXsWUqv/s1600/luthfanfanni2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCig2Pxak_l8lsyrNfiV14PM8IBUHQqb1dhYiIFEpMJIKLJJoM7lCDgl-YzbF_ceoZMH9JjfRaG4xrHO9KnZcl2RtU_AmPpOlyT9rzLnImtklL_mRrMD6XCdj8NUZh1vy2LVxhcXsWUqv/s400/luthfanfanni2.jpg" width="308" /></a></div>
"Tapi aku takut ngadu sama mamas kalau ada temanku di sekolah yang nakal."<br />
<br />
"Loh kenapa? Katanya suka dibelain mamas?"<br />
<br />
"Ntar temanku dimarah-marahin di sekolah, kan kasian. Mamas galak kalau ada yang nakal sama aku."<br />
<br />
Hihihihi... Fanni kuatir temannya dilabrak kakaknya, bisa-bisa heboh di sekolah. Luthfan memang selalu "pasang badan" kalau ada dengar ada yang mengganggu adiknya. Tidak hanya kepada Fanni, tapi juga Astri dan Hilman. Memang tidak selamanya hal ini baik. Aku dan ayahnya harus sering-sering menahannya agar tidak ikut campur masalah adik-adiknya, supaya adik-adiknya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tapi itulah Luthfan. Pada dasarnya dia ingin <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2013/03/kisah-sebuah-dompet.html">membela</a></b> kehormatan keluarga. Jangan sampai dia dengar nama ayah dan bundanya buat olok-olok, karena itu akan membuatnya tidak perduli siapa yang dihadapinya. Sekalipun belum pernah terjadi dia berantem gara-gara hal itu, tapi cara dia mengatakan ketidaksukaannya sudah cukup membuat temannya atau siapapun yang melakukan jadi tak pernah mengulanginya lagi.<br />
<br />
"Aku kasian sama mamas."<br />
<br />
"Kasian kenapa."<br />
<br />
"Aku pernah ngerusak tugas sekolahnya. Mamas takut nggak dapat nilai."<br />
<br />
"Oh yang itu, enggak kok, Nak. Mamas tetap dapat nilai. Fanni kan udah minta maaf."<br />
<br />
"Udah sih, malah aku udah peluk mamas juga."<br />
<br />
Aku ingat peristiwa malam itu. Luthfan begitu marah ketika tugas praktek IPAnya tanpa sengaja rusak oleh Fanni, padahal harus dikumpulkan keesokan harinya. Fanni ketakutan sekali melihat Luthfan marah dan merasa bersalah. Aku menenangkan Luthfan dan ayah menggendong Fanni ke kamar. Setelah Luthfan tenang, baru Fanni aku panggil. Fanni memeluk kakaknya sambil terisak dia berkata,<br />
<br />
"Maafin aku, Mas. Aku nggak sengaja."<br />
<br />
Semarah-marahnya Luthfan, mendapat pelukan adiknya dengan rasa sedih begitu, tentunya tidak akan tahan. Diusapnya kepala adiknya dan berkata kalau dia memaafkan Fanni.<br />
<br />
Aiiih... manis sekali ending malam itu.<br />
<br />
Fanni memang kelihatan merasa aman di dekat kakaknya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_M91OAs9Rb7x2h-NMYjYm3kcuz0_MYS86aI93HRUo_CUiio3toESyBiKhDHzbNKd5YUC_2-GuxugfqQ8mwR9K52W3pvWcYympRj7jU_0PaF3_c2D4b1j6WR1QppPhOwJsP-wxnZN3JEeW/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_M91OAs9Rb7x2h-NMYjYm3kcuz0_MYS86aI93HRUo_CUiio3toESyBiKhDHzbNKd5YUC_2-GuxugfqQ8mwR9K52W3pvWcYympRj7jU_0PaF3_c2D4b1j6WR1QppPhOwJsP-wxnZN3JEeW/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com37tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-58876863978515577572013-09-20T15:39:00.002+07:002013-09-20T15:39:38.863+07:00In Action<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">LUTHFAN ADLI WICAKSONO</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;">30 Juni 1996</span></b></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWr-fUNEeQz69hP1Tc8FCCzi6gj55JWGU0vBufo72HDGHSfTo5TA7_XoPRYFV5YtqPLE0P7u3NuTQ6ughDk4hpwNOCqKk8GlyGHl1TzgxgW_owUBZZTCVbAYDnWGTBB88sjFpMSCAWEaOt/s1600/Gaya+Luthfan1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWr-fUNEeQz69hP1Tc8FCCzi6gj55JWGU0vBufo72HDGHSfTo5TA7_XoPRYFV5YtqPLE0P7u3NuTQ6ughDk4hpwNOCqKk8GlyGHl1TzgxgW_owUBZZTCVbAYDnWGTBB88sjFpMSCAWEaOt/s400/Gaya+Luthfan1.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: blue;">Berlari... berlari dan melompatlah, anakku.</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: blue;">Buatlah sebuah putaran di lompatanmu agar saat kau kembali pada pijakan,</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: blue;">kau dapat meletakkan kakimu pada posisi yang benar.</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: blue;">Hingga kau dapat kembali berlari dengan lebih kencang.</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAyVUgHjU6lg3ulQ4g0ZMmDeDHnDTYmdtrAUoCCKYVBVWkcu5wvqlFiCjsp8la3sQv12IceHKer1_A7GvQSeBmfCc1G0D3vjCCcKRemlEXKoNAjBeObmS_FQo7ao2d1KNrHG9WgD5hBM2s/s1600/gaya+luthfan3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAyVUgHjU6lg3ulQ4g0ZMmDeDHnDTYmdtrAUoCCKYVBVWkcu5wvqlFiCjsp8la3sQv12IceHKer1_A7GvQSeBmfCc1G0D3vjCCcKRemlEXKoNAjBeObmS_FQo7ao2d1KNrHG9WgD5hBM2s/s320/gaya+luthfan3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfHJwP3gKT7v0eC2l9X9Kut8j8XVUg3sqRGw67b4tEinc6AALppQsMucfOyQKveXf5G7bO07aE9U27OGtTYdHsPB-9pezzsqtyQN4G_FzyFveKl3Qk27FfD30wGxTwyqR3Pq5OhEtp3zkG/s1600/gaya+luthfan4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfHJwP3gKT7v0eC2l9X9Kut8j8XVUg3sqRGw67b4tEinc6AALppQsMucfOyQKveXf5G7bO07aE9U27OGtTYdHsPB-9pezzsqtyQN4G_FzyFveKl3Qk27FfD30wGxTwyqR3Pq5OhEtp3zkG/s320/gaya+luthfan4.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd6h9JKsXVK_LmkKCww8HPUEREb9RCPC17q0EhlEiUYtU_WoHAiOKKvsLJW48DqXhnYmKiDsypPBcTLAbecNgtvcqJsQgA5f26xilLAMbW7myBYuJ7XnzT4y23_cCxYgYHKgtAvqDS6j0g/s1600/gaya+luthfan2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd6h9JKsXVK_LmkKCww8HPUEREb9RCPC17q0EhlEiUYtU_WoHAiOKKvsLJW48DqXhnYmKiDsypPBcTLAbecNgtvcqJsQgA5f26xilLAMbW7myBYuJ7XnzT4y23_cCxYgYHKgtAvqDS6j0g/s320/gaya+luthfan2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000;">Sportiflah pada segala sikap dalam lakumu.</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000;">Jajaki langkah demi langkah selayak kau menghitung skor pada lagamu.</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000;">Saat kau rasakan gempitanya tepuk tangan, itulah prestasimu. </span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000;">Dan saat kau terima kekalahan, itulah kemenanganmu</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_cJfKnIQDOthGqJV5Ez3aqskyclsdq8uLOwtFQsMsaZy7HajZ66NoxviSVZbqeHIIQMPupSjJkmgI4fgC5YxnF7YeRxO2V2fY5u_852sT9AGq74j_kSZC6_cv5ymh7CMMwLIhVIMVzlPO/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_cJfKnIQDOthGqJV5Ez3aqskyclsdq8uLOwtFQsMsaZy7HajZ66NoxviSVZbqeHIIQMPupSjJkmgI4fgC5YxnF7YeRxO2V2fY5u_852sT9AGq74j_kSZC6_cv5ymh7CMMwLIhVIMVzlPO/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com47tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-46492189295955782662013-08-30T13:51:00.001+07:002013-08-30T14:01:01.748+07:00Oleh-Oleh Yang Berkesan<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Beberapa bulan yang lalu, waktu mas Muhamad Furqon Abdullah pemilik <b><a href="http://blog.umy.ac.id/mfabdullah/capek-ma-berbagi-me-and-family/">Capek Ma</a></b> berkunjung ke rumahku, membawa oleh-oleh seekor kura-kura kecil berwarna hijau, yang sebenarnya ditujukan untuk Fanni. Mas Furqon membawa kura-kura itu dengan kandang kecil, dari Yogyakarta naik travel langsung menuju ke rumahku. Waktu itu mas Furqon hendak pulang ke Pontianak, naik pesawat dari bandara Soekarno Hatta. Jadi sambil menunggu jadwal keberangkatan pesawatnya, mas Furqon main ke rumah. Kopdar kedua dengannya setelah kopdar pertama di Yogya waktu itu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDuU386eOith1ymAVvdmnBaWamVsI60PIoshLL0BMHvHSSYIlH_s3L-03zLczp1MN-hjZnN6pzcJRxTPQY_trvuJbttqeH2yKSv2iC5CC0kLMXJkq4EQJMsuijokcJrvA8bcKg347r6ITn/s1600/MFabdulah.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDuU386eOith1ymAVvdmnBaWamVsI60PIoshLL0BMHvHSSYIlH_s3L-03zLczp1MN-hjZnN6pzcJRxTPQY_trvuJbttqeH2yKSv2iC5CC0kLMXJkq4EQJMsuijokcJrvA8bcKg347r6ITn/s400/MFabdulah.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b><a href="http://bundalahfy.blogspot.com/2013/02/sebuah-kisah-di-yogyakarta.html">Kopdar Yogya 23 Pebruari 2013</a></b></span></div>
<br />
Ternyata yang lebih antusias dengan kura-kura itu adalah Hilman, kakak Fanni. Pulang sekolah begitu melihat ada tamu membawa oleh-oleh yang tak lazim buatnya, langsung tertarik dan bermain-main dengan si kura-kura, yang kemudian diberi nama <span style="color: #990000;"><b>KUJO </b></span>alias kura-kura ijo. Hihihihi...<br />
<br />
Sejak itu, Hilman begitu perhatian kepada si Kujo ini. Semula hanya diletakkan dikandang kecil pemberian mas Furqon, tapi kemudian dipindah ke akuarium. Tapi sayang, akuarium yang sudah tidak baru lagi itu kemudian bocor. Jadilah sekarang Kujo menghuni ember besar yang diberi bebatuan oleh Hilman.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWUr7z6t4F_u6PtVmW0Gof0azlj-ZJea2zwZf6WmLW3fT40JgUV1DGoqW2muVPS5eD7Ejyt0fC5IaIyxC7TXMnU89sF7h1yxksg-lHo2W6Nh28eo1Oi2fxnT3U-DvDiorekEZEvABRfpYe/s1600/kujo1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWUr7z6t4F_u6PtVmW0Gof0azlj-ZJea2zwZf6WmLW3fT40JgUV1DGoqW2muVPS5eD7Ejyt0fC5IaIyxC7TXMnU89sF7h1yxksg-lHo2W6Nh28eo1Oi2fxnT3U-DvDiorekEZEvABRfpYe/s320/kujo1.jpg" width="228" /></a></div>
<br />
Rajin sekali Hilman menyikat cangkang Kujo, bahkan pernah dicuci pakai sampho segala. Hahaha... untungnya si Kujo nggak mabok tuh sama samponya. Ayah sampai tertawa geli waktu Hilman sampai membawa si Kujo ke atas tempat tidur. Ya memang kemudian dilaranglah. Masak iya sampai dibawa ke tempat tidur. Kalau pas buang kotoran kan lumayan walau masih kecil.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjY9l16ndTzH7NHu6iDh_LV7ueGsg8l1mpxhyphenhyphenIZGh5FAudNL7RtlHbq0pogUt_LM4wjiLY2pseawPmu3ogmE_zTSxOkmPtC3BJXbnDYJtLe4TDvyrG63I1VKT1yJV8y3lkSHm7Fz6SnP38/s1600/kujo3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="284" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjY9l16ndTzH7NHu6iDh_LV7ueGsg8l1mpxhyphenhyphenIZGh5FAudNL7RtlHbq0pogUt_LM4wjiLY2pseawPmu3ogmE_zTSxOkmPtC3BJXbnDYJtLe4TDvyrG63I1VKT1yJV8y3lkSHm7Fz6SnP38/s320/kujo3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">sudah lebih besar dari pada ketika baru datang</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpQZOk33WrxLm_KVFxpAQ-EUuNDPGKDQ0nzkeK1_TNJmNem7yA7R6Xgmz7vZAeIHQKCUU8D2sVr0-NFWzEJIu6rkvwCsiav4T4eJO9yk0-FWpxxOcJ-gskdmdlEFpk4peUx_bmyrv4n6Y_/s1600/kujo2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpQZOk33WrxLm_KVFxpAQ-EUuNDPGKDQ0nzkeK1_TNJmNem7yA7R6Xgmz7vZAeIHQKCUU8D2sVr0-NFWzEJIu6rkvwCsiav4T4eJO9yk0-FWpxxOcJ-gskdmdlEFpk4peUx_bmyrv4n6Y_/s400/kujo2.jpg" width="243" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Terima kasih sekali lagi mas Furqon buat oleh-oleh yang amat berkesan buat anak-anak, terutama Hilman. Semoga bisa terus dirawat sampai si Kujo besar. Sepertinya Hilman berkhayal bahwa si Kujo bisa menjadi sebesar penyu kering yang ada di rumah eyangnya di Yogya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPlUh0HGHs8T3dczSw27UiYwfz3oC9mktsKmSXM02WaHPqU9TQ3rAyGZSGIVp-y_NW1_14zeMmhFY2VEn6migqgx6Q_YfynSiYWKFb885XCy4uwpvuzIV8jAQ4nNeY-r_CN5EpiuGNdmpQ/s1600/penyu.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPlUh0HGHs8T3dczSw27UiYwfz3oC9mktsKmSXM02WaHPqU9TQ3rAyGZSGIVp-y_NW1_14zeMmhFY2VEn6migqgx6Q_YfynSiYWKFb885XCy4uwpvuzIV8jAQ4nNeY-r_CN5EpiuGNdmpQ/s400/penyu.JPG" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Penyu dan kura-kura itu beda, nak. Tapi rawatlah Kujo dengan baik.</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Dia akan tumbuh bersama denganmu.</b></span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwEM_78IPTJiL_zOB-xexJRn7LHiqJD6TKJ0ogyfTiVWJOe5yHc9VzuSwTDvg1znMlsR-Pm7of3kUduBOE7jO7Mnz9_0ha9IAv_bjvuyzJ_k15R98eimU2QpqmnJHRJ1n40hYL9Q04x31i/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwEM_78IPTJiL_zOB-xexJRn7LHiqJD6TKJ0ogyfTiVWJOe5yHc9VzuSwTDvg1znMlsR-Pm7of3kUduBOE7jO7Mnz9_0ha9IAv_bjvuyzJ_k15R98eimU2QpqmnJHRJ1n40hYL9Q04x31i/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com76tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-41485886412796304692013-08-25T12:51:00.000+07:002013-08-25T12:51:14.009+07:00Kemantapan Hati Fanni<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Tentang Fanni lagi. Si cantik yang selalu ceria dan membuat suasana rumah segar dengan segala canda dan tingkah lakunya. Fanni memang menyenangkan. Ditambah lagi dengan bahasa kasih Sentuhan Fisik, membuat ayah bundanya gemas untuk selalu memeluk dan menciumnya, dan Fanni-pun begitu menyerahkan dirinya untuk mendapat peluk cium itu. Hihihi... Menggemaskan banget. Gurauannya selalu mengundang tawa seluruh anggota keluarga. Walau tetap saja kadang muncul kerewelan darinya. Tapi masih wajar dan bisa segera ditenangkan.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprBxoya_x9kXEnJHzSftNzW8FqAndjEboSl01FR3PvF-RqoFZjL1oP2OM0wlHoH590EJ_cRnWDgmxnqooOINrU9OuEGBdIZSWya_3Y8IxNdLpl8ow9axZ8OGBIu4XkiOqdsHWeIbLe31y/s1600/Fanni+bawa+bunga.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprBxoya_x9kXEnJHzSftNzW8FqAndjEboSl01FR3PvF-RqoFZjL1oP2OM0wlHoH590EJ_cRnWDgmxnqooOINrU9OuEGBdIZSWya_3Y8IxNdLpl8ow9axZ8OGBIu4XkiOqdsHWeIbLe31y/s400/Fanni+bawa+bunga.jpg" width="281" /></a></div>
<br />
Oktober nanti usianya 7 tahun. Dari sekarang dia sudah punya angan-angan ingin dibelikan mainan. Sudah menyebut dengan jelas mainan seperti apa yang dia inginkan. Lucunya, ketika Hilman berulang tahun belum lama ini dan dibelikan mainan, kebetulan mainan yang Fanni inginkan ada di toko itu. Fanni tetap tidak mau dibelikan, dia tetap mengatakan bahwa mainan itu buat kado miladnya.<br />
<br />
Ada hal-hal yang ditunjukkan Fanni membuatku terharu dan bahagia. Sebagaimana aku ceritakan dalam <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2013/06/hidayah-untuk-anakku-2.html">Hidayah Untuk Anakku #2,</a></b> dimana Fanni sudah mantap mengenakan jilbab ketika masuk SD, maka tulisan ini adalah bukti kemantapan hatinya dalam berbusana muslim, tidak sekedar asal ikut-ikutan bunda dan kakaknya (Astri).<br />
<br />
Ramadhan lalu, ketika eyangnya datang dari Yogya, Fanni diajak menginap di rumah adikku di Ciganjur, Jakarta Selatan. Karena liburan lalu Fanni gagal liburan ke Yogya dan dia amat kangen dengan eyangnya, maka aku ijinkan dia menginap selama 1 minggu di Ciganjur.<br />
<br />
"Fanni, ini semua keperluan Fanni sudah bunda siapkan di tas ini. Jilbab ada di sebelah sini. Alat mandi di sini," aku menjelaskan semua kebutuhannya selama seminggu.<br />
<br />
"Ya, bunda...," Fanni hanya menjawab sekilas sambil asyik bermain.<br />
<br />
"Fanni tetap puasa ya di sana."<br />
<br />
"Iya dong. <b>Kan biar bunda nggak liat, Allah liat</b>."<br />
<br />
"Alhamdulillah, anak bunda pinter."<br />
<br />
<b>"Aku mau dapat pahala yang banyak, bunda</b>.<b>"</b><br />
<br />
"Subhanallah... anak sholehah bunda...", peluk cium kembali kudekapkan padanya. Terharu banget.<br />
<br />
Ketika dua hari Fanni menginap di rumah tantenya, aku dapat kiriman foto Fanni sedang diajak eyangnya jalan-jalan. Difoto itu tampak Fanni tetap mengenakan jilbabnya. Aku bertanya pada adikku, apakah Fanni berpakaian sendiri atau diurusi.<br />
<br />
"Dia mandiri banget mbak. Semua diurusnya sendiri. Bahkan dia minta kantong plastik untuk baju kotornya, tapi aku cucikan kok. Jilbabnya dia pakai sendiri. Sahur juga gampang dibangunkan. Puasa tetap sampai maghrib. Padahal anakku nggak puasa (5 tahun). Salut deh sama Fanni. Nggak terpengaruh apa-apa." adikku menjelaskan.<br />
<br />
Alhamdulillah, ya Allah. Rupanya mengijinkan Fanni menginap bisa sambil menjadikan ujian buatnya bagaimana kemandirian dan kemantapan hatinya.<br />
<br />
Hal lain yang ditunjukkan Fanni dalam kemantapan hatinya berbusana muslim adalah hal lain yang melegakan. Fanni sekolah di SD negeri. Di kelasnya ada 2 anak yang memakai jilbab. Suatu hari Fanni pulang sekolah bercerita,<br />
<br />
"Di kelasku ada yang pakai jilbab juga, bun. Tapi aneh deh bun... Masak kalau di kelas suka dia lepas. Ngapain dia pakai jilbab kalau dilepas-lepas gitu."<br />
<br />
"Memangnya Fanni nggak pernah lepas jilbab kalau di sekolah?"<br />
<br />
<b>"Enggaklaah... ngapain pakai dilepas."</b><br />
<br />
"Memangnya kenapa Fanni nggak mau lepas?" Bunda ngetes Fanni.<br />
<br />
"<b>Malu dong bunda, rambut kan aurat. Masak diliat-liatin</b>.<b>"</b><br />
<br />
"Nggak kepanasan?"<br />
<br />
<b>"Biarin aja kepanasaan."</b><br />
<br />
"Nggak bikin Fanni terganggu belajarnya?"<br />
<br />
<b>"Enggak tuh. Biasa aja."</b><br />
<b><br /></b>
"Nggak merasa malu, kan teman-teman nggak pada pakai."<br />
<br />
"Aaah... bundaaaa... <b>yang malu itu kalau nggak pakai jilbab.</b>" Fanni menjawab ringan sambil berlalu.<br />
<br />
Kali lain ketika sedang dalam perjalanan ke Depok. Aku lupa membawa minum untuk anak-anak di mobil. Maka ayahnya menghentikan mobil di sebuah swalayan untuk membeli air mineral dan sedikit snak buat anak-anak. Fanni dengan berteriak, berkata,<br />
<br />
"Ayaaah...! Tunggu aku mau ikut turun. Pakai jilbab dulu Yaaah...!" Fanni di mobil berbaring di jok mobil jadi jilbabnya dilepasnya. Ketika hendak turun dari mobil, ingat dengan jilbabnya sekalipun dengan terburu-buru.<br />
<br />
Subhanalah... Alhamdulillah... Allahu Akbar... Puji syukur padaMu ya Allah. Anakku sudah mantap berbusana muslim dengan pemahaman yang benar. Kuatkan hatinya, teguhkan imannya, lindungilah tiap langkahnya agar selalu berpetunjuk. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.<br />
<br />
Berbusana muslim memang harus dilakukan dengan sebuah pemahaman yang benar bahwa busana muslim adalah sebuah kewajiban yang menjadi ketetapan Allah kepada kaum wanita. Jika hanya karena ikut-ikutan dan mengikuti trend, maka akan tampak dari sikap dan tingkah lakunya. Banyak kita lihat anak-anak, remaja atau orang dewasa memakai pakaian muslin karena terpaksa mengikuti aturan yang berlaku di lingkungannya. Misalnya lingkungan sekolah atau tempat kerja. Bukan karena memang dengan keyakinan keimanan yang benar. Maka yang tampak adalah, begitu dia keluar dari lingkungan tersebut, dia akan melepas jilbabnya bahkan berganti dengan pakaian yang jauh dari kesan muslimah.<br />
<br />
Saling mendoakan demi kebaikan bersama, semoga semakin banyak muslimah berbusana yang baik dan benar.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitu9d90xXmJ2n4q78z_006decPaOhb9LA1OG0TFiRL2Q-xPbciz0D4csFFgfiEaNC_MO32XQHFMVL-5rjpX2zI_a1MjKGmegoQeoO-0reGq9Z6XfTMPC3JHi9fkvs4-sR1eODj8ugPusF6/s1600/tanda+tangan.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitu9d90xXmJ2n4q78z_006decPaOhb9LA1OG0TFiRL2Q-xPbciz0D4csFFgfiEaNC_MO32XQHFMVL-5rjpX2zI_a1MjKGmegoQeoO-0reGq9Z6XfTMPC3JHi9fkvs4-sR1eODj8ugPusF6/s1600/tanda+tangan.png" /></a></div>
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com55tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-45090774432944298702013-07-28T22:07:00.000+07:002013-07-28T22:07:46.202+07:00Senjata-Senjata Hilman<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Mengenali sifat dan perilaku masing-masing anak, sebagai ibu rasanya seperti harus bisa menjadi psikolog keluarga. Bagaimana bersikap kepada anak yang satu tentu saja berbeda dengan anak yang lain, apalagi dengan usia dan perbedaan laki-laki dan perempuan. Pada intinya, sebagai orang tua tentu saja aku mencintai semua anak-anakku.<br />
<br />
Hilman Zata Amani adalah anakku yang nomor tiga. Laki-laki, sekolah kelas 6 SD. Kami sekeluarga sepakat bahwa Hilman mempunyai sifat paling unik dibandingkan saudara-saudaranya. Dengan Luthfan yang satu-satunya saudara laki-laki, amat beda sekali segalanya. Apalagi dengan Astri, Fanni ataupun Kayla. Memahami sifatnya adalah hal yang paling sulit. Banyak hal yang bila aku terapkan kepada saudara-saudaranya yang lain bisa berlaku, tapi pada Hilman tidak. Aku harus mencari cara lain untuk menerapkan sebuah aturan, atau hal baru kepadanya untuk membuat hasil yang kurang lebih sama dengan saudara-saudaranya.<br />
<br />
Seru dan makin menantang rasanya tugasku sebagai seorang bunda dengan hal-hal tersebut. Perlu kreatifitas sambil tetap memperhatikan perasaan anak-anak semua. Tidak selamanya aku berhasil. Kadang terjadi juga kesalahan dalam bersikap yang membuat Hilman sedih dan kecewa. Aku bahkan pernah memeluknya sambil menangis minta maaf atas kelalaian yang aku buat. Hilman hanya mengangguk-angguk tanda memaafkanku sambil menghapus air matanya.<br />
<br />
Hilman anak yang kreatif. Dia suka memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat apa saja yang melintas dalam ingatannya. Walau belumlah hal-hal yang luar biasa, tapi buat kami apa yang dibuatnya adalah sebuah kemampuan yang besar yang terpendam pada dirinya. Semoga aku dan ayahnya bisa mengarahkannya dengan baik supaya kemampuan Hilman bisa berkembang.<br />
<br />
Belakangan, Hilman suka sekali membuat berbagai jenis senjata dari kertas bekas yang digulung-gulung. Awalnya, Hilman minta dibelikan tembak-tembakan yang berpeluru bulat-bulat kecil. Aku tidak membelikannya karena kuatir kena saudaranya atau benda-benda lain di rumah. Ternyata hal itu malah memancing kreatifitasnya untuk membuat sendiri tembakan.<br />
<br />
Bahannya adalah:<br />
Kertas HVS bekas, sedotan, cotton bud, karet dan isolasi.<br />
<br />
Dan inilah beberapa karya Hilman:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGoSWGDIJGoqI-b1l16SHWy958UFPMnhIYr9DD_tYGS9Pv2w0whans5uAmsHZglb2k-IkDtesqshzf70ymFYlWbD0kymaOfYAgwtchEuXeZwfz0-FzbbP4E4K_EFDm6a3LfXuz4txpODA0/s1600/panahan+kecil.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGoSWGDIJGoqI-b1l16SHWy958UFPMnhIYr9DD_tYGS9Pv2w0whans5uAmsHZglb2k-IkDtesqshzf70ymFYlWbD0kymaOfYAgwtchEuXeZwfz0-FzbbP4E4K_EFDm6a3LfXuz4txpODA0/s400/panahan+kecil.jpg" width="308" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUty7AeL3Lka8nIMMCbh_JAMEqAZI78etFLtfmWcU07Hdk0JcqLQ3FQvQIGtylWRSAH526Aee1viJA7OgLZ9gRlSYdkyB4SRKl-OSLB88Sd1C5QO0zUwYM-4kJsFIYmmzlwMwtGE9DfRLl/s1600/panahan+sedang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUty7AeL3Lka8nIMMCbh_JAMEqAZI78etFLtfmWcU07Hdk0JcqLQ3FQvQIGtylWRSAH526Aee1viJA7OgLZ9gRlSYdkyB4SRKl-OSLB88Sd1C5QO0zUwYM-4kJsFIYmmzlwMwtGE9DfRLl/s400/panahan+sedang.jpg" width="308" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVFJNjNV_469ti71xfHyC_XSpykmXvfqcVAO1_R5s3mUyZ8qzUe8ifWqe91zfJo2eKcKCWFS05HtB8u3InIsKL2TPHdS407CuudpvIA-1YHUYEsvd-0jSo3S8EA21Es6Aynq9zwMoNvsI0/s1600/panahan+besar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVFJNjNV_469ti71xfHyC_XSpykmXvfqcVAO1_R5s3mUyZ8qzUe8ifWqe91zfJo2eKcKCWFS05HtB8u3InIsKL2TPHdS407CuudpvIA-1YHUYEsvd-0jSo3S8EA21Es6Aynq9zwMoNvsI0/s400/panahan+besar.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOi-8ZWXF3RKibsA6ykTvw8lBrT_cgwiDN7p_rSozQ_80xk6Rvv_tA7LdaV6O6Z9Zu20ozJt3tqZePmD6VJt5ILWW5KDFcyqWWzLMaTzKhHbrlTH7v4WDAzUssipznzovDDh6LkpOUopk1/s1600/tembakan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOi-8ZWXF3RKibsA6ykTvw8lBrT_cgwiDN7p_rSozQ_80xk6Rvv_tA7LdaV6O6Z9Zu20ozJt3tqZePmD6VJt5ILWW5KDFcyqWWzLMaTzKhHbrlTH7v4WDAzUssipznzovDDh6LkpOUopk1/s400/tembakan.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiOalkI9h2r7UQqFcH2DL-9iQdcrgq-kCja3Pq2VDW8QYGHH-43Gwaeg4Gj4voZ3g9O8TFCVOgac2gcs740qPdgcNqDi7NgrYW7CaxsrfaGsI_3BFPvg13kgTNrWE7KXP3m24UCGHX4cFq/s1600/senjata+komplit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiOalkI9h2r7UQqFcH2DL-9iQdcrgq-kCja3Pq2VDW8QYGHH-43Gwaeg4Gj4voZ3g9O8TFCVOgac2gcs740qPdgcNqDi7NgrYW7CaxsrfaGsI_3BFPvg13kgTNrWE7KXP3m24UCGHX4cFq/s400/senjata+komplit.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Proses membuatnya:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Ambil 3 lembar kertas kemudian gulung kecil dan padat. Bentuk dan relatkan dengan isolasi, kemudian dikencangkan dengan karet. Sedotan dan cotton bud digunakan sebagai senjata jadi tidak sakit kalau kena orang.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Walau kelihatannya sederhana, tapi daya lontar semua senjata-senjata itu cukup jauh dan keras. Kalau senjata diganti benda tajam, bisa bahaya loh. Hilman juga membuat video bagaimana memainkan salah satu tembakan buatannya. Semoga bisa disetel nih videonya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dwFUgzNQwB1410FRhTaEQ5h-sW1k9X2LFOiIu7tcEJmdENLiwuETIT8ctjffzQW975pFHQw_wuBzXIiOMz5' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Nah, Hilman anakku... semoga makin kreatif dalam berkarya ya. Bunda senang lihat Hilman rajin memanfaatkan barang-barang bekas yang ada untuk dibuat menjadi sesuatu.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com48tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-22368116036872895142013-07-15T14:37:00.000+07:002013-07-15T14:37:29.486+07:00Ayo Sekolah<b>Bismillahirrahmannirrahiim.</b><br />
<div>
<b><br /></b>Tak terasa, liburan sekolah sudah berakhir. Bisa dibilang liburan kali ini kami hanya "di rumah saja". Artinya kami tidak berlibur atau camping seperti yang biasa dilakukan pada saat liburan tiba. Padahal ayahnya sudah ancang-ancang mengambil cuti untuk liburan ini, tapi dibatalkan. Kesibukan pendaftarasan sekolah Astri yang masuk SMA dan Fanni yang masuk SD cukup membuat kagok jadwal. Apalagi Fanni baru dapat sekolah setelah mengikuti Jalur Lokal, karena umurnya kurang sedikit ketika mengikuti Jalur Umum tahap 1. Jadi batalah acara liburan yang semula kami rencanakan hendak ke Yogya sampai Bromo.<br />
<br />
Tak apa. Memang sedang masanya. Yang penting Astri dapat SMA yang diafirmasikannya, dan Fanni dapat sekolah sesuai keinginan kami semua. Alhamdulillah.<br />
<br />
Menjelang hari pertama sekolah, suasana rumah disibukkan dengan kegiatan menyampul buku dan mempersiapkan alat sekolah. Apalagi Astri harus menyelesaikan tugas-tugas untuk keperluan MOS (Masa Orientasi Siswa). Biasalah, ada saja hal-hal aneh dan sedikit menyusahkan dalam persiapannya. Mulai dari membuat name tag berbentuk Tugu Monas seukuran badan, membuat 8 buah pantun, membuat surat cinta, dan lain-lain. Seru juga membantu mengerjakan semua itu. Apalagi Astri sudah seperti teman kalau sama bundanya. Jadi dia cuek saja bercerita tentang kelucuan teman-temannya dalam mempersiapkan MOS dan membacakan surat cinta yang dibuatnya untuk kakak kelasnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmQbidgK2kz4AJHaWGlSkmk1vcYjTh9FjrM53k5o1_VoT1NzxwRyi4yPrkfGSnCsjepzy53y3D_Iu_D3En99GbtkKReL7j1UW72vYlYG_HUZaYgClgZ2vx_-3mpt1etm-4jrESuvZcP4Q2/s1600/sampul+buku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmQbidgK2kz4AJHaWGlSkmk1vcYjTh9FjrM53k5o1_VoT1NzxwRyi4yPrkfGSnCsjepzy53y3D_Iu_D3En99GbtkKReL7j1UW72vYlYG_HUZaYgClgZ2vx_-3mpt1etm-4jrESuvZcP4Q2/s400/sampul+buku.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Ayoo, kita sampul bersama-sama!</b></span></div>
<br />
Menyampul buku juga kami kerjakan bersama-sama. Bahkan Fanni hanya perlu memperhatikan aku mengajari sekali, kemudian dia bisa ikut menyampul. Rapi juga loh hasilnya. Sepanjang menyampul bibir mungilnya selalu berceloteh, berangan-angan bagaimana dia akan menghadapi hari-hari SD-nya. Seragam SD tak luput dari perhatiannya. Beberapa kali dia coba, lengkap dengan jilbab, dasi, topi, kaos kaki dan sepatunya. <br />
<br />
"Aku nggak sabar mau SD, Bun." begitu selalu yang diucapkannya.<br />
<br />
Sementara Astri dengan nada dan mimik wajah dilebay-lebaykan berkata,"Bunda, I need you on my first day. Doakan aku, peluk aku, semoga aku lolos dari kerjaan iseng kakak kelas semasa MOS."<br />
<br />
Adegan berikutnya adalah Astri dan Fanni pura-pura rebutan memeluk bundanya, merayu siapa yang akan ditemani di hari pertamanya sekolah. Hihihihi... sukaaaa deh dengan suasana rumah yang so sweet begitu. Tentu saja aku akan menemani Fanni, Astri hanya menggoda adiknya saja.<br />
<br />
Daaaaan...<br />
<br />
Hari pertama sekolah tiba. Fanni sudah tak mau tidur habis sahur. Oh ya, Alhamdulillah Fanni sudah kuat puasa full sejak hari pertama. Makin tak sabar dia memakai seragam SDnya. Suasana heboh antri kamar mandi pun mulai terasa kembali. Seru, lucu, walau ada sedikit teriakan, namun bukan dengan nada emosi. Aku memang fokus pada Fanni, kalau kakak-kakaknya sudah aku biarkan mengatur semua kebutuhannya sendiri.<br />
<br />
Ayah bahkan ingin juga mengantar Fanni di hari pertamanya masuk SD. Kalau soal Fanni, ayah memang paling mantap deh.<br />
<br />
"Asyiiik, aku diantar ayah sama bunda, mbak Astri jalan kaki aja sana," masih sempat menggoda kakaknya juga dia. Astri hanya membalas dengan senyum ledekan, kemudian berpamitan. Dia berangkat nomor satu. Luthfan seperti biasa berangkat sekolah naik motor sambil mengantar Hilman.<br />
<br />
Sekolah Astri hanya berjarak sekitar 200m dari rumah, dan sekolah Fanni sedikit lebih jauh, kira-kira 300m dari rumah. Dekat khan, bisa jalan kaki. Alhamdulillah diberi kemudahan ini sama Alloh.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwgRbgGoo-45gNtlrLjvY7b2pgIkxR04cW3PY6vQEMtZYTUEFl4oMNukgBPkTDvKxl6iAdHsY4FUS_iA12R-TfeOfGW7Kzqg3OhWHhYQ_YvZN69Y0PpE8xaKDusK_1p0HAbk5wKMAmdASf/s1600/fanni+di+kelas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwgRbgGoo-45gNtlrLjvY7b2pgIkxR04cW3PY6vQEMtZYTUEFl4oMNukgBPkTDvKxl6iAdHsY4FUS_iA12R-TfeOfGW7Kzqg3OhWHhYQ_YvZN69Y0PpE8xaKDusK_1p0HAbk5wKMAmdASf/s400/fanni+di+kelas.jpg" width="395" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Duduk manis menunggu guru datang</b></span></div>
<br />
Tentu saja seperti diduga, belum ada pelajaran di hari pertama. Baru perkenalan, dan beberapa pengumuman. Guru juga masih membuat susana kelas seperti layaknya di TK. Menyanyi, menggambar bebas, menyapa satu persatu muridnya. Lega rasanya melihat sikap guru Fanni kepada murid-muridnya. Terlihat sabar dan pengertian.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMy-iIQMms2OMLmoxwX-I7Ba2NymXwugjoipPfVT9nFyP-sXGFrzeQSznudkkf-dRWxbtBopfzSmEfcFD-GN40gHIBiKnLsxM551LlCdzo0IybITTMlSdtuBGW75juVDxPzrP80co5Z9u0/s1600/Fanni+dan+nabila.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMy-iIQMms2OMLmoxwX-I7Ba2NymXwugjoipPfVT9nFyP-sXGFrzeQSznudkkf-dRWxbtBopfzSmEfcFD-GN40gHIBiKnLsxM551LlCdzo0IybITTMlSdtuBGW75juVDxPzrP80co5Z9u0/s400/Fanni+dan+nabila.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Fanni dan Nabila, teman TK-nya</b></span></div>
<br />
Jam 09.00 sudah pulang. Karena pagi berangkat bareng ayah, maka kami pulang jalan kaki. Bukan Fanni kalau tidak berceloteh sepanjang jalan. Semua yang disampaikan gurunya lengkap disampaikan pada bundanya. Karena aku mendengarkan dari luar kelas dan membaca pengumuman di papan tulis, jadi aku tau bahwa apa yang Fanni ceritakan itu lengkap. Good job, sweety.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWOxmpHu-YypfOPR6Gipx3oPPoH2JX49lskU4NubyoQIBbiGlZb6PDCcmDxebDVibZYmKzMr7sS9KJQ0cnvJBBaaJGkrx80ch-PjlY-E7w4l04xaXngMGEIfttox2QpTMV_wHP23g0gTkc/s1600/Fanni+plg+sekolah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWOxmpHu-YypfOPR6Gipx3oPPoH2JX49lskU4NubyoQIBbiGlZb6PDCcmDxebDVibZYmKzMr7sS9KJQ0cnvJBBaaJGkrx80ch-PjlY-E7w4l04xaXngMGEIfttox2QpTMV_wHP23g0gTkc/s400/Fanni+plg+sekolah.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Pulang sekolah dengan ceria dan full cerita</b></span></div>
<br />
<b>Anak-anakku, harapan bunda semoga kalian bisa belajar dan menyerap semua ilmu yang kalian dapat dengan baik. Dan ilmu itu bermanfaat bagi hidup kalian sekarang dan nanti. Selamat menuntut ilmu, tetaplah membuat afirmasi-afirmasi dalam belajarmu. </b><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br /></div>
<div>
<b><br /></b></div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com53tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-41851107850691223772013-06-30T05:38:00.002+07:002013-06-30T05:38:52.348+07:00Lombok ImpiankuAku dan keluargaku termasuk yang senang rekreasi atau berlibur. Kebersamaan dengan keluarga menjadi semakin kental dengan bepergian bersama.Namun selama ini tempat liburan kami belumlah ke tempat yang jauh-jauh, paling sekitaran Jakarta, Bandung, Yogyakarta. Kami lebih suka berlibur ke wisata alam, seperti laut dan pegunungan. Rasanya bisa sekalian bertadabur alam dan mengajarkan kepada anak-anak untuk lebih mengagungkan kebesaran Illahi.<br />
<br />
Aku dan anak-anak lebih suka laut dari pada pegunungan. Memandang laut lepas dengan panoramanya selalu membuat hati berdecak kagum pada keindahan ciptaanNya. Menikmati hamparan pasir dengan yang dibelai oleh ombak yang kadang lembut, kadang keras. Mengagumi keindahan dasar laut dengan menceburkan diri pada asinnya air laut, sungguh luar biasa rasanya. Aku selalu menikmati suasana pantai baik itu pagi, siang atau sore bahkan malam harinya. Selalu saja alam membawa keindahan dengan ciri khasnya. Ditambah lagi, karena Luthfan (sulungku) alergi dengan udara dingin, jadi kalau ke daerah pegunungan, sering alerginya kumat.<br />
<br />
Sejak lama, aku selalu menarik nafas dan ber-Allahu Akbar bila melihat gambar-gambar pantai di <b>LOMBOK.</b> Begitu besar hasratku untuk bisa ke tempat itu. Panorama Lombok yang terlihat indah di foto-foto/gambar-gambar membuatku memendam hasrat yang besar untuk ke sana. Apalagi aku mempunyai teman yang bergerak di bidang wisata di sana, yaitu Wisata Lombok. Darinya aku banyak mendapat cerita dan gambar-gambar yang membuat kepalaku pusing saking pengennya ke sana.<br />
<br />
Jika suatu saat aku bisa ke Lombok, pokoknya aku ingin mengunjungi berberapa lokasi di sana. Ubek-ubek panorama laut sampai puas. Menikmati asinnya hawa laut yang menerpa wajahku. Merasakan tiupan angin laut yang mengayunkan gelombang ombak. Allahu Akbar.<br />
<br />
Tempat pertama yang ingin aku kunjungi dari wisata di Lombok adalah <b>GILI NANGGU. </b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoJxUDKyYCK36IhyphenhyphenAPqbgBB1eErMq0mncHYkWC0IVdc-VV7N7mnemYHPL7BaWuwSIoH5vSWsGDJOfdU-Imsc2pBDr5jNPAicDeuUTgMb88nltp7W5IrpstXZRCr4sd7lEL7490EGh5sH_F/s591/petananggu1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoJxUDKyYCK36IhyphenhyphenAPqbgBB1eErMq0mncHYkWC0IVdc-VV7N7mnemYHPL7BaWuwSIoH5vSWsGDJOfdU-Imsc2pBDr5jNPAicDeuUTgMb88nltp7W5IrpstXZRCr4sd7lEL7490EGh5sH_F/s400/petananggu1.jpg" width="280" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Kok Gili Nanggu? Dari cerita temanku, aku mendapat keterangan kalau Gili Nanggu berada di Selat Lombok atau di pesisir barat Pulau Lombok. Secara administratif, pulau ini berada di wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Pulau ini hanya sekitar 12 hektar saja luasnya, dan di sana hanya ada satu cottage. Tempatnya lebih tenang dan kelestarian alamnya sangat dijaga. Tidak boleh menangkap ikan baik itu dengan jaring atau pancing, tidak boleh menginjak terumbu karang. Sehingga ikan-ikan di sana tidak takut didekati manusia. Waaahh, kalau snorkeling bisa asyik nih!<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Cottage di sana juga bikin penasaran. Bentuknya seperti lumbung (Hug). Unik dan kesannya nature sekali. Suasananya lebih privacy. Di sana sudah ada fasilitas watersport, dan diving. Sepertinya GILI NANGGU cocok buat yang berhoney moon atau menyemai cinta bersama keluarga.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNOVVdeWEwre9Tqz1JKChBCVrq9XbgPxg1XprH_lndxoRdo-CckbTQg5aXFXRyRaMwfc9LR9fikRCXFp2nq6XUl7PfrsW5ZFL7hCA3OG-LYalzn0Ls1ru9uZXPGU8vHM0omkGbZanxc0Pr/s960/cotage+gilinanggu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNOVVdeWEwre9Tqz1JKChBCVrq9XbgPxg1XprH_lndxoRdo-CckbTQg5aXFXRyRaMwfc9LR9fikRCXFp2nq6XUl7PfrsW5ZFL7hCA3OG-LYalzn0Ls1ru9uZXPGU8vHM0omkGbZanxc0Pr/s400/cotage+gilinanggu.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
kamar berbentuk lumbung (hug)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkovyAp-62d7jWOEjiPAWB-1MUqj8XeAf8Y0LuV_OiGOHMTZ_zgZeH8Afjsrtnxs5hwgCsZ6tCQlZx8FCS7kFm0HieX4dt5rhsMNipVuUkaP8nAjOFdhMe01JfNEuoI3V1qRrfE777fvyY/s604/sunrise+di+gilinanggu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkovyAp-62d7jWOEjiPAWB-1MUqj8XeAf8Y0LuV_OiGOHMTZ_zgZeH8Afjsrtnxs5hwgCsZ6tCQlZx8FCS7kFm0HieX4dt5rhsMNipVuUkaP8nAjOFdhMe01JfNEuoI3V1qRrfE777fvyY/s400/sunrise+di+gilinanggu.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
sunrise di Gili Nanggu</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL0odcoa2um-E76iUJxHPb6mRYoXSPd8zVz9i0fN1KIDnGlLPYZEfzuTXDxMEofwf8Cd3HMmPyJ6Pt1L-AflFxn_hM_AKHhjFX0KetMURGe3jK_JlIE5Ejxlgm7jfo7c9XdIgL7BrFVOW3/s960/sunset+gilinanggu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL0odcoa2um-E76iUJxHPb6mRYoXSPd8zVz9i0fN1KIDnGlLPYZEfzuTXDxMEofwf8Cd3HMmPyJ6Pt1L-AflFxn_hM_AKHhjFX0KetMURGe3jK_JlIE5Ejxlgm7jfo7c9XdIgL7BrFVOW3/s400/sunset+gilinanggu.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
sunset di Gili Nanggu</div>
<div style="text-align: center;">
<br />
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhnaelHrYXOCZTfen_0TZDl4pwSLqOicoegTWfy4RpZxEzqV2YGbsDUQtSOKb7elRDgfBQDdwHj-C3auGfCsPNoYCAFGhPHibxVmgRelQfBYeSKF1TklJYL3WljxdEaRfSrMjqSQlVPAQG/s960/Gili+Nanggu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhnaelHrYXOCZTfen_0TZDl4pwSLqOicoegTWfy4RpZxEzqV2YGbsDUQtSOKb7elRDgfBQDdwHj-C3auGfCsPNoYCAFGhPHibxVmgRelQfBYeSKF1TklJYL3WljxdEaRfSrMjqSQlVPAQG/s400/Gili+Nanggu.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
keindahan pantai Gili Nanggu</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9vXnCHOqer-BJtrWD7jKa1v0EYV-R35JFU6HDCFOAuXa0UVEGdnM5BYF8s1n4W770cXgv6NRxxEB5UA4YfLeVvnrMe1l_x7lmF94g5VhQvAG18T4umxaay5A3kCyOscdM-kxpMZ4GmUkX/s960/gili+nanggu2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9vXnCHOqer-BJtrWD7jKa1v0EYV-R35JFU6HDCFOAuXa0UVEGdnM5BYF8s1n4W770cXgv6NRxxEB5UA4YfLeVvnrMe1l_x7lmF94g5VhQvAG18T4umxaay5A3kCyOscdM-kxpMZ4GmUkX/s400/gili+nanggu2.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Salah satu sisi pantai Gili Nanggu</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Lokasi lainnya yang menjadi impianku adalah <b>PANTAI PINK </b>yang terletak di Tangsi. Disebut Pantai Pink karena pasirnya memang berwarna pink, yang merupakan percampuran antara pasir putih dan pasir merah (seperti cabai) yang berasal dari terumbu karang dengan warna merah. Rasanya tidak ada pasir berwarna pink seperti di tempat ini, makanya aku ingin sekali melihat panoramanya dan menginjakkan kakiku di sana.</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEqVtWBCLw9lNIV-DMXRzWjVonL-9VQGO3kQfpYgudRewVAKgI1ZmORBI-85lPmWv_QuO-dhCth7D743vpiok5_Ab-ve7PpNKyguhJP5NMrhHWiA4PZx9olOeCJ__uFAT2vs_E6wdMKjoQ/s474/pantaipink.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEqVtWBCLw9lNIV-DMXRzWjVonL-9VQGO3kQfpYgudRewVAKgI1ZmORBI-85lPmWv_QuO-dhCth7D743vpiok5_Ab-ve7PpNKyguhJP5NMrhHWiA4PZx9olOeCJ__uFAT2vs_E6wdMKjoQ/s400/pantaipink.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Pantai Pink di Tangsi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaeyJZ94AA13a6-9uT38GgsrEu4TytfhPXlbO_7bLlVsekiKp2o8yv6p-H_b2hmubiMyQERbX8mIlofvtE4w7PN7Wf_hrA0jca0YcfRIPctxrp_wZxGHhKJTz66uzg84bSgpEnnQmsTLs-/s481/Tangsi+Beach+Pink.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaeyJZ94AA13a6-9uT38GgsrEu4TytfhPXlbO_7bLlVsekiKp2o8yv6p-H_b2hmubiMyQERbX8mIlofvtE4w7PN7Wf_hrA0jca0YcfRIPctxrp_wZxGHhKJTz66uzg84bSgpEnnQmsTLs-/s400/Tangsi+Beach+Pink.jpg" /></a></div>
<br />
<div>
<div style="text-align: center;">
Pantai Pink pada momen yang berbeda</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Lombok juga terkenal dengan <b>PANTAI SENGGIGI</b> yang pasir putihnya bersih. Air lautnya jernih sekali, kayaknya bisa buat ngaca deh saking jernihnya. Ombaknya yang bersahabat membuat kita ingin segera menceburkan diri bermain dengan belaian ombaknya. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap sehingga kita bisa menikmati suasana segar di Senggigi dengan lebih nyaman. Apalagi di Senggigi kita bisa melihat Pura Batu Bolong. Setengah jam kalau kita menyusuri pantai Senggigi, akan menemukan sebuah pura yang dibangun di atas karang yang terletak di pinggir pantai. Pura inilah yang oleh masyarakat sekitar diberi nama Pura Batu Bolong. Menurut legenda setempat, dahulu kala di pura ini sering diadakan pengorbanan seorang perawan, sebagai sajian makanan untuk Ikan Hiu yang tinggal di pantai. Legenda lain mengatakan, pura ini juga merupakan tempat para wanita menerjunkan dirinya ke laut karena patah hati.</div>
<div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2UTaiWrhkS0khTX7CbPmkd1-guGtKmfwNVwLRmSSvo9scnpjkYjiptPhvNIrpTN3AwUxTuF8UAPg4fd33BqR0jzdSj6zR0QuqwSgu7mKb9FOYtZaSKQnAdaMiFSXRnOf9x-OVwwbBQ9Pw/s400/pantai+senggigi+lombok+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2UTaiWrhkS0khTX7CbPmkd1-guGtKmfwNVwLRmSSvo9scnpjkYjiptPhvNIrpTN3AwUxTuF8UAPg4fd33BqR0jzdSj6zR0QuqwSgu7mKb9FOYtZaSKQnAdaMiFSXRnOf9x-OVwwbBQ9Pw/s400/pantai+senggigi+lombok+1.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Pantai Senggigi, gambar dari <a href="http://www.pasirpantai.com/balintb/lombok/pantai-senggigi-lombok/"><b>sini</b></a></div>
<div style="text-align: center;">
Wooow!</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Kalau ke Lombok, sudah tentu kurang lengkap jika tidak snorkeling melihat keindahan panorama dasar laut, yang konon di sana terkenal keindahannya. Atau sekalian saja mencoba diving-nya. Belum pernah dan ingin mencoba bagaimana rasanya menyelam dan menikmati pemandangan dasar laut dengan lebih dekat. Aahh, pasti menakjubkan dan mendebarkan.<br />
<br />
Lokasi yang biasa dijadikan tempat snorkeling adalah di kawasan <b>GILI TRAWANGAN, GILI MENO, GILI AIR</b>, yang reputasinya telah mendunia. Terumbu karang, ikan-ikan hias yang berwarna warni, dan biota laut di Lombok terkenal sekali keindahannya. Sungguh tempat bertadabur alam yang amat mengesankan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2ZxwPiw2dHc-22vgXqgKHvxbWc-uvKiqB4HOp2mwCW-unbLd-Hq2teP8ngHjYfVDl2boTJDLoXvh-4UCVGvk5Y2lgsczEsZBUIOsD94fxPjWMTioGNvwhbdM1v2QRFD4oZ55KAOOCpH-C/s960/snorkeling.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2ZxwPiw2dHc-22vgXqgKHvxbWc-uvKiqB4HOp2mwCW-unbLd-Hq2teP8ngHjYfVDl2boTJDLoXvh-4UCVGvk5Y2lgsczEsZBUIOsD94fxPjWMTioGNvwhbdM1v2QRFD4oZ55KAOOCpH-C/s400/snorkeling.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Snorkeling di Gili Trawangan</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwmma1Gl9Y1YjFJKGQvchKB7X-dg08hmVaQCi6gAKILox3OGaiiNZ_ov0XMrRwL4eW6EPDLCvUMiavJOFfKobpvWYia3kssJe6KzwEfFEj1ivKqu9OqzbMv8SpEUKi8zRK5y_ahIGmLCWb/s300/Diving-Gili-Trawangan-e1349254227153-300x225.jpg"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwmma1Gl9Y1YjFJKGQvchKB7X-dg08hmVaQCi6gAKILox3OGaiiNZ_ov0XMrRwL4eW6EPDLCvUMiavJOFfKobpvWYia3kssJe6KzwEfFEj1ivKqu9OqzbMv8SpEUKi8zRK5y_ahIGmLCWb/s400/Diving-Gili-Trawangan-e1349254227153-300x225.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Diving di Gili Trawangan, gambar dari <b><a href="http://travelblog.ticktab.com/2012/10/03/gili-trawangan-surga-penyu-surga-dunia/diving-gili-trawangan/" target="_blank">sini </a></b></div>
<div>
<br />
Ternyata Lombok memang dikelilingi oleh banyak lokasi indah. Selain tempat-tempat di atas masih ada lokasi indah lain yang menantang. Ada <b>TANJUNG </b><b>RINGGIT, TANGSI, EKAS DAN SURGA BEACH</b> yang untuk mencapainya perlu persiapan fisik dan mental. Malah katanya lebih enak lagi kalau kemping di sana, sebab di sana masih minim fasilitas, dan kondisi jalan menuju ke sana belum mulus. Tapi jangan ditanya soal keindaan pemandangannya. Bakalan menjerit-jerit kagum deh. Keluargaku juga suka kemping, rasanya boleh juga mengunjungi tempat-tempat itu. Aku baru lihat fotonya saja sudah histeris. Lihat saja foto-foto di bawah ini. Rasanya menempuh perjalanan 3 jam, dengan kondisi jalan yang kurang baguspun terbayar setelah sampai ke lokasi.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkwbdcAKg0eATfgRkpLtwgJXNs_toa8nuTcTjU4jIdCm7PmIkamH-6cIcc4NvBtjZ9hnpOS_mJcqUr3fmp0lyE_sV-2pxV75PTAPsIxCG7i9-WFVs8X5Dr89Lskq0i1LMC2mhwr06LepZ_/s960/surfing.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkwbdcAKg0eATfgRkpLtwgJXNs_toa8nuTcTjU4jIdCm7PmIkamH-6cIcc4NvBtjZ9hnpOS_mJcqUr3fmp0lyE_sV-2pxV75PTAPsIxCG7i9-WFVs8X5Dr89Lskq0i1LMC2mhwr06LepZ_/s400/surfing.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
ombak di Pantai Surga bisa untuk watersport (surfing)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbHFpOOz0ue-5jayBYP2qSi1ngJ7-GOELtux7zeYbIJChMt9rv55TWHOYpNIDawU2CCjVpIk0dkF-O5gt_Q8oYe5GN1I9SZEYERCetTDjcqktdij-exkb_yJuXRdv6dtvFbLe87Qm86dX5/s960/kita+musti+kemping+biar+lebih+maksimal+menikmati+keindahan+Tanjung+Ringgit,+Tangsi+beach,+Teluk+Ekas+dan+pantai+Surga,.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbHFpOOz0ue-5jayBYP2qSi1ngJ7-GOELtux7zeYbIJChMt9rv55TWHOYpNIDawU2CCjVpIk0dkF-O5gt_Q8oYe5GN1I9SZEYERCetTDjcqktdij-exkb_yJuXRdv6dtvFbLe87Qm86dX5/s400/kita+musti+kemping+biar+lebih+maksimal+menikmati+keindahan+Tanjung+Ringgit,+Tangsi+beach,+Teluk+Ekas+dan+pantai+Surga,.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicgxBnHZp79gjA1grDjYvBiLNhHaa21zfsGdjvrQJui0KvNpbZpkzL5GifscZI36caUzlhLyEMfqfjrd7axj9YoM3rkE3k409GsIDD6J2StoDgWT7IrRmckxGSX1dQYI18tdaROZypPWBQ/s960/surgabeach.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicgxBnHZp79gjA1grDjYvBiLNhHaa21zfsGdjvrQJui0KvNpbZpkzL5GifscZI36caUzlhLyEMfqfjrd7axj9YoM3rkE3k409GsIDD6J2StoDgWT7IrRmckxGSX1dQYI18tdaROZypPWBQ/s400/surgabeach.jpg" width="400" /></a></div>
<div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
Kalau berwisata ke suatu daerah, rasanya kurang lengkap bila tidak berwisata kuliner. Kuliner Lombok juga terbayang-bayang kelezatannya setelah diceritakan oleh teman. Kebetulan aku suka dengan masakan yang gurih dan pedas. Rasanya sangat ingin mencicipi cita rasa masakan di Lombok.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLvdh0VFNI0J9JeVyBJM7Yv_h0zd4N3fprWjO5RlTU9st5dmMlhwQuQ35uMjQK9C061lje78X3_PVUgsJsNcrWonDKn84lNKAPEZrAlAQbY9EkLimRRO39QpC3A5Ur0stDsihQumgdADqq/s604/sop+gurami.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLvdh0VFNI0J9JeVyBJM7Yv_h0zd4N3fprWjO5RlTU9st5dmMlhwQuQ35uMjQK9C061lje78X3_PVUgsJsNcrWonDKn84lNKAPEZrAlAQbY9EkLimRRO39QpC3A5Ur0stDsihQumgdADqq/s400/sop+gurami.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Sop Ikan Gurame</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyxqmFFINzFLkLVgrCjFpiZHMUccGDpTJD1sNQH2XP0z6ZJezy9t4YghfGiTtSB9GegYtvFU-7P2Qgw0p4hZtpDehmCDV4Pu0Yl-rTavpu0ov1qd0xNBU-mE38nGwXhXnsco2XuOL2v2gF/s604/sop+buntut.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyxqmFFINzFLkLVgrCjFpiZHMUccGDpTJD1sNQH2XP0z6ZJezy9t4YghfGiTtSB9GegYtvFU-7P2Qgw0p4hZtpDehmCDV4Pu0Yl-rTavpu0ov1qd0xNBU-mE38nGwXhXnsco2XuOL2v2gF/s400/sop+buntut.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Sop Buntut yang punya rasa khas</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRwx4Yqu5szOtfFPrEz002GGPXLHt4ZGnqlvlpBCoXrU-sGWpYvApiV8CZtyt5hylEcx5FhSwI8aLvVt7yJLEHGc9Blf4rviCETS_qGDDoycnPe_fkVAnsOPuvZD2CbdHQxFN7BmWamDsO/s604/ayam+betutu.jpg"><img border="0" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRwx4Yqu5szOtfFPrEz002GGPXLHt4ZGnqlvlpBCoXrU-sGWpYvApiV8CZtyt5hylEcx5FhSwI8aLvVt7yJLEHGc9Blf4rviCETS_qGDDoycnPe_fkVAnsOPuvZD2CbdHQxFN7BmWamDsO/s400/ayam+betutu.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Ayam Betutu</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOj1K3whpJ49SgHk5naXmzlQZNDBkSoFA5ZXennuD8cpN3qc2yKp7rOlWD1x6jcFtph7Y_ISRGgG3zFyr6nEdSwQeR4B5U1SZVX40cXawNHgfOB0Ht9bsr7zAo6je7CMxuVieUt4nF69UN/s604/kelak+bakik.jpg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOj1K3whpJ49SgHk5naXmzlQZNDBkSoFA5ZXennuD8cpN3qc2yKp7rOlWD1x6jcFtph7Y_ISRGgG3zFyr6nEdSwQeR4B5U1SZVX40cXawNHgfOB0Ht9bsr7zAo6je7CMxuVieUt4nF69UN/s400/kelak+bakik.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kelak Bakik</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mantap nian panorama dan kuliner Lombok. Keindahannya bener-bener membuat mupeng deh. Sekarang ini baru bisa membayangkannya sambil memejamkan mata, atau melihat foto-foto/gambar-gambarnya saja. Kelak, suatu saat, aku harus bisa ke sana. Mewujudkan impianku untuk berlibur bersama keluarga ke Lombok. Menikmati tiap sudut Lombok sambil menyemai cinta keluarga.</div>
<div>
<br /></div>
<br />
<div>
</div>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<div style="margin: 0px;">
Foto-foto diambil dari <b><a href="http://www.facebook.com/wisata.lombok.5" target="_blank">Wisata Lombok</a>, </b>kecuali beberapa foto yang sudah disambungkan pada link asalnya. Terima kasih kepada mbak Enggar, yang sudah mengijinkan foto-fotonya dipinjam untuk keperluan lomba ini.</div>
<div style="margin: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin: 0px;">
Tulisan ini diikutsertakan dalam <b><a href="http://www.zalora.co.id/blog-competition/">Lomba Blog ZALORA Liburan Impianku</a> </b>yang diselenggarakan oleh <a href="http://www.zalora.co.id/"><b>ZALORA Indonesia</b></a> dan <b><a href="http://blog.zalora.co.id/">Blog ZALORA Indonesia</a></b></div>
<div style="margin: 0px;">
<br /></div>
</div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com48tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-61858330279706680872013-06-27T21:13:00.001+07:002013-06-27T21:13:36.968+07:00Know Your Parent's Profession<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
Hari Rabu, tanggal 16 Juni 2013 kemaren, ada acara menarik di kantor suamiku, Bank Permata Bintaro. Yaitu Know Your Parent's Profession (KYPP). Kalau tahun kemaren yang ikut Hilman, maka kali ini gantian Fanni. Waktu diberitahu mengenai acara ini, Fanni antusias sekali. "Ikuuuuuut!" teriaknya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYmQNzifABbhUM8c05e96WSB3qUoAkv6zend0TepQjXI6XmfiPA_3Ifw30vXeu5jR7l_w9YOAXxMsyfe_tYiLYN4EXpV-aYwEoOQcdcW6riulL4nkz52PWeFoxWfpBw21uyFStdmkvztzL/s708/kypp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYmQNzifABbhUM8c05e96WSB3qUoAkv6zend0TepQjXI6XmfiPA_3Ifw30vXeu5jR7l_w9YOAXxMsyfe_tYiLYN4EXpV-aYwEoOQcdcW6riulL4nkz52PWeFoxWfpBw21uyFStdmkvztzL/s400/kypp.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Acara ini adalah untuk anak-anak karyawan Bank Permata dari usia 5 sampai dengan 12 tahun. Diikuti sekitar 80 orang anak karyawan, dengan tujuan agar anak-anak mengetahui pekerjaan orang tuanya. Acaranya dikemas dengan amat menarik dan edukatif, seperti game, lomba-lomba dan tour ke beberapa ruangan kerja.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg37k9CPaEarCr7mueklmB26huVj9kqnZmSN73frbV3qZXL_6v-EMsqM5yNyCZPCAJBkhlMzgvbNfylvUjj0ZV9HWKmwA2QcQmeVtPFjrmc1DwS82DsrP0F0mibZi20rk-3WbyIKJnq94Wh/s669/kypp13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg37k9CPaEarCr7mueklmB26huVj9kqnZmSN73frbV3qZXL_6v-EMsqM5yNyCZPCAJBkhlMzgvbNfylvUjj0ZV9HWKmwA2QcQmeVtPFjrmc1DwS82DsrP0F0mibZi20rk-3WbyIKJnq94Wh/s400/kypp13.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Ayah menyempatkan berfoto sebelum kembali ke ruangan kerjanya</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTILfexjZWayDQUrrxszP34oHv5AP3x5liwd6wEn4gVBTb8ZHx7GeTr7TNHbVOa7cY-dApIayr61QCqASDG7sMMO1MFogdfjPQQoR35SdeCj6yF5pwaOC-oSsZ5WX8N9mOUeH1LKHILJn1/s691/kypp3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTILfexjZWayDQUrrxszP34oHv5AP3x5liwd6wEn4gVBTb8ZHx7GeTr7TNHbVOa7cY-dApIayr61QCqASDG7sMMO1MFogdfjPQQoR35SdeCj6yF5pwaOC-oSsZ5WX8N9mOUeH1LKHILJn1/s400/kypp3.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Mumpung masih sepi, foto-foto dulu</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYlIgydZQEeZ-GoZ_8-_7pDzW29An_LD-s6vvKKbrjPodVCXGm26ht_tjvs8muY9bLRK8mLb2qZYO9ab_CrQMkU9lu8uw5CLUrriVQZ_g0jGCnEVplsLBRyQpOeD2PogtRWsCwMdNBaVbS/s701/kypp4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYlIgydZQEeZ-GoZ_8-_7pDzW29An_LD-s6vvKKbrjPodVCXGm26ht_tjvs8muY9bLRK8mLb2qZYO9ab_CrQMkU9lu8uw5CLUrriVQZ_g0jGCnEVplsLBRyQpOeD2PogtRWsCwMdNBaVbS/s400/kypp4.jpg" width="312" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Kaos KYPP dan name tag Fanni</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Acara dimulai pukul 08.00 WIB. Baru datang anak-anak sudah senang mendapatkan goody bag yang berisi snack, susu, kaos. Kegiatan pertama adalah berfoto di background KYPP yang nantinya akan dipilih 3 pemenang yang ekspresinya menarik dan ceria. Anak-anak diminta berekspresi sendiri tanpa diarahkan gayanya. Lucu-lucu sekali tingkah/pose mereka.<br />
<br />
Dan inilah gaya Fanni. Yang rupanya memenangkan juara 2.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpdonG_AT0kZTo5tE7EnQ6q7ns7tD-SpAWMp3-daev1h25tysNPr7yn4XdOiDrY08IE5T3RG342kcRq69lLjwBkz5TSbnrZTThAaYwSe75nZnaIE-NEiJCJWD4E9yGTNaaw1e0Adxzd1X_/s691/kypp11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpdonG_AT0kZTo5tE7EnQ6q7ns7tD-SpAWMp3-daev1h25tysNPr7yn4XdOiDrY08IE5T3RG342kcRq69lLjwBkz5TSbnrZTThAaYwSe75nZnaIE-NEiJCJWD4E9yGTNaaw1e0Adxzd1X_/s400/kypp11.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"> Fanni seperti menyatu dengan gambar anak-anak pada background ya.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Satu-satunya anak yang berpose sambil duduk, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">kok kepikir ya Fanni dengan pose itu.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqrP7Gl8KUXVou2zqckWhjfgtmeVuTBCsGRD9VpeEaSqd-MNPuz9gESHP4MRdDelzYVTU6hNoTIQXwt6j-qWeyZoqA4lIwBiH5cXeLwqFjhe20rnS5h-3Z50ejAJk-yizuAMmc7ovg9SvC/s691/kypp12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqrP7Gl8KUXVou2zqckWhjfgtmeVuTBCsGRD9VpeEaSqd-MNPuz9gESHP4MRdDelzYVTU6hNoTIQXwt6j-qWeyZoqA4lIwBiH5cXeLwqFjhe20rnS5h-3Z50ejAJk-yizuAMmc7ovg9SvC/s400/kypp12.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pembagian hadiah ekspresi foto</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Anak-anak dibagi kelompok-kelompok dengan penanggung jawab kakak pembimbing (karyawan) ketika melakukan tour ke ruangan kerja. Tujuannya adalah agar anak-anak bisa lebih fokus dan memahami apa yang mereka lihat. Satu orang pembimbing bertanggung jawab 4-5 orang anak saja. Ruangan yang dikunjungi adalah Permata Tell, Banking, Permata Cabang yang ada di lantai Ground.<br />
<br />
Fanni kebagian mengunjungi Permata Tell, yang dibimbing oleh kak Dessy. Kelompok Fanni hanya ber-3, karena ternyata satu anak tidak hadir.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjEmLOpKveDhBZSeT86icObUaurLpxx4hPj-7sQnafTQFqhHUSdWdaDSgw8HMJrWg26ynpH1S4_xDlDxxqPfGJciN4MMBEu-WvJU8Aua54PS2MnV3Aj27l4KXycr7QGT6tFqFATX8mEOWE/s691/kypp5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjEmLOpKveDhBZSeT86icObUaurLpxx4hPj-7sQnafTQFqhHUSdWdaDSgw8HMJrWg26ynpH1S4_xDlDxxqPfGJciN4MMBEu-WvJU8Aua54PS2MnV3Aj27l4KXycr7QGT6tFqFATX8mEOWE/s400/kypp5.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pembimbing dan teman sekelompok Fanni</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Setelah tour ke ruangan kerja, berikutnya adalah lomba mengunting, dan membentuk tokoh-tokoh Angry Bird. Lalu lomba mewarnai dan mengarang yang dikelompokkan usia 5 - 8 tahun dan 9 - 12 tahun. Walau hasil karya Fanni bagus-bagus, tapi belum bisa menang. Tak apa, aku puas dengan hasilnya, terutama pada karangan Fanni. Baru lulus TK tapi bisa merangkai beberapa kalimat tentang kegiatan yang dia lewati hari itu. Aku malah tidak menyangka Fanni bisa menulis cukup panjang. Tentu saja dengan bentuk tulisan ala anak lulusan TK.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoNZMjhYcoqy1V-Z3mckJ0BrYJEI12B4LX_IBsj4byePr8jyWws6corlmWkZtsIIxWcuSDe0rZDYXY6GfFfc6ci00icynMUx6tJZTGL5cQFHoOSXrx33EPWGgXBsC9jvcRwKy0st5d1eXf/s600/kypp2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoNZMjhYcoqy1V-Z3mckJ0BrYJEI12B4LX_IBsj4byePr8jyWws6corlmWkZtsIIxWcuSDe0rZDYXY6GfFfc6ci00icynMUx6tJZTGL5cQFHoOSXrx33EPWGgXBsC9jvcRwKy0st5d1eXf/s400/kypp2.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">menggunting tokoh Angry Bird</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5AgO4-DmFjAqXXlwqicdz3K0pWboLOt69pR-JcvGqaojBZNXZuKWkKcDrC5c9R-96FCouZx2vW6LDFkMoU9a0yI_9AY_zN8E-vcSHbw5gws3_pt2LBz1lyWsFlFqWHwfKQP_o7ryvB4oc/s648/kypp1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="358" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5AgO4-DmFjAqXXlwqicdz3K0pWboLOt69pR-JcvGqaojBZNXZuKWkKcDrC5c9R-96FCouZx2vW6LDFkMoU9a0yI_9AY_zN8E-vcSHbw5gws3_pt2LBz1lyWsFlFqWHwfKQP_o7ryvB4oc/s400/kypp1.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Hasil mewarnai Fanni cukup bagus, walau tidak menang</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Berikutnya adalah game cepet-sepetan membuat gambar bintang. Dalam dua menit, anak-anak diminta membuat gambar bintang, dan diwarnai. Kali ini, game tidak dikelompokkan usia. Semua melakukan hal yang sama. Dan tak disangka, Fanni menang.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbYL60J4i4QvjyYzqpeZABpaPpywrg-IboZvKMi2hdkpgVYU_imRy0_SFksUW0yldHHrPBRPlO0ILL0NO-5yIKyegokiUStWdwpsxSU6aZ6aCKxxQB4htUWIkC5nwiuyiPWZ0otZq_E9q_/s701/kypp9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbYL60J4i4QvjyYzqpeZABpaPpywrg-IboZvKMi2hdkpgVYU_imRy0_SFksUW0yldHHrPBRPlO0ILL0NO-5yIKyegokiUStWdwpsxSU6aZ6aCKxxQB4htUWIkC5nwiuyiPWZ0otZq_E9q_/s400/kypp9.jpg" width="312" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">gambar bintang karya Fanni, 2 menit saja</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
Masih permainan kecepatan, anak-anak diminta membuat tulisan KYPP (Know Your Parent's Profession) dan diwarnai sebagus mungkin. Pembawa acara menyebut KYPP dengan pronoun english, kei yi pi pi. Lagi-lagi aku underestimate Fanni. Aku pikir apa ya Fanni ngerti maksudnya? Aku lihat anak-anak yang seusia Fanni salah menulis. Makanya aku takjub ketika anak-anak diminta mengangkat hasil karyanya. Walau Fanni tidak menang, tapi aku surprise dengan hasilnya. She did well!</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0p_3HJeWnl02UDCR3TUUunXhY2JzP7ZVCAU4o8Vl45G7eIjXbRxSqT8QPxfK0GIInjoOJWrI6vQZkpKYLBsq-9jFrFniVfAehfKuIS0jzmZuqayS0JMSjKpLL4H1WUnKtdFr9wG5UkZst/s691/kypp10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0p_3HJeWnl02UDCR3TUUunXhY2JzP7ZVCAU4o8Vl45G7eIjXbRxSqT8QPxfK0GIInjoOJWrI6vQZkpKYLBsq-9jFrFniVfAehfKuIS0jzmZuqayS0JMSjKpLL4H1WUnKtdFr9wG5UkZst/s400/kypp10.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Bagus kan hasilnya? 2 menit saja</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
Aku amati, anak-anak terlihat senang dan bahagia. Mereka bisa cepat akrab satu sama lain. Khas anak-anak. Mudah akrab tanpa punya pikiran macam-macam. Terlihat saling membantu ketika ada yang tidak membawa alat/perlengkapan yang diperlukan seperti gunting atau lem. Kami, orang tua hanya menyaksikan dari kejauhan saja. Mereka bisa membawa diri mereka dalam mengikuti acara sesuai arahan pembawa acara dan pembimbingnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipPct6pmISHCx-bLAVJAXslArGb8If640RW1JClEIdzxzy9TnLazBfmLxqYgA8B0ghWmzPUbR0BGkfSsLb_54Frp6GGDlV4dc1-7BtN7ATEB5QWwIKdpNeLUIYyHXX7V4fvWh2SRqljMsc/s648/kypp8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipPct6pmISHCx-bLAVJAXslArGb8If640RW1JClEIdzxzy9TnLazBfmLxqYgA8B0ghWmzPUbR0BGkfSsLb_54Frp6GGDlV4dc1-7BtN7ATEB5QWwIKdpNeLUIYyHXX7V4fvWh2SRqljMsc/s400/kypp8.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">anak-anak menyimak arahan kakak pembawa acara</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmFBRMqRoyZY3vC0wOyhqNes3JpZM9l7rOjPTeha-tnsEQPJ4ewnpscBCFR4gMEdBWlNjmImLvwDQ8uZm4B9uvPv_Z-GCg5vbx1e83KVziTmIbak-xKQ6a0t1r6kHdfiZRjFhruMOHbWhC/s600/kypp7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmFBRMqRoyZY3vC0wOyhqNes3JpZM9l7rOjPTeha-tnsEQPJ4ewnpscBCFR4gMEdBWlNjmImLvwDQ8uZm4B9uvPv_Z-GCg5vbx1e83KVziTmIbak-xKQ6a0t1r6kHdfiZRjFhruMOHbWhC/s400/kypp7.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">kok tahu aja mau difoto dari belakang, pakai noleh segala</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSC4tL2NTXGVy7WhTN14aZ_5VQoL_1vk5TzWqlwE6Ivx1r0CyZQaz1tjOeb2QlNceBEBREsW6TQoKm9gWl9cMkctSy-ueBpyPN3BSPv5uuygR8dQmFWWYK0vkTWNRsdtqGeiyPdVLSF-n/s691/kypp6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSC4tL2NTXGVy7WhTN14aZ_5VQoL_1vk5TzWqlwE6Ivx1r0CyZQaz1tjOeb2QlNceBEBREsW6TQoKm9gWl9cMkctSy-ueBpyPN3BSPv5uuygR8dQmFWWYK0vkTWNRsdtqGeiyPdVLSF-n/s400/kypp6.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Foto bersama sebagai penutup acara</span></div>
<br />
Acara yang diselenggarakan oleh Bank Permata ini sudah berlangsung 3 tahun. Sebaiknya memang diteruskan ke tahun-tahun berikutnya, karena amat bermanfaat bagi anak-anak. Anak-anak jadi mengenal apa yang menjadi pekerjaan orang tua mereka. Fanni bilang, "Ooh, jadi ayah kalau kerja kayak gitu ya." Makin senang pula anak-anak saat pulang mendapat tas yang berisi alat tulis bergambar Doraemon. Wajah-wajah bahagia tampak terlihat, ketika acara ditutup pukul 15.30 WIB.<br />
<br />
Di mobil dalam perjalanan pulang, Fanni antusias sekali menceritakan pengalaman yang dilewatinya sehari itu. Aku sendiri senang melihat kemandirian Fanni. Ah, anak itu memang penuh kejutan.<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com26tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-11150771568647020502013-06-23T22:47:00.000+07:002013-06-23T22:47:34.933+07:00Tips Mendampingi Anak Nonton TV<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
Kita selaku orang tua, pasti sepakat bahwa anak-anak perlu di dampingi ketika menonton televisi. Apalagi kalau mengingat acara TV yang ada sekarang ini, malah banyak yang memutuskan untuk menjauhkan TV dari keluarga. Acara tivi sekarang ini memang bikin pengen mengurut dada. Nonton berita, isinya kalau enggak demo, pembunuhan, korupsi, kecelakaan, kerusuhan atau tidak kekerasan lain. Nonton acara musik, penyanyinya pakai pakaian yang minim-minim. Nonton sinetron, ceritanya lebay-lebay. Nonton film kartun juga mesti dipilih-pilih sebab sering ada cerita-cerita yang bisa membawa pengaruh kurang baik buat perkembangan jiwa anak-anak.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwiFyrqnwi8DK_-124gqdqgpefjBtWB1U8-wKKqL0BfLmYxXt_wmN7Hh7okaISS0vawrjBN0ynNZFXQYIK6Eo5QRp6a7ZqUc4AD_ZI12Cv8beFzRjzT7LugwYQL3awnP6resXKf-yLe6MT/s1600/tv.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwiFyrqnwi8DK_-124gqdqgpefjBtWB1U8-wKKqL0BfLmYxXt_wmN7Hh7okaISS0vawrjBN0ynNZFXQYIK6Eo5QRp6a7ZqUc4AD_ZI12Cv8beFzRjzT7LugwYQL3awnP6resXKf-yLe6MT/s400/tv.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div>
Memang acara TV, menurutku pribadi sudah sangat mengkhawatirkan. Kadang bahkan dalam acara yang seharusnya mendidikpun, terselip hal-hal yang tidak pantas dilihat anak-anak, entah itu dari si pembawa acara, atau iklan-iklan yang lewat ditengah-tengah acara. Berita yang seharusnya bisa menjadi sebuah informasi untuk kita, juga sudah tak sehat dan porposional lagi dalam memberitakan sesuatu. Menimbulkan image dan pemahaman yang keliru buat masyarakat.</div>
<br />
Di keluargaku, walau kami tidak TV minded, tapi tetap belum bisa menghindari TV dengan Say No to TV Program. Membatasi acara-acara apa saja yang bisa anak-anak tonton sudah jelas dilakukan. Kadang berbenturan dengan usia mereka yang berbeda-beda. Menimbulkan protes dari sang adik ketika sang kakak boleh tidur lebih larut dari pada dia. Jam tidur adalah jam 21.00 WIB. Kalau sang kakak boleh sampai jam 22.00 karena menonton TV, sang adik akan meminta hal yang sama.<br />
<br />
Tentu saja hal itu harus disiasati. Memberi pengertian kepada sang kakak, untuk menemani dulu adiknya tidur, baru meneruskan acara TV yang ingin ditontonnya (itupun hanya untuk malam-malam libur). Juga memberi pengertian kepada sang adik untuk bisa memahami bahwa perbedaan ijin itu bukan karena pilih kasih.<br />
<br />
Dalam mendampingi anak nonton TV, apa yang harus dilakukan? Berikut ini, aku coba berbagi apa yang aku lakukan kepada anak-anakku.<br />
<br />
1. <b>Tidak menyalakan TV pada pagi hari</b> (kecuali hari libur), sebab hal itu bisa mengganggu persiapan mereka berangkat sekolah. Mata mereka jadi terbagi dengan acara TV. Kalau yang disetel film kartun, bisa-bisa malah jadi terlambat. Kalau yang disetel berita, kuatir pagi-pagi sudah masuk berita negatif untuk memulai hari. Lebih baik memanfaatkan suasana pagi dengan berinteraksi dan menyemangati hari mereka.<br />
<br />
2. Aku dan suami <b>tidak meletakkan TV di kamar</b>. Sebagai contoh untuk anak-anak, bahwa kami juga membatasi kegiatan menonton TV. Kalau di kamar kami saja tak ada TV, apalagi di kamar anak-anak. TV adanya di ruang keluarga,<b> supaya menonton TV menjadi kebersamaan keluarga.</b> Belajar bertoleransi menyepakati acara apa yang akan ditonton bersama. Kadang memang ada sedikit selisih pendapat mengenai progran TV yang akan ditonton, tapi kemudian anak-anak bisa bersepakat sendiri.<br />
<br />
3.<b> Tidak menyalakan TV saat jam belajar</b>. Mendekati maghrib, TV harus sudah mati. Sebagai konsekwensinya, aku dan ayahnya juga tidak akan menonton TV pada jam-jam tersebut. Walau mereka belum tentu belajar, tetap saja TV tidak boleh dinyalakan, menghargai saudaranya yang sedang belajar.<br />
<br />
4.<b> Mendiskusikan dengan anak-anak, acara apa saja yang bisa mereka tonton</b>. Jam berapa mereka boleh setel TV, apa alasan program ini boleh ditonton, mengapa program itu tidak boleh ditonton.<br />
<br />
5. <b>Mendampingi anak-anak menonton TV</b>. Duduk bersama mereka menonton, kemudian menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah acara. Anak-anak belum mampu mengambil hikmah dari acara yang ditontonnya. Mereka hanya menonton, merasa asyik dan suka dengan tontonannya. Kadang ada hal yang tidak baik, yang kuatirnya akan mereka rekam dan menjadi pemahaman mereka. Disinilah pentingnya peran orang tua. Menjelaskan makna yang terkandung dalam acara yang ditontonnya.<br />
<br />
Contohnya: Pada film kartun Spongebob Square Paint, ada episode dimana tali sepatu Spongebob lepas ikatannya, dan dia lupa cara mengikatnya kembali. Hal itu membuat Spongebob jadi merasa tak mampu melakukan apa-apa, bahkan membuat Krabby Patty pun dia tak mampu.<br />
<br />
Aku bertanya terlebih dahulu kepada anak-anak, apa yang mereka simpulkan dari cerita itu. Jawaban Fanni kala itu,"Kita harus bisa ikat tali sepatu sendiri." Jawaban Hilman,"Harus bisa urus diri sendiri." Astri yang kebetulan lewat menjawab dengan bercanda,"Jangan pakai sepatu yang ada talinya." qiqiqiqi.<br />
<br />
Kalau menurut bunda, ada hikmah yang bisa kita ambil dari kasus itu:<br />
<br />
Spongebob itu terlalu fokus pada masalah kecil, seperti tali sepatu yang lepas itu. Sampai-sampai dia merasa tak mampu mengerjakan pekerjaan lain, hanya karena dia lupa cara mengikat tali sepatu, harinya jadi berantakan. Jadi makna yang bisa kita ambil adalah, kita tidak boleh fokus pada kelemahan kita. Hanya karena tidak mampu mengerjakan sesuatu, kita jadi merasa tidak bisa mengerjakan semua hal. Padahal kan memang semua orang punya kelemahan atau kekurangan, tapi juga punya kelebihan. Jadi tidak perlu terlalu sedih dengan kelemahan kita, malah kita harus menunjukkan kelebihan kita.<br />
<br />
Membincangkan seperti itu sering sekali aku lakukan. Karena kebiasaanku itu, Astri jadi suka bercanda olok-olok kalau aku sudah duduk diantara mereka nonton TV. Astri akan menghitung," 1....2...3! Bunda komeeennnn!" Hahahaha... Hafal sekali dia dengan ekspresi wajah bundanya kalau sudah mau "ceramah".<br />
<br />
6. <b>Jika ingin melarang anak menonton TV, gunakan kalimat yang tepat sasaran</b>. Jangan mengatakan kepada hal-hal yang kalau mereka balikkan ke kita akan menjadi bumerang sendiri.<br />
Misalnya,"Kamu sudah segede gitu masih nonton film kartun." Padahal maksudnya hanya ingin menyuruh mereka mandi, tapi mereka malah asyik nonton TV. Coba bayangkan kalau anak-anak kemudian berpikir,"ooh, berarti aku sudah besar, tontonanku bukan kartun lagi, tapi film-film dewasa."<br />
<br />
Nah loooh! Kan malah berabe kalau mereka beralih ke film dewasa. Nanti kalau kita tahu hal itu, kita akan menegur mereka, dan bisa saja mereka membalikkan,"Lhooh katanya aku sudah gede, kok masih nonton kartun, sekarang aku nggak nonton kartun malah dimarahi." Hiks. Hati-hati ya teman kalau bicara sama anak-anak.<br />
<br />
Disamping itu, hal penting yang tak bisa diabaikan adalah, menanamkan kepada anak-anak nilai agama, agar bisa menjadi filter bagi mereka, saat kita tak bisa ada disamping mereka. Mereka akan mampu membuat pendapat sendiri, ini baik itu buruk dengan adanya filter itu.<br />
<br />
Tips diatas mungkin belum lengkap. Itu semua hanya pengalaman pribadiku saja.Seandainya teman-teman ada masukan, boleh dong dishare di kolom komen, supaya kita bisa saling belajar. Terima kasih.<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com26tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-87477966925038569822013-06-18T15:53:00.001+07:002013-06-19T08:18:48.018+07:00Hidayah Untuk Anakku #2<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<br />
Ada rasa bahagia, saat melihat dan mendengar Fanni membicarakan sebuah hal penting dalam hidup. Di usia 6 tahun, dia sudah mengerti sebuah kewajiban penting. Rasanya seperti mendengar nasehat dari bibir mungilnya. Dengan gayanya yang khas dan menggemaskan, Fanni mampu membuatku menitikkan air mata haru.<br />
<br />
Beberapa hari lalu, Fanni dan Astri begitu kompak membongkar isi lemari pakaian mereka. Waktu aku tanya, untuk apa isi lemari dikeluarkan semua? Astri cuma menjawab, sedang dipilih-pilih yang bisa dipakai Fanni. Aku memang membiarkan mereka berdua dengan kekompakannya. Setelah selesai baru aku tanya lagi ke Fanni.<br />
<br />
"Baju apa sih yang dicari tadi, Fanni?"<br />
<br />
Sungguh diluar dugaanku, Fanni menjawab,"Yang bisa buat baju muslim aku. Kan aku mau pakai jilbab. Mbak Astri bilang, yang tangan pendek bisa dipakai, terus ditambah pakai jaket kaos."<br />
<br />
Subhanallah, aku tidak mengira Astri melakukan itu untuk Fanni, dan Fanni dengan penuh kesadaran mau membantu. Aku memang sedang fokus menanamkan kepada Fanni tentang jilbab. Perlahan-lahan aku masuk pada pemahaman kewajiban berjilbab. Aku ingin saat Fanni memakai, itu sepenuhnya karena dia tahu bahwa itu adalah kewajibannya. Bukan sekedar ingin seperti bunda atau mbak Astri.<br />
<br />
"Fanni tau kenapa harus pakai jilbab?"<br />
<br />
"Tau dong, bunda."<br />
<br />
"Kenapa coba? Apa alasan Fanni?"<br />
<br />
"Kan itu perintah Allah, ada di Alqur'an. Perempuan itu harus pakai jilbab."<br />
<br />
"Memangnya kenapa rambut juga harus ditutup?"<br />
<br />
"Rambut itu aurat juga, bunda. Bener kan? Kan bunda sama bu Hani pernah kasih tau."<br />
<br />
"Ihhh, pinter banget sih anak cantik bunda. Jadi Fanni mantap mau pakai jilbab?"<br />
<br />
"Iya dong, pasti aku tambah cantik deh, iya kan?" (tetep aja keluar narsisnya)<br />
<br />
"Pasti dong, Fanni bakal tambah cantik dengan berjilbab."<br />
<br />
"Bunda, kalau di rumah eyang, aku boleh lepas jilbab nggak? Di dalam rumah aja kok."<br />
<br />
"Boleh, sayang. Kalau di depan eyang boleh. Tapi hati-hati loh nak, rumah eyang kan ada warungnya, kalau di depan yang beli, Fanni harus pakai."<br />
<br />
"Oh, iya. Oke bunda. Bunda juga jangan lupa."<br />
<br />
"Apa nak?"<br />
<br />
"Nanti kalau beli seragam SD buat aku, belin yang panjang-panjang."<br />
<br />
"Subhanallah, Fanni pinter. Nanti Fanni ikut bunda ya kalau beli seragam SD."<br />
<br />
"Asyiiiiikkk...!"<br />
<br />
Duuh, pelukan eratku untuknya, ciuman sayangku, belaian tanganku, cukupkah membuat Fanni tahu kalau aku amat bersyukur atas nikmat ini? Air mata yang menitik sedikit ini, merupakan wujud bahagiaku.<br />
<br />
Semoga kau istiqomah, anakku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXnQr3GqXbpG-T0SNyvNhMHlcaeGfnxnsQ99JmkER1hvgBKKCljwEmuyjFCI_gVYAqHiE4_Wbob4_w-e1Y_MVoExqH6d0G5OVdcdbsBnWcxfbtLkeEHTz2zj_afGtBOdcTtP6JqsFRjFyL/s1600/fanni.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXnQr3GqXbpG-T0SNyvNhMHlcaeGfnxnsQ99JmkER1hvgBKKCljwEmuyjFCI_gVYAqHiE4_Wbob4_w-e1Y_MVoExqH6d0G5OVdcdbsBnWcxfbtLkeEHTz2zj_afGtBOdcTtP6JqsFRjFyL/s320/fanni.png" width="292" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijwfl_t5zgju8GhYSs9c0rmssysJB8-VHfsUlnd5rBMQF7J7pFTQagQ3jVhMh4B-AAmTqKFZT7xeS8B0A07kmAv2ZkoxDB3j2PSAGHDrYaf5FYlSwOOu5jbBoe46J5fx6WhxDUvQWu3LTx/s1600/fanni.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijwfl_t5zgju8GhYSs9c0rmssysJB8-VHfsUlnd5rBMQF7J7pFTQagQ3jVhMh4B-AAmTqKFZT7xeS8B0A07kmAv2ZkoxDB3j2PSAGHDrYaf5FYlSwOOu5jbBoe46J5fx6WhxDUvQWu3LTx/s320/fanni.png" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com54tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-67309017646590205862013-06-04T19:27:00.000+07:002013-06-04T19:27:59.958+07:00Terima Kasih <b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
Tak ada hal lain yang harus aku lakukan selain bersyukur kepada Allah, atas segala keindahan dalam hidupku, terutama pada hal yang baru saja terjadi.<br />
<br />
Ini tentang Astri, anakku yang nomor dua. Belakangan ini kami makin dekat saja. Sejak dia selesai Ujian Nasional, waktu luangnya banyak. Kami melakukan beberapa hal yang makin mendekatkan kami. Rasanya bahagia sekali bisa jadi temannya bercanda dan bercerita, juga diskusi tentang menulis fiksi.<br />
<br />
Pengumuman kelulusan adalah puncak dari kebahagiaan Astri saat ini. Terutama setelah mengetahui berapa nilai yang diperoleh sebagai hasil dari jerih payahnya belajar. Aku hadir di sekolahnya saat pengumuman itu. Menjadi orang yang pertama kali dia peluk dan cium begitu mengetahui hasilnya adalah sebuah kebanggaan buat seorang ibu.<br />
<br />
"Bundaaaaa, betul kan ini nilaiku?" Astri berlari dan berteriak menghampiriku, memperlihatkan apa yang dilihatnya dari website Simdik.info, melalui hapenya. Anak-anak tak sabar menunggu pengumuman dari kepala sekolah, jadi mereka membuka sendiri website itu.<br />
<br />
Aku perhatikan seksama. Subhanallah! Buatku, buat Astri, nilai itu luar biasa sekali. 36,60. Dengan nilai 10 pada matematika. Jadi rata-ratanya 9,15. Bukankah itu luar biasa?<br />
<br />
Alhamdulillah. Tak henti bibir ini memanjatkan puji syukur kepada Allah atas karunia ini. Ucapan terima kasih kepada Astri segera aku berikan lengkap dengan pelukan erat dan ciuman di pipi kiri kanan dan kepalanya.<br />
<br />
Aku pernah menulis bagaimana persiapan Astri mempersiapkan Ujian Nasionalnya. Ada pada kisah <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2012/11/afirmasi-target-uan.html">Afirmasi Target UAN </a></b>dan <b><a href="http://bundalahfy.blogspot.com/2013/04/menghadapi-ujian-nasional.html">Menghadapi Ujian Nasional. </a> </b>Dari Astri aku belajar, bahwa kesungguhan, tekad dan doa akan selalu membuahkan hasil yang baik. Melihat kesehariannya ingin memperbaiki diri pada nilai akhirnya, membuatku ikut semangat mendukungnya. Astri sadar, dia harus belajar lebih giat untuk mencapai hasil yang diharapkannya. Dia mengakui bahwa belajarnya kurang maksimal saat dia kelas 7 dan 8. Maka di kelas 9 ini, Astri mengejar semuanya.<br />
<br />
Astri kerjakan bagiannya dan aku kerjakan bagianku.<br />
<br />
Terima kasih sayang. Bunda bangga padamu.<br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWkf1o_xKSVQLdQ6L68ccsUlDVvb805XTPcZnoUJU8QzWm_B9JRn8XFuQIq9Cm2_I82IJVX0ywpqc3Ze_tPgC5iAbPSJ9QrKMG4hoqd2I4T7-7Ew2kawWO5J2tTgPRbRfvb2r_hQsh-Kie/s1600/fanniastri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="391" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWkf1o_xKSVQLdQ6L68ccsUlDVvb805XTPcZnoUJU8QzWm_B9JRn8XFuQIq9Cm2_I82IJVX0ywpqc3Ze_tPgC5iAbPSJ9QrKMG4hoqd2I4T7-7Ew2kawWO5J2tTgPRbRfvb2r_hQsh-Kie/s400/fanniastri.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com48tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-52348812538755710542013-05-30T19:30:00.000+07:002013-05-30T19:30:02.666+07:00Pinjam Dong<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
Postingan iseng aja. Gara-gara habis bercanda sama Astri, jadi ingat kisah ini.<br />
<br />
<b>Dulu sekali...</b><br />
<br />
Ibuku pulang membawa beberapa kantong belanja. Dengan suka cita aku menyambutnya, berharap ada satu atau dua barang yang ibu belikan untukku. Setelah menjawab salam ibu dan mencium tangan beliau, tanganku langsuk sibuk membongkar belanjaan ibu dengan penuh harap.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
"Aku dibeliin apa, Bu?" tanyaku tanpa mengalihkan perhatian pada isi kantong yang aku bongkar.<br />
<br />
Belum sempat ibu menjawab, aku sudah menemukan yang aku kira menjadi jatahku.<br />
<br />
"Waaahh, asyiiik...! Baju sama tas..."<br />
<br />
"Tas nya memang iya buat kamu, Nak. Tapi bajunya punya ibu."<br />
<br />
"Lho... kok ukurannya sama kayak punyaku."<br />
<br />
Ibu tersenyum,"Ya kan memang sekarang kamu sudah besar, sudah hampir sama sama ibu."<br />
<br />
"Oooo... ini baju ibu," Sedikit kecewa karena aku suka dengan model dan warnanya. Modelnya tidak terkesan baju emak-emak. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku memang sering meminjam beberapa pakaian ibu yang aku suka. Tentu saja itupun kalau ibu anggap modelnya cocok untuk usia 17 tahunku. Bukan hanya pakaian, beberapa barang milik ibu seperti tas, sandal dan lain-lain juga sering aku pinjam.<br />
<br />
Seperti pada hari itu ...<br />
<br />
Lama aku terpaku di depan lemari pakaianku. Bingung mau memakai yang mana. Bosan rasanya memakai baju yang itu itu saja. Hari ini aku ada undangan ulang tahun teman sekelasku. Aku ingin tampil beda dari biasanya. Tapi isi lemariku sepertinya sudah lama tidak bertambah penghuni baru.<br />
<br />
Tiba-tiba seketika muncul ide dalam otakku.<br />
<br />
"Ahaaa.... aku tahu mau pakai baju yang mana."<br />
<br />
Aku bergegas menuju lemari pakaian ibu. Mencari yang aku cari. Yess! Ini dia... Baju ibu yang baru dibeli kemaren. Yang aku suka model dan warnanya. Aku mengambilnya dan langsung mencobanya. Wah... pas sekali. Ternyata ibu benar. Tubuhku sudah sama besar dengan ibu. Ada sedikit longgar di bagian pinggang, tapi tak masalah. Tetap keren.<br />
<br />
Setelah merasa yakin dengan pilihanku, barulah aku menghampiri ibu yang sedang membaca di ruang keluarga. Ibu menatapku sambil berkata,<br />
<br />
"Heiii... itu kan baju ibu."<br />
<br />
"Pinjam ya bu... Aku mau ke ulang tahun teman." dengan nada merayu aku meminta ijin.<br />
<br />
(minta ijin kok udah dipakai duluan. Salah ya...)<br />
<br />
"Anak ibu udah besar ya. Udah bisa join pakaian sama ibu. Iya boleh. Tapi lain kali minta ijin dulu ya. Jangan langsung pakai gitu. Yang namanya meminjam barang, sekalipun punya ibu atau saudara, tetap harus dengan ijin yang punya.."<br />
<br />
"Maaf ya ibu sayaaang... Niken nggak akan ulangi lagi. Makasih." dengan girang aku memeluk dan mencium pipi kiri kanan ibu.<br />
<br />
Aku anak perempuan satu-satunya, jadi bisanya ya pinjam barang-barang ibu. Kalau punya saudara perempuan pastinya bakal lebih seru lagi ya.<br />
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
****</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqqBA52f1-xsl2JejVU-YMi9YiYHg98aMu9JZMdB-EMIPx-Q5P7H5FhV1ZtEiDJt4nTAxwO_5Hc1beeKgFsxjXScc14dVr6txpvfRuI7bUh4Muxgcf4NZBO4WymOqKpS7hngry3CovFLk2/s1600/BA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqqBA52f1-xsl2JejVU-YMi9YiYHg98aMu9JZMdB-EMIPx-Q5P7H5FhV1ZtEiDJt4nTAxwO_5Hc1beeKgFsxjXScc14dVr6txpvfRuI7bUh4Muxgcf4NZBO4WymOqKpS7hngry3CovFLk2/s400/BA.jpg" width="330" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Waktu berputar begitu cepat</b>.<br />
<br />
Sampailah pada saat ini. Aku dan anak gadisku, Astri, pun punya perbincangan seperti ini:<br />
<br />
"Bunda, aku pinjam jilbabnya dong".<br />
<br />
"Sandal bunda boleh nih kalau aku pinjam."<br />
<br />
"Rok bawahan bunda bisa aku pakai juga nih, pinjem ya."<br />
<br />
"Sepatu kets bunda dipakai nggak? Aku pinjam buat jogging ya."<br />
<br />
"Aku pinjam tas bunda dong".<br />
<br />
Sepanjang memang pantas dan bisa Astri pakai, aku ijinkan saja. Mana tahan menghadapi cium dan pelukannya yang bertubi-tubi kalau sedang merayu. Hihihi, bundanya meleleh deh sama rayuan Astri.<br />
<br />
Cuma gamis dan pakaianku yang kebesaran buat Astri tidak bisa joinan memakainya. Sebab tubuhnya tidak sebesar tubuhku. Hehehehe. Kalau rok, karena selalu pakai karet, Astri masih bisa pinjam. Kan kami sama-sama berpakaian muslimah, jadi tak perlu full press body kan.<br />
<br />
Ternyata soal pinjam meminjam ini malah makin mendekatkanku pada Astri. Bisa buat bahan bercandaan. Sebab tiap Astri mau pinjam barang-barangku, dia akan merayuku sedemikian rupa, dan aku akan pura-pura keberatan sampai dia bermanja-manja. Selalu ada cara buat sang bunda ini supaya mendapat pelukan mesra dari anaknya.<br />
<br />
Punya pengalaman yang sama, teman-teman?<br />
<br />
<br /></div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com74tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-14819993883349434192013-05-19T22:13:00.003+07:002013-05-20T06:52:48.309+07:00Prinsip-Prinsip Komunikasi dalam Islam<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLzS4dykhOTS-ujTglhyphenhyphenlGo1wem9AbOpAmXVwoUL6-tLu7jXjzTu_rSlBdn1CvVigiLjE87p8zijIBVQCRsFNUNTnXgI0u4XfyiEX24W49fAKYwsQY8Lws279jL1G5o3V7tnZ6r9lHXpkD/s1600/sms.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLzS4dykhOTS-ujTglhyphenhyphenlGo1wem9AbOpAmXVwoUL6-tLu7jXjzTu_rSlBdn1CvVigiLjE87p8zijIBVQCRsFNUNTnXgI0u4XfyiEX24W49fAKYwsQY8Lws279jL1G5o3V7tnZ6r9lHXpkD/s320/sms.gif" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Gambar dari <a href="http://dadangherdiana.blogspot.com/2012/02/sedikit-hiburan-koleksi-sms-lucu.html">sini</a></span></div>
<b><br /></b>
<br />
Rasanya banyak yang sepakat kalau komunikasi dalam keluarga itu penting. Buktinya banyak yang membahas tentang betapa pentingnya komunikasi ini. Rasanya kita semua mengangguk setuju membaca tulisan-tulisan tentang komunikasi dua arah. Bukan yang satu arah. Teori-teori komunikasi begitu canggihnya mengungkapkan manfaat dan cara-caranya. Banyak buku dan literatur kita baca. Banyak seminar kita ikuti.<br />
<br />
Tapi bagaimana prakteknya?<br />
<br />
Seharusnya semua itu membuat kita jadi bisa menerapkannya minimal di dalam keluarga. Minimal? Ah, kenapa keluarga sering diletakkan pada level minimal. Padahal, bagaimana kita di luar sana sering kali ditentukan dengan bagaimana sikap dan perilaku kita di dalam keluarga. Bagaimana anak-anak membawa dirinya dalam masyarakat, juga amat dipengaruhi dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak-anaknya.<br />
<br />
Sebetulnya, aku ingin cerita tentang obrolanku dengan Astri (anakku no 2). Sering sekali aku menemukan hal-hal yang membuatku mengerutkan dahi kalau ngobrol dengan anak-anak. Yang namanya ngobrol kan selalu melebar. Semula bicara tentang apa, cari merembet tentang topik yang lain.<br />
<br />
Waktu itu kami membicarakan tentang handphone yang dimilikinya. Bukan hape canggih. Hanya Nokia E 63. Sejak selesai UN aku lihat Astri semakin sibuk dengan hapenya. Padahal aku sedang mensupportnya untuk lebih giat menulis. Astri suka dengan cerpen. Mumpung waktunya sudah santai, kan bisa lebih produktif. Lha tapi kok malah sering "sibuk" dengan hapenya. Berikut ini jawaban Astri.<br />
<br />
"Kalau bunda liat aku megang hape lama-lama, bunda jangan curiga dulu. Aku bukan main game atau kelamaan twitteran. Tapi ngetik cerpen yang tiba-tiba idenya muncul. Tapi ya masih pada nggantung gitu. Belum selesai. Lihat niiiih." Kata Astri sambil memperlihatkan beberapa tulisan di hapenya.<br />
<br />
"Oooh, gitu. Bunda cuma kuatir, Astri jadi keasyikan dengan hape, berkurang deh ngobrol sama keluarga."<br />
<br />
"Ya enggak dong, Bun. Tenang aja. Aku kan cuma memaksimalkan fasilitas hapeku aja." Santai bener Astri mengatakannya.<br />
<br />
"Jangan sampai interaksi kita jadi tanpa suara, nak. Asyik dengan hape masing-masing. Apalagi kalau sampai perbincangan jadi lewat hape, internet. Hilang pula nanti kedekatan keluarga. Padahal suara bunda kan merdu."# Uhuuukk...<br />
<br />
"Bundaaa, pede banget siih. Hahaha... Tapi bener juga sih, Bun. Bisa jadi nanti lama-lama begitu. Temanku malah sampai ngoceh di twitter tentang cara mamanya menyuruh dia."<br />
<br />
"Kok sampai ke twitter segala, memangnya mamanya kenapa?"<br />
<br />
"Mamanya punya kebiasaan nyuruh dia mandi, makan, sholat, pokoknya banyak deh... lewat sms. Padahal mereka sama-sama sedang di rumah. Cuma beda ruangan. Temanku ngetwet bilang, <i>Gaya emak-emak jaman sekarang. Apa-apa pakai sms.</i>" Astri mengatakannya sambil geli dan geleng-geleng kepala.<br />
<br />
"Sering atau sekali-sekali tuh?"<br />
<br />
"Katanya sering. Apalagi kalau mereka sama-sama pegang BB atau hapenya bisa buat Watshap. Bakalan makin sering deh tuh."<br />
<br />
Pernah atau seringkah teman-teman melakukannya?<br />
<br />
Kalau melihat cara Astri mengatakannya juga melihat teman Astri mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap perbuatan mamanya, rasanya bisa terbaca, bahwa anak-anak sebetulnya lebih suka kalau kita menyentuh, mendatangi, berbicara, bersuara kepada mereka. Kalau tidak sedang di rumah, bolehlah melakukan itu. Tapi kalau sama-sama di rumah, bukankah malah menjauhkan hubungan antara ibu dan anaknya?<br />
<br />
Padahal dalam Islam, jelas-jelas sudah disebutkan di dalam Alqur'an prinsip-prinsip komunikasi yang baik dan benar. Ada 6 prinsip komunikasi dalam Islam, kesemuanya harus bisa kita terapkan agar komunikasi baik di dalam keluarga maupun di masyarakat, menjadi interaksi yang positif, yaitu:<br />
<br />
<div>
<b><span style="color: blue;">1. Qaulan sadida (perkataan yang benar). </span></b></div>
<div>
<b><span style="color: blue;"><br /></span></b></div>
<div>
Dalam berbicara kita harus jujur, sehingga kita menjadi orang yang bisa dipercaya. Menjauhkan diri dari perkataan-perkataan bohong. Hal ini juga menjadi contoh untuk anak-anak. Kita tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan anak-anak dengan jawaban bohong hanya karena kita tidak mau pusing menjelaskan sesuatu. Sebagaimana Firman Allah:</div>
<div>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. Al-Ahzab 70: <span style="color: #990000;">Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.</span></b></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. Annisa ayat 9: </b><b><span style="color: #990000;">Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.</span></b></blockquote>
<b>2.</b> <span style="color: blue; font-weight: bold;">Qaulan Ma'rufa (perkataan yang baik). </span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tutur kata kita yang baik kepada siapapun, baik kepada yang lebih tua maupun kepada yang muda. Baik kepada atasan maupun bawahan. Sebagaimana Firman Allah:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. Annisa ayat 5</b><span style="color: #990000;"><b>: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.</b></span></blockquote>
<div>
<b><span style="color: blue;">3. Qaulan Layyinan (perkataan yang lemah lembut).</span></b></div>
<div>
<b><span style="color: blue;"><br /></span></b></div>
<div>
Dengan berkata lemah lembut akan membuat lawan bicara kita bersedia mendengarkan kita. Anak-anak akan merasa direngkuh dan dihargai. Apa yang ingin kita sampaikan bisa lebih diterima oleh mereka. Hati kita pun bisa lebih lapang dalam menyampaikan sesuatu. Sebagaimana Firman Allah:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. Thaha 44:<span style="color: #990000;"> M</span><span style="color: #990000;">aka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut...</span></b></blockquote>
<b><span style="color: blue;">4. Qaulan maisura (perkataan yang pantas)</span></b><br />
<b><span style="color: blue;"><br /></span></b>
Dalam berkomunikasi kita tidak boleh merendahkan orang lain. Terutama kepada orang yang lebih tua, sekalipun dia adalah orang yang bekerja kepada kita. Tidak tergantung pada status sosial seseorang, atau tinggi rendahnya pangkat seseorang. Sebagaimana Firman Allah:<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. Al-Isra 28:<span style="color: #990000;"> Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.<a href="http://id.quran.nu/quran/sound/QFA/017/028.mp3"> </a>.</span></b></blockquote>
<b><span style="color: blue;">5. Qaulan baligha (perkataan yang efektif/membekas jiwa)</span></b><br />
<br />
Kita berbicara tak perlu berbelit-belit. Kadang dengan begitu oarang lain malah tidak memahami yang ingin kita sampaikan. Terutama pada anak-anak. Pemahaman mereka masih terbatas, kalau kita tidak efektif dalam menyampaikan nasehat, mereka malah bingung menangkapnya. Membiasakan berkata-kata efektif akan lebih mengena pada sasaran dan membekas di hati mereka. Sebagaimana Firman Allah:<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. An-Nisa 63:</b> <span style="color: #990000; font-weight: bold;">Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa pada jiwa seseorang. Dalam keluarga komunikasi mereka.</span></blockquote>
<div>
<b><span style="color: blue;">6. Qaulan Karima (perkataan mulia dan penuh penghormatan)</span></b></div>
<div>
<b><span style="color: blue;"><br /></span></b></div>
<div>
Anak diwajibkan untuk bicara dengan mulia kepada orang tuanya, dan tentu saja orang tua harus memberi contoh kepada anakknya. Dalam berkomunikasi kita harus menghargai perasaan orang lain. Sekalipun kita sedang membicarakan sebuah kesalahan, sampaikanlah dengan pengertian.</div>
<div>
<blockquote class="tr_bq">
<b>QS. Al-Isra 23:<span style="color: #990000;"> Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.</span></b></blockquote>
Luar biasa bukan Islam menata kehidupan kita. Bahkan dalam kita bertutur kata saja diberi petunjuk oleh Allah. Kesemuanya itu kalau selalu kita upayakan dan tanamkan, akan menjadi sebuah sikap dan perilaku yang baik, benar dan membawa kadaiman. Insya Allah.<br />
<br />
Kembali kepada topik pembicaraan aku dan Astri di atas, alangkah tidak bijaksananya jika kita berbicara kepada anak-anak dengan cara seperti itu. Karena komunikasi dalam keluarga, di dalamnya terkandung nasehat dan contoh-contoh yang nantinya akan terekam dalam memori anak-anak, dimana semua itu bisa mempengaruhi kepribadian mereka. Suara kita jangan sampai tergantikan dengan kecanggihan teknologi. Komunikasi membutuhkan inetraksi, dan interaksi yang baik antara orang tua dan anak adalah dengan sentuhan dan suara. Manfaatkan teknologi dengan tepat, jangan sampai merusak dan mengurangi kehangatan keluarga.<br />
<br />
<br />
</div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com34tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-17009691775515016952013-05-07T16:20:00.000+07:002013-05-07T16:20:01.523+07:00Serba-serbi Remajaku<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
Sulungku sedang kolokan. Biasalah, kalau sedang tidak enak badan Luthfan selalu minta perhatian lebih dari bundanya. Tadi bahkan terang-terangan berkata," Bunda, aku nggak enak badan nih. Bunda jangan sibuk nulis ya." Hehehe... Maksudnya, bundanya diminta nemani dia berbaring di tempat tidur, mengusap kepalanya, dan ngobrol. Dari semua anakku, Luthfanlah yang paling terbuka padaku. Mudah sekali mengajaknya ngobrol macam-macam. Seperti biasa, aku selalu mengambil kesempatan buat menyelip-nyelipkan nasehat. Atau mengorek-ngorek hal-hal yang ingin aku tahu dari dirinya. Maklum, remaja kan "urusan"nya banyak. Harus pandai-pandai mengarahkan pembicaraan supaya dia terbuka.<br />
<br />
Hari Ahad kemaren, Luthfan terlalu memforsir tubuhnya dengan berolah raga. Setelah lomba lari 5 km pada pagi hari, dia langsung ke Senayan untuk latihan Parkour. Susah dilarang kalau sudah niat latihan atau olah raga. Aku sering mengingatkan agar dia tidak over training. Jadwal olah raga Luthfan dalam seminggu adalah, malam Rabu latihan Free Run. Jum'at pulang sekolah (Jum'atan) Futsal, Sabtu pagi Badminton, Sabtu malam Free Run, Ahad pagi Parkour. Itu saja sudah meninggalkan Silat dan Kempo karena sedang fokus di Free Run dan Parkour.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsbBcMflXJaNCZiLKtklT5hiRQK4LFmXl4jTPOwsYCSQ-ciDAMWt_rQYwMdpD2ZX3KKQBV-VO1RDMU93rajN9oSJKMXjJPFda_vaf0gqgN1oFpQ5JRPNn7cSSj-o2uZPQkEjao6HzkYnzd/s1600/gaya4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="330" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsbBcMflXJaNCZiLKtklT5hiRQK4LFmXl4jTPOwsYCSQ-ciDAMWt_rQYwMdpD2ZX3KKQBV-VO1RDMU93rajN9oSJKMXjJPFda_vaf0gqgN1oFpQ5JRPNn7cSSj-o2uZPQkEjao6HzkYnzd/s400/gaya4.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Invitasi Beladiri Sorinji Kempo se DKI </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvsvWUH0q9PhOn7LBJkr7TBr7rCs9neFlELAjGt6RcDgbc_QOel9ekeWNqNYO-fwxM0oaksglEEZd4aL6MXbGgitkD4Pmceyt4Z0fTnhB1qeIxAFksKaax1hGeTtQFIQb3guJU_wP8N702/s1600/gaya5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvsvWUH0q9PhOn7LBJkr7TBr7rCs9neFlELAjGt6RcDgbc_QOel9ekeWNqNYO-fwxM0oaksglEEZd4aL6MXbGgitkD4Pmceyt4Z0fTnhB1qeIxAFksKaax1hGeTtQFIQb3guJU_wP8N702/s400/gaya5.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>pertandingan SHO DKI SMP</b></span></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ7KTMdGi7D35Jn7Dc8oBShYbjRrGZFPZz90qJ2ZwFZTA7tEAHgxUnlM6f2cSXudrMdVKFzd25T8Iyx4hL8W5T6ba3b7seXgeSU24OtZzPShBs1YNUiF5Kx3zu4BXSUyGz92nRKQ7RAXEI/s1600/gaya6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ7KTMdGi7D35Jn7Dc8oBShYbjRrGZFPZz90qJ2ZwFZTA7tEAHgxUnlM6f2cSXudrMdVKFzd25T8Iyx4hL8W5T6ba3b7seXgeSU24OtZzPShBs1YNUiF5Kx3zu4BXSUyGz92nRKQ7RAXEI/s400/gaya6.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Ganti warna sabuk ke biru (SMP kelas 9)</b></span></div>
<br />
Sulungku itu akan berada di baris paling depan kalau ada yang menyakiti anggota keluarganya, terutama bundanya. Luthfan pernah minta ijin padaku untuk menonjok wajah karyawan kantinku karena menurutnya si karyawan tidak sopan padaku. Tentu saja aku larang. Dia sering protes mengapa ayah bundanya memilih sikap diam terhadap orang yang menurutnya meremehkan kami.<br />
<br />
"Sabar sih boleh, Bun. Tapi mosok yang kayak gitu juga didiemin? Jangan mau dong." Begitu protesnya.<br />
<br />
Kemudian aku dan ayahnya akan "sibuk" menenangkannya. Menjelaskan alasan-alasan yang kami punya. Luthfan sudah tidak bisa diberi penjelasan yang bukan sebenarnya. Karena kebiasaannya akan memberikan pertanyaan-pertanyaan sampai dia merasa semua jelas. Jadi lebih baik menjelaskan dengan hal yang sebenarnya, sepanjang memang dia pantas mendengarnya. Kalau untuk hal-hal yang Luthfan belum pantas tahu, maka kami akan terus terang mengatakan,<br />
<br />
" Maaf mas Luthfan, ayah dan bunda belum bisa menjelaskan masalah sebenarnya karena ini bukan porsi kamu untuk mengetahuinya. Tapi yang perlu mas Luthfan ketahui, masalah tidak akan selesai dengan emosi. Bahkan mungkin akan timbul masalah baru, dst."<br />
<br />
Mengapa dst? Karena selanjutnya, sang bunda akan lagi-lagi mengambil kesempatan untuk memberikan "ceramah". Kadang suasana malah jadi lucu karena Astri akan nimbrung mengatakan,<br />
<br />
"Naaah, Bunda mulaaaiiiii...!" Atau akan dihitung, " Satu... Dua... Tiga... Mulaiii!!" #Diiiih, unyel-unyel Astri.<br />
<br />
Hihihi... Anak-anak hafal kebiasaan bundanya. Habisnya gimana doong. Kan aku harus menenangkan jiwa remaja Luthfan yang begitu bergejolak dengan emosi. Cara yang paling jitu adalah dengan menyambungkannya dengan nilai-nilai keagamaan. Selalu menghubungkan segala persoalan kepada Allah.<br />
<br />
Udah nggak mempan dengan mengatakan, "Kalau ayah bunda dulu" atau "kata ayah bunda juga apa" atau "dikasih tau kok ngeyel". Kalau dengan cara itu, diamnya Luthfan akan sambil penuh rasa tidak puas. Diamnya Luthfan hanya karena merasa tidak mau membantah orang tua. Bukan karena memang dia menerima atau mengerti. Tapi kalau memakai nilai-nilai agama atau bahkan menyebutkan dalil-dalil dalam Alqur'an, nasehat menjadi tak terbantahkan. Anak-anak akan menerimanya dengan baik. Mengerti bahwa tindakan orang tuanya memang seperti atau paling tidak mendekati yang ditetapkan Allah.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i><span style="color: #cc0000;">Itu sebabnya sebagai orang tua, kita harus terus belajar. Belajar yang utamanya adalah belajar Alqur'an. Kita sering mengambil pendapat orang-orang bijak, nasehat-nasehat parenting dari para pakar, tapi kita sering mengabaikan apa-apa yang ada dalam Alqur'an. Padahal nantinya pertanggungjawaban kita sama Allah, bukan berapa banyak buku yang sudah kita baca, tapi seberapa besar Alqur'an menjadi pedoman hidup kita.</span></i></blockquote>
<br />
Kalau waktu menjelang akil baligh aku menjelaskan tentang perubahan-perubahan fisik anakku. Maka dalam usia remaja ini, aku mulai membicarakan pendidikan seks yang lainnya. Aku pernah menyebutkan di tulisanku yang lalu - <b><a href="http://penabundalahfy.blogspot.com/2012/11/pendidikan-seks-untuk-anak.html">Pendidikan Seks Untuk Anak</a></b> - apa-apa yang bisa mempengaruhi prilaku seks pada anak. Aku memang tidak merasa tabu membicarakan tentang seks kepada anak-anak. Karena pendapatku, lebih baik mereka tahu dari orang tuanya dari pada salah informasi.<br />
<br />
Kita tidak perlu merasa "kecolongan" dengan menganggap anak-anak kita adalah anak-anak yang baik dan manis. Atau merasa bahwa anak-anak kita belum saatnya diajak bicara soal seks. Kita semua tahu bahwa serangan berbagai media dan internet begitu gencar. Semoga anak-anak kita mampu menjaga diri.<br />
<br />
Buatku pribadi, aku tak bisa berdiam diri tanpa membekali anak-anak dengan sedikit pengetahuan tentang seks. Aku bukan orang yang paham istilah-istilah yang biasa dipakai dalam ilmu seksologi. Aku hanya mencoba memakai bahasaku sendiri dalam menjelaskannya, dan menghubungkannya dengan nilai-nilai agama. Di sekolah Luthfan sudah mendapat pelajaran tentang alat reproduksi manusia, jadi tinggal ditambahkan kepada nilai moral agama. Akan berbeda rasanya antara guru yang menyampaikan dengan orang tua yang menyampaikan. Saling melengkapi adalah kerja sama yang baik antara guru dan orang tua.<br />
<br />
Contohnya, tentang (maaf) onani. Kepada Luthfan aku sebutkan apa yang dimaksud dengan onani, apa dampaknya, apa hukumnya dalam Islam. Juga tentang sperma, bagaimana sperma bisa membuahi sel telur dan menyebabkan kehamilan. Lebih lanjut bagaimana mengelola hati dan nafsu agar tidak terdorong atau terpengaruh pada hasrat melakukannya. Gairah remaja yang penuh gejolak butuh penyaluran yang tepat agar mampu menahan diri tak dikuasai nafsu.<br />
<br />
<b>Keimanan itu adalah hal yang pokok</b>. Tingginya keimanan akan mampu membuat anak-anak (dan juga kita) mengendalikan hawa nafsu. Menundukkan hati pada Illahi akan mampu menjaga diri kita dari keinginan-keinginan yang mengotori jiwa. Belajar Alqur'an tidak hanya membacanya, tapi juga mengerti isinya. Orang tua belajar, anak-anak juga belajar. Sehingga akan ada kesamaan visi dan misi keluarga. Ingatlah,<b> bahwa khatamnya belajar Alqur'an adalah saat kematian datang pada kita.</b><br />
<br />
Akan lebih baik lagi kalau ditambah dengan membawa pikiran anak-anak kita kepada hal-hal positif. Mencari kegiatan-kegiatan yang bisa menyibukkan anak-anak. Sehingga mereka tidak hanyut dengan nafsu yang selalu melintas. Bisa dengan menyibukkan mereka kepada ketrampilan yang disukainya, hobi yang digemarinya, atau olah raga.<br />
<br />
Karena Luthfan suka dengan olah raga dan adventure, maka menyalurkan adrenalin remajanya bisa dengan hal-hal itu. Aku dan ayahnya membebaskannya memilih olah raga apa yang akan dia tekuni. Luthfan memilih jenis olah raga yang aku sebutkan di atas. Olah raga adalah hobinya. Selain itu, aku melihat kegiatan Luthfan itu mampu menyalurkan gejolak remajanya. Luthfan memang sifatnya cenderung temperamen. Masih harus banyak rem yang diinjak untuk bisa menahan dirinya.<br />
<br />
Beberapa foto di bawah ini sebagai gambaran keringat-keringat Luthfan yang mengalir menyegarkan badannya. Prestasinya memang biasa-biasa saja, tapi dia sudah mampu membangun jiwa sportifitas, jiwa besar, tegar.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuhjMsSDm50va7kJzFP98PiOxyxMkTW5WMZYZvR1ukafJXUMExPvoCpcaUwj5bJ9Pl86UiN7-Du2MTgXz0WhVPQ-2yOMJUGYn6UF9LjkZoF3iJcZ0ScEeeemNb3Uu4RrbTUqq2L-0asKQS/s1600/gaya12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="368" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuhjMsSDm50va7kJzFP98PiOxyxMkTW5WMZYZvR1ukafJXUMExPvoCpcaUwj5bJ9Pl86UiN7-Du2MTgXz0WhVPQ-2yOMJUGYn6UF9LjkZoF3iJcZ0ScEeeemNb3Uu4RrbTUqq2L-0asKQS/s400/gaya12.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>Lomba lari 10 km</b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB1xrRkRcupRHtN8fcpcA674B6PC_8ucyqHExvO63OJBggjesgsOUSsmWHnOHOvYGLJ7QsAHfaifukw3UOlQ6xwdSjHJFKscYzdJqKXJcGMP2Z16BtEskdBkKdM66fMhb7PadMgZ_pO7ec/s1600/gaya2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB1xrRkRcupRHtN8fcpcA674B6PC_8ucyqHExvO63OJBggjesgsOUSsmWHnOHOvYGLJ7QsAHfaifukw3UOlQ6xwdSjHJFKscYzdJqKXJcGMP2Z16BtEskdBkKdM66fMhb7PadMgZ_pO7ec/s400/gaya2.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>turnamen badminton antar SMP se DKI</b></span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimQeA1Iyy4nxwpUOA7ORmL7feDOMRFWMnBtcM-qpgLwSMctgGWsPWwqf_aDutCt6IwfR_eGbXfvbLlrLVx4oF4rOqDJC3oqmE_hnU3w9BXntSgAzKQw91VGS6Wfyv_0r_iVDQgDsUMuLLs/s1600/gaya7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="363" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimQeA1Iyy4nxwpUOA7ORmL7feDOMRFWMnBtcM-qpgLwSMctgGWsPWwqf_aDutCt6IwfR_eGbXfvbLlrLVx4oF4rOqDJC3oqmE_hnU3w9BXntSgAzKQw91VGS6Wfyv_0r_iVDQgDsUMuLLs/s400/gaya7.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b> <span style="font-size: x-small;">outbond saat ujian kenaikan sabuk silat</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKyLFUiQ8qSMLFBJsn8tNiBd9O-b6ARcjm7ZPd8Ktsq1hGNbgwz1keSIIygkZx-AUgRoZljsNIlyUcrZg8qVEE_dxEbOykeT8CnBSuOkoejbC28XvccM0gC6zPuzFqgGJLRJVLKFoy_8sh/s1600/gaya8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKyLFUiQ8qSMLFBJsn8tNiBd9O-b6ARcjm7ZPd8Ktsq1hGNbgwz1keSIIygkZx-AUgRoZljsNIlyUcrZg8qVEE_dxEbOykeT8CnBSuOkoejbC28XvccM0gC6zPuzFqgGJLRJVLKFoy_8sh/s400/gaya8.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-small;"> salah satu gerakan free run</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUCWAcO0TvWTetdxLQzUrFpiOPc_REWlWeRQKDX403xBEtuyVlMgJlnNkbvmPC91oVzt6SKaNY5v1VYt2FxRPSYate-pWRIdl5DXI_KNtcPu-8BBREQjfhaOTgah7nF9g-PxlC9LLSVhTx/s1600/gaya9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUCWAcO0TvWTetdxLQzUrFpiOPc_REWlWeRQKDX403xBEtuyVlMgJlnNkbvmPC91oVzt6SKaNY5v1VYt2FxRPSYate-pWRIdl5DXI_KNtcPu-8BBREQjfhaOTgah7nF9g-PxlC9LLSVhTx/s400/gaya9.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b> free run juga</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJR3Txi1-KWUcQQCAQAPVZKJPkeeOFEppfejqjcps3yhQKjny94SLPlKDJ66ym7Ent7Nea4jAAPllJhw5x-hoDzjJDgTC0UIdI0ZuekDfyNuKK3VF7hGiU5Lv9Bb1hHc2xbHDYxAq7ndzc/s1600/gaya10.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="303" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJR3Txi1-KWUcQQCAQAPVZKJPkeeOFEppfejqjcps3yhQKjny94SLPlKDJ66ym7Ent7Nea4jAAPllJhw5x-hoDzjJDgTC0UIdI0ZuekDfyNuKK3VF7hGiU5Lv9Bb1hHc2xbHDYxAq7ndzc/s400/gaya10.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b> Nggak ngangka nafasnya kuat lama juga menyelam ke dasar laut</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9_6XpJxYyIl2G89q9N8xUgvS19-SpdloEkhNT4X_24aTkUW4M9ff7r81bCqi3lgGmHy1cpSS-jfgNikQMANaI2DvnEbCGtxdB9C0ZmddOu34_hEvH4qPkR6Xnokwyri7CKTUzBNUWbvZ8/s1600/gaya11.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="355" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9_6XpJxYyIl2G89q9N8xUgvS19-SpdloEkhNT4X_24aTkUW4M9ff7r81bCqi3lgGmHy1cpSS-jfgNikQMANaI2DvnEbCGtxdB9C0ZmddOu34_hEvH4qPkR6Xnokwyri7CKTUzBNUWbvZ8/s400/gaya11.JPG" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><b>suka banget sama lompat flip begini</b></span></div>
<br />
<br />
Jagoanku itu tetap suka dengan telapak tangan bundanya. Setangguh apapun dia di lapangan, dia akan tetap mencariku untuk membelainya. Pada saat hatinya dalam keresahan yang dalam, dia tetap menangis di pelukanku.<br />
<br />
"Anakku, bukan bunda yang memberimu ketenangan, tapi Allah-lah sang Maha Pengasih dan Penyayang. Bunda hanya bisa membelai dan mengusap air matamu, tapi memohonlah ketenangan batinmu pada Allah. Bunda hanya bisa menemanimu di rumah, tapi Allah menyertai setiap langkahmu. Ingatlah anakku Allah berada lebih dekat dari urat lehermu sendiri."<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com52tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-48173335107819596472013-04-09T16:32:00.001+07:002013-04-09T16:32:40.706+07:00Mejingku Hibiniu<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8NWuTXgLWv_mA_JL5fkvwTVfZsgVCYT93d_7kWDHkYBydVimvpcIr95wRXUnbGsdb-MMY-fJNzrnfDtmcq3RlIu89_IrDrWuSCHei9qXMaNvYsAY9VqCJvLtxEvnDDYa6Ym_KEfgrGOIM/s1600/my+astri.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8NWuTXgLWv_mA_JL5fkvwTVfZsgVCYT93d_7kWDHkYBydVimvpcIr95wRXUnbGsdb-MMY-fJNzrnfDtmcq3RlIu89_IrDrWuSCHei9qXMaNvYsAY9VqCJvLtxEvnDDYa6Ym_KEfgrGOIM/s400/my+astri.jpg" width="281" /></a></div>
<b><br /></b>
<br />
Kali ini aku ingin bercerita ringan tentang candaan dengan anak-anak. Ada geli, ada haru, ada bahagia. Semua itu mewarnai hari-hariku seindah mejingku hibiniu-nya pelangi.<br />
<br />
Senin pagi, seperti biasa tour ke kamar anak-anak untuk membangunkan mereka beberapa saat sebelum kumandang bilal mengajak bersujud. Pertama-tama masuk ke kamar para gadis. Sasaran dimulai dengan membelai rambut Astri sambil membangunkannya.<br />
<br />
"Selamat pagi, Cinta. Bangun yuk. Hari ini ada TUKPD kan?" sebuah ciuman mendarat di pipi Astri sambil tanganku menebarkan pesona dengan memancaran kehangatan di telapaknya. #hihihi, lebay.<br />
<br />
"Hmmm, selamat pagi, Bunda. Iya... ini udah bangun," Astri sepertinya sengaja memasang badan untuk menikmati belaian bundanya. #yakin ini sih.<br />
<br />
Kemudian terlintas isengku,"Astri tau nggak kepanjangan TUKPD?"<br />
<br />
"Apaan sih, Bunda. Ya taulah, Tes Uji Kompetensi Peserta Didik," terlihat Astri mulai membaca kebiasaan iseng sang bunda.<br />
<br />
"Salah, Say. Bukan itu. Bunda punya khusus buat Astri. TUh kan Kamu Pinter Deh...!" kembali sebuah ciuman mendarat di pipinya.<br />
<br />
"Hahaha... Bunda ada-ada aja, makasih bun, bunda juga pinter deh!" Astri meraih tanganku dan menciumnya, kemudian bergegas bangun dan menuju kamar mandi.<br />
<br />
<b>Yess...! Pagiku diawali dengan senyuman manis Astri. Enteng banget rasanya memulai hari.</b><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
******<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSpzMPu3mR41gpX9vXmsRd1AUDZ2PyD_aCm10TbfKWju0Ck4ri47AIEYpXf4lSpFAhN2L8ZnqCGoGiJy_Ad8s1ZasMqiRC8lPPbLZibaV1FGqSXrNmBjZ_hN-1OQ2BKDCYJrB9fcQYgq0i/s1600/my+hilman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="343" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSpzMPu3mR41gpX9vXmsRd1AUDZ2PyD_aCm10TbfKWju0Ck4ri47AIEYpXf4lSpFAhN2L8ZnqCGoGiJy_Ad8s1ZasMqiRC8lPPbLZibaV1FGqSXrNmBjZ_hN-1OQ2BKDCYJrB9fcQYgq0i/s400/my+hilman.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Hilman tidak sekolah karena batuk dan badannya demam. Sepertinya karena berenang di hari Sabtu, kehujanan. Jadi segala kolokannya pada saat sakit tumpah pada sang bunda. Anakku yang satu ini memang sensitif sekali. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Siang hari, aku menyuruhnya untuk tidur, agar bisa istirahat. Hilman minta aku menemaninya di tempat tidur. Harusnya kesempatan buat bunda untuk tidur juga, tapi kok nggak bisa. Boro-boro tidur, pikiran malah kemana-mana. Setelah beberapa saat membelai rambutnya (aku hobi banget sama kegiatan yang satu ini), aku beralih ke BB. Sambil nemenin, sambil Bbm-an. Gitu maksudku. Hehehehe...</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Rupanya, Hilman tidak suka dengan kegiatan baruku. Wajahnya menunjukkan kekesalannya dan hampir menangis. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Kenapa, Nak. Kok mau nangis gitu?" tanyaku masih belum menyadari kesalahanku. #terlalu!</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Tanpa menjawab, Hilman malah meraih tanganku dan meletakkannya di kepalanya, dan memberi contoh supaya aku kembali mengusapnya. Hihihi... Rupanya yang hobi bukan cuma bundanya, tapi juga anaknya. Hilman cemburu dengan BBku. Segera aku letakkan sang BB dan kembali fokus pada Hilman. Maaf ya, Nak. <b>Kalau diminta usap kepala sih dengan senang hati bunda laksanakan.</b></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
******<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiijEt7sEFhIGqJdQxjyx36LsjDyT5OAnYaI66F_ANHAjNUe7gChx9OSaa5KPk2SMv1r_Is4SdowFJvoJ5t4wpPtXK2xv6mnbqEL0mnELGbPN2VXWAZ3vVz_1cAL_0OjSsAfC-sD0vjJlAi/s1600/my+fanni+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="343" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiijEt7sEFhIGqJdQxjyx36LsjDyT5OAnYaI66F_ANHAjNUe7gChx9OSaa5KPk2SMv1r_Is4SdowFJvoJ5t4wpPtXK2xv6mnbqEL0mnELGbPN2VXWAZ3vVz_1cAL_0OjSsAfC-sD0vjJlAi/s400/my+fanni+2.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sejak pagi aku mengganti Display Picture di BB-ku dengan fotoku berdua Astri. Statuspun aku buat tertuju untuk Astri, sebagai wujud perhatianku pada TUKPD yang dihadapinya mulai Senin kemaren.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Bunda padamu, Astri." Ditambah emoticon hati dan pelukan. Begitu bunyi statusku.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sore hari aku bercanda dengan Fanni. Kami saling ledek dan menggoda sambil berbaring di lantai depan TV. Sehingga waktu ada bbm masuk, Fanni sedang berbaring di atas tanganku yang merentang. Dia bisa melihat apa yang ada di bbku. Selesai aku membalas bbm yang masuk, bb diminta Fanni. Rupanya dia ingin melihat atau memastikan apa yang dilihatnya sekilas. Begitu mlihat Display Picture dan status bbku, tiba-tiba Fanni langsung menelungkupkan wajahnya di lantai. Aku belum paham benar apa yang terjadi, sehingga masih mencoba mengajaknya kembali bercanda seperti sebelumnya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Tak ada respon dari Fanni. Dia menahan diri untuk tidak membalas candaanku dan tetap menelungkup. Waktu aku balik badannya, ternyata dia sedang menangis...! Haaah! Kenapa?</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Fanni kenapa sayang. Kok tiba-tiba nangis?"</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Bukannya menjawab, malah makin keras tangisannya. Langsung terpikir olehku soal bb yang tiba-tiba dia pinjam tadi. Sebagai bunda aku tentu saja kemudian aku mengerti apa yang dirasakan Fanni. Aku menggendongnya ke kamar.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Fanni nggak suka bunda pasang gambar mbak Astri di BB? Juga status BB bunda, Fanni nggak mau tentang mbak Astri?"</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Dia mengangguk! Oalaaah... My Fanni jealous.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Maunya Fanni gimana?"</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Foto aku aja, trus bunda buat tulisannya juga tentang aku aja."</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
"Oh, gitu. Ya sudah yuk kita ganti. Tapi tadi maksud bunda pakai mbak Astri kan karena mbak sedang ada tes sekarang. Bukan nggak sayang sama Fanni. Gantian ya, Nak."</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Akhirnya kami berdua memilih foto mana yang mau dijadikan DP dan statusnya menjadi, "Bunda padamu, Fanni." Juga dengan emoticon hati dan pelukan. Fanni kembali tertawa dan kami kembali bercanda. Hahaha... </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Padahal tak kurang ayah dan bunda menunjukkan sayang buat Fanni. Masih bisa cemburu aja sama kakaknya. Rupanya Fanni perlu juga belajar berbagi perhatian dengan kakak-kakaknya. Mungkin <b>dia sedang dalam tahap segala sesuatu adalah milikku.</b></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
******</div>
<div style="text-align: left;">
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-5P0ggtJdQFjo_DelUTd5s89ySZg7f774-w8Fpdzz_qHT5UFY98Zf0DyMyOkxtrd-qk4S2GlIMKicsAD1ht5eKf-8pZ2nVfnm_vi_TLGIkJX091NFG4UJkkTtmCiKXQ_3AQAy6Vij5X9s/s1600/my+luthfan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="282" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-5P0ggtJdQFjo_DelUTd5s89ySZg7f774-w8Fpdzz_qHT5UFY98Zf0DyMyOkxtrd-qk4S2GlIMKicsAD1ht5eKf-8pZ2nVfnm_vi_TLGIkJX091NFG4UJkkTtmCiKXQ_3AQAy6Vij5X9s/s400/my+luthfan.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
Senin kemaren mas Luthfan pulang sekolah telat. Katanya ada belajar bersama dulu. Sang bunda sudah merasa kangen sekali dari pagi nggak ketemu Luthfan. #lagi-lagi lebay. Makanya begitu mendengar sura motor mas Luthfan, bunda langsung tenang bukan kepalang.<br />
<br />
Kebiasaan Luthfan kalau pulang sekolah adalah selalu mencariku keliling rumah untuk mencium tangan dengan maksud memberi tahu kalau dia sudah pulang. Jadi aku sengaja menunggu di kamar. Suka deh kalau dia mengetuk pintu kamar, membuka kamar dan menyapaku sambil cium tangan.<br />
<br />
"Assalamu'alaikum, Bunda. Maaf aku pulang telat, tadi ngerjain tugas kelompok dulu di mushola sekolah," Luthfan duduk di pinggir tempat tidurku.<br />
<br />
Lalu terjadilah obrolan singkat tentang sekolahnya. Ngobrol dengan jagoanku kalau pulang sekolah gitu, rasanya seperti menumpahkan rasa kangen seharian ngga ketemu. <i>So far so good</i>.<b> Moment singkat, padat tapi amat berkesan.</b> Seperti biasa, sesudah menemuiku, Luthfan segera ganti baju dan mengurus keperluan pribadinya. Remajaku itu sudah cukup bertanggung jawab dengan kewajibannya. Alhamdulillah.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
*****</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000;">Merah jingga kuning hijau biru nila ungu... Warna-warni hariku. </span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000;">Pelangi selalu ada di dalam rumahku.</span></b></div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com40tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-88497223047039028102013-04-03T23:18:00.001+07:002013-04-03T23:55:36.923+07:00Memetik Hikmah<b>Bismillahirrahmannirrahiim,</b><br />
<b><br /></b>
Selalu ada hikmah dari sebuah peristiwa. Itu adalah hal yang selalu aku yakini. Berusaha menjalani tiap babak kehidupanku dengan ikhlas. Kadang memang timbul keresahan, tapi seiring dengan perenungan dan pemahaman, satu persatu keresahan menjadi sebuah kemantapan hati yang membuat keyakinan bahwa Allah memang sudah mengatur segala apa yang paling baik untuk hidupku.<br />
<br />
Ketika aku terpaksa menutup kantinku dengan berbagai alasan yang menguatkan keputusan itu, tetaplah ada rasa sedih dan kecewa. Usaha yang aku rintis hampir tiga tahun itu harus aku lepas karena berbagai kendala. Membayangkan perekonomian keluarga yang akan menurun drastis di tengah berbagai kenaikan barang, sempat membuatku tak nyaman. Bukan aku tak bersyukur dengan penghasilan suami yang cukup untuk membiayai kehidupan keluarga, tapi dengan adanya kantin kami bisa lebih leluasa dalam memenuhi kebutuhan anak-anak. Penyesuaian bukan hanya padaku, tapi juga pada anak-anak. Mereka harus memahami dan menerima keadaan yang sekarang ada.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwN0YH-uuLNMD6vm9IF17MrIMnU4voc4WO6RBdq8H6Py3UreUX3t6_sPikAfGzZKnl9J8Xf0hCDEyiZ3zX-RLWl4VU6pJDjahgtEq6sz5YosgB8WfDW1hhJDmTYajbkghnM0Q7E_Jal4V5/s1600/kantin1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwN0YH-uuLNMD6vm9IF17MrIMnU4voc4WO6RBdq8H6Py3UreUX3t6_sPikAfGzZKnl9J8Xf0hCDEyiZ3zX-RLWl4VU6pJDjahgtEq6sz5YosgB8WfDW1hhJDmTYajbkghnM0Q7E_Jal4V5/s400/kantin1.jpg" width="312" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"> Fanni sering aku ajak ke kantin kalau kakak-kakaknya sekolah</span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: left;">
Alhamdulilllah, ternyata tak sulit meminta pengertian anak-anak. Aku selalu terharu dengan sikap mereka. Terutama Luthfan dan Astri yang memang sudah bisa diajak diskusi. Mereka menyikapi keadaan dengan lebih banyak menabung uang jajannya, sehingga bisa membeli kebutuhan mereka sendiri. Yang dilakukan Luthfan dicontoh adik-adiknya. Kadang keluar pertanyaan haru seperti,</div>
</div>
<br />
"Yakin nih Bun, aku dikasih segini? Bukan uang untuk kebutuhan bunda kan? Aku masih ada kok, Bun. Besok-besok aja nggak apa-apa," kata Luthfan kalau aku memberinya uang lebih.<br />
<br />
Kalau mendengar Luthfan bicara begitu, mana aku bisa menahan untuk tidak mengusap wajah dan kepalanya.<br />
<br />
"Santai, Nak. Uang belanja beres kok. Ini memang buat Luthfan. Kan mau futsal, badminton dan parkour. Kalau ada sisa simpan aja.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5HGiOw6kNcjFfVcg_pTN8WR2nnWKDljk15JUP7n65i-fuMuTLny8w7E9szPsOXq9pZw04oIsB-NqQEk76rGYmOJ3qQVMYXJthyphenhyphenJkRUuxpRqq7FZNOK7ijzpdLrJrpONUht4_1ptOTLNlA/s1600/kantin2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5HGiOw6kNcjFfVcg_pTN8WR2nnWKDljk15JUP7n65i-fuMuTLny8w7E9szPsOXq9pZw04oIsB-NqQEk76rGYmOJ3qQVMYXJthyphenhyphenJkRUuxpRqq7FZNOK7ijzpdLrJrpONUht4_1ptOTLNlA/s400/kantin2.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Belajar di kantin</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<br />
Karena sekarang aku banyak waktu kosong, maka aku berkata kepada suamiku untuk mengambil alih tugas tukang ojek yang menjemput sekolah anak-anak, memberhentikan les privat Hilman dan juga mengambil alih mengaji tahsin anak-anak (guru ngaji anak-anak ada dua, guru tahsin dan tafsir/halaqah. Yang aku ambil alih hanya yang tahsin). Dengan begitu, selain mengurangi pengeluaran bulanan, utamanya adalah supaya aku lebih dekat dengan anak-anak. Sekalipun waktu ada kantin aku masih bisa mengawasi anak-anak, tapi tidak fokus. Perhatian tetap terbagi pada pekerjaan dan masalah kantin.<br />
<b><br /></b>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>Begitulah cara Allah memberikan jalan untuk sebuah kebaikan yang sebenarnya untuk hidup kita. Sekalipun kita harus melaluinya dengan sebuah ketidaknyamanan, tapi kalau kita mau mengambil hikmahnya, maka kita akan menemukan kedamaian</b>. </blockquote>
<br />
Sekarang, justru aku merasakan kebahagiaan yang lebih sejak melepaskan kantin. Suasana rumah aku rasakan lebih damai. Lebih dekat dengan anak-anak. Jadi lebih memahami mereka. Bisa menyambut suami pulang dari kantor setelah sekian lama tak pernah aku lakukan. Waktu ada kantin, suami pulang kantor aku masih di kantin sebab kantin tutup pukul 21.00. Sampai rumah kira-kira pukul 21.30.<br />
<br />
Dengan mengajar sendiri ngaji anak-anak, aku jadi tahu plus minusnya kemampuan mereka. Untuk Luthfan dan Astri tinggal memperbaiki tajwid, mereka berdua bisa dipegang bersamaan. Aku pakai buku Pedoman Daurah Alqur'an sebagai acuan belajar, lalu aku minta mereka menguraikan tajwid dari satu halaman yang mereka baca. Ada hukum apa saja dari bacaan mereka. Mencari contoh hukum-hukum tajwid di dalam Alqur'an kemudian menulisnya.<br />
<br />
Hilman aku mulai dengan menjelaskan apa isi buku Pedoman Daurah Alqur'an dengan lebih rinci. Dengan buku itu lebih mudah mempelajari ilmu tajwid, karena penjelasan dan contohnya mudah dicerna oleh anak-anak. Menulis contoh-contohnya supaya lebih paham.<br />
<br />
Untuk Fanni aku tidak memakai buku iqra', tapi memakai Metode Utsmani yang terdiri dari tiga buku. Lebih simple dan mudah dipahami. Semula dia protes karena dengan pak ustad, dia sudah iqra' 4. Tapi karena menurutku Fanni belum bisa ada di iqra' 4, jadi aku ulang dengan metode Ustmani buku 1 dulu. Setelah diberi pengertian, Fanni nurut dan semangat. Supaya lebih fokus, Fanni aku ajar terpisah dari kakak-kakaknya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinSN7izlt2JwTznZpsIpJJPAQx-7tXbOypfm_H5ya15UjM5KDQcgBlxdLAeUBlDT_CW7jSfm440ii53zBYvzvJE5yU9KcrCJVv-1yZTjC_gwKhyphenhyphenZTT1fX9TcEZZkK89Hyl6ry9lt_Lacyq/s1600/ngaji.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinSN7izlt2JwTznZpsIpJJPAQx-7tXbOypfm_H5ya15UjM5KDQcgBlxdLAeUBlDT_CW7jSfm440ii53zBYvzvJE5yU9KcrCJVv-1yZTjC_gwKhyphenhyphenZTT1fX9TcEZZkK89Hyl6ry9lt_Lacyq/s400/ngaji.jpg" width="358" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
Alhamdulillah, aku betul-betul merasakan nikmat yang luar biasa. Bayangkan... waktuku bercanda dan membelai anak-anak jadi bisa full day. Jadi bisa lebih sering diskusi, belajar bersama, aaahhh... Pokoknya lebih damai deh. Ditambah lagi waktu dengan suami jadi lebih banyak. Materi yang berkurang bukan apa-apa dibandingkan apa yang aku rasakan sekarang ini.<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>Yakin... amat yakin bahwa peristiwa yang kita alami dalam kehidupan selalu mengandung pesan moral andai kita mampu mengambil hikmahnya dengan keikhlasan. </b></blockquote>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px; text-align: justify;"><br /></span>Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com36tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-83815754143259120052013-03-31T22:02:00.000+07:002013-04-01T06:37:25.491+07:00Kisah Sebuah Dompet<b>Bismillahirrahmannirrahiim.</b><br />
<br />
Hari ini aku amat bangga pada Luthfan. Anak sulungku itu melakukan hal bijaksana dalam menyelesaikan sebuah masalah. Membuat terharu orang tua dan adik-adiknya, terutama buat Hilman. Aku dan ayahnya memang mencoba memberikan kesempatan bagi Luthfan untuk mencari jalan keluar bagi masalah ini. Sambil memantau dan memberikan nasehat.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj21NHIP0LpDGJMkeFFEhDkqkzNhqNCVGtcPqx8fN5n423ctT1gSE95dHp3t0eEWfWeYAZUckL1D20JiQsVXs9W9pG51vK4iRs4T7SSkvMbQ3KrAlouFoXgNonC-z1SR9UzESsmvCt1XLb3/s1600/dompet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="333" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj21NHIP0LpDGJMkeFFEhDkqkzNhqNCVGtcPqx8fN5n423ctT1gSE95dHp3t0eEWfWeYAZUckL1D20JiQsVXs9W9pG51vK4iRs4T7SSkvMbQ3KrAlouFoXgNonC-z1SR9UzESsmvCt1XLb3/s400/dompet.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Semua berawal dari hilangnya dompet Hilman dengan tiba-tiba. Dompet yang berisi uang Hilman yang dikumpulkan dari uang jajannya setiap hari. Uang yang rencananya akan dibelikan Hilman barang idamannya. Terakhir kali dompet itu masih ada hari Kamis, Hilman meletakkannya diatas meja komputer. Semua sudah bantu mencari keberadaannya, mungkin terselip atau lupa meletakkan. Tapi tidak ketemu.<br />
<br />
Luthfan dan Hilman mencurigai teman Hilman yang main ke rumah dan main game di komputer. Anak itu datang hari tiap hari sejak Kamis sampai Ahad. Aku mengingatkan untuk tidak asal menuduh. Terlihat sekali kalau Luthfan gusar, apalagi setelah Hilman cerita kalau anak itulah yang suka iseng kepadanya di sekolah. Sering mengganggu dan menghilangkan alat tulis Hilman, suka meledek Hilman dengan membawa-bawa nama orang tua. Sebuah candaan yang amat anti bagi Luthfan.<br />
<br />
Aku khawatir sekali kalau-kalau Luthfan lepas kendali dengan mengintimidasinya. Khawatir masalah akan jadi panjang dan berkembang menjadi masalah antar keluarga, padahal tidak ada bukti nyata bahwa memang dia yang mengambil dompet Hilman, walau kalau diusut-usut kejadian dan tiba-tiba dia jadi bisa membeli karakter game online, bisa saja pelakunya dia. Apalagi kata Hilman, waktu Kamis dia main game, dia sempat bertanya dompet milik siapa yang ada di atas meja.<br />
<br />
Luthfan serius sekali ingin menyelesaikan masalah ini dan ingin membela Hilman dari kenakalan temannya itu. Baginya kejadian di rumah sendiri harus diselesaikan. Tapi Luthfan juga kuatir kalau anak itu tidak terima dan lapor kepada orang tuanya. Luthfan berpikir keras, cara apa yang akan dia pakai. Aku menasehati dia agar tidak memakai kekerasan. Soal uang, ikhlaskan saja. Di dompet itu ada kartu pelajar, kalau anak itu mau mengaku dan mengembalikan kartu pelajarnya, sudah cukup. Soalnya pertemanan Hilman di sekolah harus dijaga. Mereka teman sebangku, jangan sampai Hilman yang jadi sasaran nantinya.<br />
<br />
Luthfan akhirnya membawa masalah ini ke halaqahnya. Minta nasehat pada guru halaqahnya, bagaimana sebaiknya sikap yang diambil kepada anak itu. Agaknya Luthfan memang hati-hati menjaga Hilman, sehingga tidak mau salah langkah. Dari bu Hani, Luthfan mendapat nasehat untuk bertanya baik-baik tanpa emosi. Menyambungkan semuanya kepada Allah. Mulai dengan pendekatan yang membuat anak itu nyaman bicara dengan Luthfan, dan jangan lupa untuk berdoa minta ketenangan dan minta petunjuk Allah. Malah akan lebih baik kalau nantinya dia jadi mau halaqah bersama.<br />
<br />
Aku dan ayahnya ada di kamar waktu Luthfan bicara kepada teman Hilman itu. Sekilas aku dengar mereka ngobrol soal game online. Nyambung dan terdengar menyenangkan. Tapi lama kelamaan malah suara obrolan mereka tak lagi aku dengar. Rupanya Luthfan memelankan suaranya saat mulai masuk ke pokok masalah.<br />
<br />
"Aku berdoa dulu, bunda. Trus aku bilang sama dia supaya jujur. Aku ajak ngobrol baik-baik. Akhirnya dia ngaku memang dia yang ambil dompet Hilman. Dompetnya ada di rumahnya. Kartu pelajar Hilman masih disimpannya. Tapi uangnya udah habis dia pakai beli karakter game online, untuk main ke warnet dan jajan."<br />
<br />
"Subhanallah, Alhamdulillah, mas Luthfan pakai cara yang bijaksana sekali. Tidak mengancam bahkan terpancing emosi, " kataku.<br />
<br />
"Aku bilang sama dia kalau kita sudah ikhlaskan uangnya tapi jangan diulangi. Trus aku bilang juga kalau dia harus berhenti iseng sama Hilman di sekolah. Jangan bercanda bawa-bawa nama ayah bunda. Ayah bunda Hilman berarti juga ayah bundaku, jadi kalau meledek mereka berarti juga meledek aku. Aku nggak suka. Orang tua bukan untuk diledek-ledek, mereka harus dihormati."<br />
<br />
"Aduh mas, bunda terharu sekali. Dia bilang apa?"<br />
<br />
"Dia nangis, Bun. Minta maaf, mengakui semuanya dan janji tidak akan mengulangi lagi. Tidak akan iseng lagi sama Hilman. Aku dan Hilman udah maafin dia. Trus aku antar dia pulang supaya bisa minta kartu pelajar Hilman. Dompet juga dia kembalikan, dan memang uangnya udah habis."<br />
<br />
Aku sampai menitikkan air mata mendengar cerita Luthfan.<br />
<br />
Hilman mengiyakan semua yang disampaikan Luthfan. Dengan bangga dia bilang, "Mas Luthfan keren, udah mau belain aku pakai cara baik-baik. Makasih ya mas."<br />
<br />
"Bunda, sebetulnya ada apa ya di keluarga teman Hilman itu. Kok sampai berani mencuri cuma buat main game dan jajan?" Luthfan keheranan.<br />
<br />
"Sepertinya ada yang nggak pas di hubungan dan komunikasi mereka. Bunda juga nggak tau pasti, Nak. Yang jelas bunda bangga sekali dengan apa yang kamu perbuat hari ini. Bukan cuma belain Hilman, tapi juga bisa menyelesaikan masalah dan menjaga nama keluarga dengan cara yang mas Luthfan pakai. Bunda yakin teman Hilman itu menaruh hormat sama mas Luthfan. Makanya dia dengan tulus mengakui kesalahannya. Tidak mudah lho mas mengakui kesalahan seperti itu."<br />
<br />
Belaian tanganku tak henti aku usapkan pada kepalanya. Memeluknya dengan bahagia. Luthfan Adli Wicaksono. Jadilah kau seadil dan bijaksana seperti namamu. Andai teman Hilman bisa berubah menjadi anak yang lebih baik melalui nasehat Luthfan, semoga itu bisa menjadi catatan amal buat Luthfan. Semoga ini jalan yang diberikan Allah untuk kebaikan bersama. Aamiin Ya Rabb.<br />
<br />
Hilman makin tenang lagi setelah pada sorenya menerima sms dari temannya yang memberitahu kalau uangnya akan dikembalikan.<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #990000; font-size: large;"><b>Beri kesempatan dan kepercayaan kepada anak untuk menyelesaikan masalah, sambil tetap dipantau caranya. Anak perlu belajar mengatasi persoalan-persoalan yang tidak ditemukan di sekolah formalnya. Pelajaran di sekolah kehidupan juga perlu mereka pelajari supaya mereka terbiasa memecahkan masalah.</b></span></div>
</blockquote>
<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com41tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-11927712558172242942013-02-28T09:04:00.000+07:002013-02-28T09:04:17.791+07:00Aku Kangen Bunda<b>Bismillahirrahmannirrahiim...</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4vW-BpK38lKhCTOOURtZqHqoH5gSTfTVcvw1o3GthgvIY-blOUrVc4ooDxL7tXrSvZd0wfLA3xOuxFBoDzTSHZpU8LtczATwqVweBSyLh7iPZdp9AZRGXcy33gxViK_ap2l7u-q-80Fff/s1600/himan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4vW-BpK38lKhCTOOURtZqHqoH5gSTfTVcvw1o3GthgvIY-blOUrVc4ooDxL7tXrSvZd0wfLA3xOuxFBoDzTSHZpU8LtczATwqVweBSyLh7iPZdp9AZRGXcy33gxViK_ap2l7u-q-80Fff/s320/himan.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
"Bunda cepat pulaaaaang...!"<br />
<br />
Kalimat itu tersamar dengan tangisan panjang Hilman. Hari keempatku di Yogya dari lima hari kepergianku, suami menelpon tapi langsung diberikan pada Hilman. Dari seberang aku dengar Hilman menangis sesenggukan. Tidak jelas dia mengatakan apa. Sedih rasanya mendengar tangisan sesak tertahannya. Semakin aku tanya, semakin kencang tangisnya. Sampai akhirnya dia meneriakkan kalimat,"Bunda cepat pulaaaaang!" Kemudian telepon diputus.<br />
<a name='more'></a><br />
Seketika aku merasa dadaku sesak. Tiba-tiba aku berpikir, apakah keberadaanku di Yogya adalah benar. Tujuan utamaku ke Yogya adalah untuk melepaskan segala tumpukan rinduku pada bapak dan ibu. Beberapa hari sebelum berangkat, aku gelisah sekali ingin bertemu bapak dan ibu. Kangen sekali dengan pelukan, perhatian dan segalanya dari bapak dan ibu. Sampai akhirnya aku minta ijin pada suami dan anak-anak untuk ke Yogya. Kebetulan ada saudara yang mau pulang membawa mobil. Jadi bisa bareng. Alhamdulillah mereka mengijinkan.<br />
<br />
Waktu aku tinggal memang Hilman belum begitu sehat. Masih ada batuk dan masih harus intensif minum madu, sari kurma dan habbatussaudahnya. Aku sampai bertanya berkali-kali minta ijin padanya.<br />
<br />
"Bunda boleh pergi nggak, sayang...?"<br />
"Boleh... Nggak apa-apa kok..."<br />
"Bener Hilman ijinin bunda ke Yogya?"<br />
"Iya... Bunda pergi aja... Aku bisa kok."<br />
<br />
Anak-anak bukannya tidak pernah aku tinggal. Sering kok aku dan ayahnya pergi menginap satu sampai tiga malam. Biasanya juga nggak apa-apa. Kebetulan punya asisten rumah tangga yang amat bertanggung jawab dengan tugasnya. Hanya saja kemaren ini keadaan rumah memang sedang sedikit lesu karena kami baru saja bergantian sakit, dan kebetulan Hilman yang terakhir sembuh.<br />
<br />
"Maafkan bunda, Hilman... Maafkan kalau bunda salah. Ya Allah... benarkah keberadaanku ditempat ini sekarang?"<br />
<br />
Beberapa saat setelah Hilman menutup teleponnya, aku menelpon balik ke Hilman.<br />
<br />
"Hilman kenapa nangis? Bunda tadi nggak dengar Hilman ngomong apa."<br />
"Heheee... ngga apa-apa kok, Bun..."<br />
"Ada apa... bilang dong sama bunda...?"<br />
"Hmmm... Aku kangen bunda."<br />
"Oooh... sama... Bunda juga kangen Hilman. Bunda besok pagi pulang kok naik kereta. Insya Allah sore udah sampai. Besok kita ketemu ya, Nak... Hilman jangan nangis lagi ya..."<br />
"Aku mau ikut jemput ke stasiun ya, Bun..."<br />
"Waahhh... asyik dong, bunda mau dijemput Hilman..."<br />
bla..bla..bla...<br />
<br />
Perasaanku tenang kembali mendengar Hilman sudah bisa tertawa di telpon. Segera kulanjutkan pekerjaanku untuk persiapan<b><a href="http://niken-bundalahfy.blogspot.com/2013/02/sebuah-kisah-di-yogyakarta.html"> kopdar</a></b> dengan teman-teman blogger Yogya. Bukan mengabaikan keluarga di Jakarta, tapi aku nikmati berkah silaturahim dengan teman-teman. Merasa bahagia dengan perjumpaan nyata dari teman-teman dunia maya.<br />
<br />
Sepulangku dari Yogya, banyak cerita dari bibir-bibir tersayangku. Masing-masing anak punya cerita sendiri. Luthfan cerita bagaimana murungnya Hilman dan kemudian bisa kembali ceria setelah dapat telpon dari bunda. Banyak sekali cerita seru dan "tidak nyaman" selama tak ada bunda. Melepas rindu dengan berkumpul di kamar rasanya damai sekali hati.<br />
<br />
"Halaqah jam berapa tadi?" (anak-anak punya jadwal halaqah hari Ahad. Kadang pagi, kadang sore)<br />
"Jam 5.30," jawab Luthfan.<br />
"Oh ya... Hebat dong bisa sepagi itu. Siapa yang bangunin subuh?" Biasanya aku yang membelai mereka untuk membangunkan subuh.<br />
"Mas Luthfan, Bun... Galak banget dia mbanguninnya..." Hilman menjawab sambil mendorong badan Luthfan.<br />
"Habisnya pada susah dibangunin, ya udah teriakin ajaa.."<br />
"Alhamdulillah... anak-anak bunda hebat semua...! Terima kasih ya nak... Bunda bangga deh sama kalian semua..."<br />
<br />
Bersyukur sejak guru halaqah kami, <a href="http://niken-bundalahfy.blogspot.com/2013/02/anna-uhibuki-fillah-ukhti.html"><b>Bu Hani</b>,</a> tinggal bersama kami, jadwal halaqah bisa jadi sesudah subuh. Bu Hani menyampaikan ke anak-anak belajar lebih baik saat pagi. Otak masih segar. Belajar Alqur'an sebaiknya jangan di sisa waktu. Maka pagi hari adalah waktu yang paling bagus. Alhamdulillah anak-anak tidak ada yang keberatan. Padahal sebelumnya, mereka kalau hari Ahad, sesudah subuh langsung tidur lagi. Bangun sudah agak siangan. Kecuali kalau mau ada rencana sepedaan atau yang lain.<br />
<br />
Begitulah sisi lain dari kepergianku selama lima hari ke Yogya. Ada sedih meninggalkan anak-anak dan suami, ada bahagia bertemu dengan bapak ibu juga teman-teman, ada hikmah yang bisa dipetik. Kemandirian anak-anak jadi teruji. Rasa saling membutuhkan jadi makin kuat. Sejak aku pulang sampai sekarang, kelihatan sekali kalau mereka merindukan belaian dan usapan bundanya.<br />
<br />
Aaahh... anakku.... Bunda juga selalu rindu membelai dan mengusap kepalamu...<br />
<br />
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com61tag:blogger.com,1999:blog-6310674128229179193.post-79379336670871781802013-02-25T13:38:00.000+07:002013-03-17T05:43:40.877+07:00Pelukan Cinta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<img height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2O28OXHd9ppej4Gvh6npkTkYOxfuvJfiZQ-1PXgw1NWwdKfmpOhBDPOp4-GIMHgKT1Fiop_jeK37Fz3fwwXkb3jQOC-IjgJjHLG6yV4OE4W20rM0ieILuGwyhOflhW45bDzSrxKPYlKwk/s400/Trip+2+Jogja+Jul+11+(25).jpg" width="400" /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
Dalam sebuah perjalanan Jakarta - Yogyakarta lewat jalur Selatan, kami makan siang di daerah Tasik Malaya. Di sebuah rumah makan lesehan, lupa apa nama restorannya. Sengaja memilih rumah makan lesehan supaya ayah bisa istirahat dengan lebih nyaman. Pilihan yang tepat karena di rumah makan ini suasananya nyaman sekali. Saung di tengah kolam yang ikannya bisa untuk terapi ikan.</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
Bukan Fanni kalau tidak minta di foto sana sini. Foto ini hanya salah satu ekspresi keceriaan Fanni. Kedekatannya dengan sang ayah membuat dia selalu lepas bila berfoto dengan ayahnya. Keseharian Fanni memang seperti itu. Selalu memberi pelukan kepada ayah bundanya. Kalau sedang tidak ada ayah, maka bunda yang jadi sasaran. Tapi kalau ayah sudah di rumah, maka bundanya harus mencuri perhatian untuk minta dipeluknya.</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
Foto ini diambil pada tanggal 11 Juli 2011 dengan kamera saku Kodak, tapi lupa typenya apa. Kameranya sudah hilang kebawa pencuri beberapa bulan setelah foto ini diambil. Untung sempat dipindah ke komputer isi kameranya.</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
Kupersembahkan foto ini untuk<a href="http://www.deyfikri.com/"> <b>Ibu Fauzan</b></a><b>, <a href="http://www.nchiehanie.com/">Mama Olive</a>, <a href="http://ceritabudi.wordpress.com/">Papanya Cintya-Agas</a></b></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: left;">
<br /></div>
<br />Niken Kusumowardhanihttp://www.blogger.com/profile/15997496570854531654noreply@blogger.com46