Senin, 26 November 2012

Pendidikan Seks Untuk Anak

google image


Bismillahirrahmannirrahiim...

Sebelumnya minta maaf dulu seandainya dalam tulisan ini, nantinya menggunakan kata-kata yang sedikit vulgar. Tidak bermaksud mengumbar, namun memang demikian harus digunakan.

Saya mulai dengan cerita seorang teman mengenai anak laki-lakinya yang masih berusia 4,5 tahun. Waktu itu dia sedang nonton televisi yang sedang menyiarkan film drama barat. Dengan lengahnya dia membiarkan anaknya ikut menyaksikan. Seorang wanita cantik berpakaian seksi sebagai pemeran utamanya. Buat kita, mungkin film itu biasa saja. Tapi buat si anak, terlontar komentar:
"Mama... aku ngga suka film itu."  kata si anak terlihat gelisah.
"Kenapa Rian...?" sang mama terkejut.
"Aku lihat tante itu, pipisku berdiri." Ryan dengan polos menjelaskan alasannya

Mamanya seketika mematikan TV dan memeluk Ryan. Sadar kalau dia sadar melakukan kesalahan dengan membiarkan Ryan menonton film itu bersamanya. Dia akhirnya teringat ketika dia sedang membaca majalah Kosmopolitan, Ryan juga terlihat gelisah saat ikut melihat gambar-gambar di majalah itu. Rupanya itulah yang dirasakan Ryan. Ryan tak tahu apa yang sedang dialaminya, hanya merasa tidak nyaman.

Temanku itu akhirnya menyingkirkan semua majalahnya dan menyimpannya di gudang. Sejak hari itu dia lebih hati-hati memperhatikan perkembangan fisik dan mental Ryan. Dia jadi sadar bahwa perlu mengajarkan pendidikan seks pada anaknya. Namun dia bingung bagaimana memulainya.

Aku pribadi termasuk orang yang merasa tidak tabu bicara tentang pendidikan seks pada anak-anakku. Aku pernah bercerita pada tulisan yang aku titipkan di blog pakde Cholik dengan judul Ketika ABG Jatuh Cinta. Disitu aku ceritakan bagaimana aku memancing sulungku agar mau bercerita tentang mimpi pertanda balighnya. Dan bagaimana aku membacakan sebuah buku tentang perubahan fisik yang dialami laki-laki dan perempuan. Aku bacakan tuntas supaya tidak salah persepsi terhadap gambar-gambarnya dan bisa langsung bertanya kalau ada yang membuatnya penasaran.

Naluri seksual merupakan sunatullah yang kuat dan penting bagi kelangsungan eksistensi umat manusia. Jadi seks bukan barang haram, tapi juga bukan sesuatau yang bebas tanpa batas. Pendidikan seks memang harus dimulai sedini mungkin, terutama pada usia baligh, dengan tujuan agar mereka mampu mempergunakan dan mengendalikan hasrat seksualnya. Juga bagaimana melindungi diri dari penyalahgunaan seksual atau pelecehan seksual pihak lain. Dan tentu saja mengenalkan pula hukum-hukum syariat Islam yang berkaitan dengan masalah seks seperti hukum aurat, haid, istinja, istibra, mandi wajib dan sebagainya. Pendekatan agama amatlah penting untuk menanamkan hukum sebab akibat, halal haram dari sebuah hubungan seks.

Yang sering kita salahkan adalah pengaruh dari luar seperti televisi, internet, game online atau play station, film-film porno dan lain-lain, yang memang pada kenyataannya sudah sedemikian gencar menyerang kita. Belum lagi pengaruh lingkungan bermain anak-anak. Bisa mempengaruhi aktifitas dan gairah seksualnya.

Namun sebenarnya ada beberapa hal di dalam rumah yang bisa juga mempengaruhi perkembangan seksual anak-anak. Rumah adalah lembaga masyarakat pertama yang memungkinkan membawa pengaruh terhadap hal tersebut. Menentukan pola pendidikan kepada anak-anak kita menjadi tanggung jawab orang tua. Saat ini Pola barat yang dipakai dalam rumah lebih memungkinkan mempengaruhi aktifitas seksual anak-anak. Dengan dalih demi kedekatan dan mengajarkan pendidikan seks kepada anak, justru membuat anak jadi terangsang untuk melakukan aktifitas seksual lebih dini. Karena pola barat lebih membebaskan pergaulan antara saudara laki-laki dan perempuan, antara orang tua dan anak-anaknya.

Sebagai orang tua kita harus berhati-hati untuk tidak menunjukkan stimulus atau rangsangan yang secara sengaja atau tidak sengaja bisa merusak pandangan anak-anak terhadap perilaku seksualnya. Seperti misalnya pada pendidikan seks barat, anak sering diajarkan untuk mandi bersama dengan ibu atau ayahnya, untuk kedekatan lahir batinnya. Dalam Islam tidak demikian. Organ intim ayah ibu tidak untuk diperlihatkan kepada anak-anaknya (kecuali dalam masa persusuan tentunya). Yang boleh melihat organ intim kita hanyalah pasangan. Dikhawatirkan anak akan mendapat rangsangan dari apa yang dilihatnya.

Biasakan menanamkan kepada anak, untuk terlebih dahulu mengetuk pintu kamar orang tuanya. Banyak terjadi, anak-anak memergoki aktifitas seksual orang tuanya. Hal ini akan terekam dalam memori anak. Rasa penasaran dapat muncul seketika.

Usahakan kamar terpisah bagi anak laki-laki dan perempuan. Apalagi kalau sampai satu selimut antara anak laki-laki dan perempuan. Tegas membedakan bagaimana kita memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan. Agar tidak terjadi penyimpangan hasrat seksual, dimana anak laki-laki ingin menjadi anak perempuan atau sebaliknya.

Mengajarkan kepada anak perempuan untuk mempunyai rasa malu, sekalipun terhadap saudaranya sendiri. Aurat tetap harus dijaga. Sekalipun terhadap muhrim perempuan bisa membuka jilbabnya, namun tetaplah dalam pakian yang sopan meskipun di dalam rumah. Anak perempuan sudah harus dipakaikan jilbab sedini mungkin. Rasa malu atas terbukanya aurat termasuk rambutnya adalah hal dasar yang harus kita ajarkan kepada anak perempuan.

Jangan melarang anak-anak bertanya masalah seks kepada kita orang tuanya. Karena bagaimanapun, akan lebih baik kalau anak mengetahui perkembangan dan permasalahan seks ini dari orang tuanya. Jangan menganggap pertanyaan mereka sebagai sesuatu yang tabu dan tidak pantas. Apalagi sampai memarahi mereka atas pertanyaannya. Yang ada nanti malah anak-anak jadi mencari jawaban sendiri dengan cara yang salah.

Itulah beberapa faktor di dalam rumah yang bisa mempengaruhi rangsangan seksual anak-anak kita. Selain itu tentu saja kita harus mewaspadai pengaruh dari Media Informasi seperti televisi, internet, game-game dan lain-lain. Juga harus memperhatikan dengan siapa anak kita bergaul. Karena pergaulannya amat mempengaruhi jiwa anak-anak.

Dekati anak-anak. Jadilah teman untuk mereka. Jadikan obrolan seks menjadi hal yang tidak tabu di rumah kita. Tentunya kita gunakan bahasa yang memang dipakai sebagai media pembelajaran. Sebagai orang tua, kita harus bisa menjadi Mr. dan Mrs. Google buat anak-anak kita. Sudah siapkah kita...?


Sumber: Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam
Pengarang: Yusuf Madani

51 komentar:

  1. Seperti biasa, ulasan bunda lahfy selalu lugas, mudah dicerna dan mengena.

    artikel menarik, dan sepakat dengan semua ulasanmu mba.
    Pendidikan seks sejak dini [sesuai dengan level/usia si anak] memang harus menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan dan diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya, agar pertumbuhan dan perkembangan mereka berjalan dengan baik dan tidak salah arah.

    nice post as usual mba Niken!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sambil belajar mbak Al. Anak2 berbeda usia jadi berbeda2 juga caranya.
      Makasih buat penilaianmu buat diriku. Aku juga secret admire mu... Hehehe...

      Hapus
    2. MEmang kenyataan demikian, semuanya proses dalam memberikan edukasi ini kepada anak anak kita. Beberapa blogger sudah punya anak yang beranjak dewasa.

      Hal hal seperti hubungan suami istri, mens, atau apa saja berkaitan dengan reproduksi pasti akan ditanyakan oleh anak anak kita. Kita harus mampu memberikan jawaban yang mencerdaskan dan itu tantangan besar bagi saya

      Hapus
    3. Betul pas Asep... itu semua tantangan buat orang tua bagaimana kita mampu memberikan penjelasan mengenai hal ini. Untuk itu kita harus banyak belajar, tidak saja pengetahuan tentang seksnya tapi juga pendekatan anak.

      Hapus
  2. Muhammad Rasulullah saw bersabda"" Pisahkanlah tempat tidur anak-anak dari tempat tidurmu "(HR. Abu Dawud). Hadits ini juga merupakan salah satu pendidikan sex ya jeng.

    Jaman sekarang anak-anak harus benar-benar mendapat pengarahan dan pengawasan yang cukup karena banyak hal yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka dari dunia nyata maupun dunia maya

    Terima kasih tipsnya
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pakde... hadist itu juga merupakan pendidikan seks dalam Islam.
      Jadi orang tua jaman sekarang harus cermat pokoknya. Selama kita mau belajar, Insya Allah akan ada kebaikan.

      Hapus
  3. pendidikan seks memang wajib diajarkan di setiap rumah.
    akan tetapi sering kali orang tua 'kecolongan dengan apa yang dipelajari anak dengan orang-orang di luar rumah. Saya contohnya.

    Masih belum mendapat solusinya, anak saya (20 bulan) sering menyebut kemaluannya ****k. Dan saya sudah coba mengganti kata tersebut dengan kata yang lebih sopan. Namun masih belum ada hasil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendidik anak itu memang kompleks ya permasalahannya. Diawasi disini, kecolongan disitu... dan sebaliknya. Memang yg paling tepat adalah memberikan pemahaman keimanan yg dalam, sehingga anak mempunyai filter sedniri thdp pengaruh dari luar.

      Hapus
  4. ternyata penting juga yah pendidikan sex di usia dini,mungkin pendidikan sek disini bagaimana bahayanya bagi usia dini hehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pendidikan seks bukan saja agar anak tidak salah dalam menyalurkan gairah seksnya, tapi juga bagaimana anak melindungi dirinya dari gangguan pihak luar.

      Hapus
  5. penting untuk mengenalkan pendidikan sex pada si kecil, tapi bingung mulai dari mana..salam kenal ya mba? follow my blog juga yah? thank you..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba melakukan hal-hal diatas dulu mas... Kalau anak perempuan penting diberikan pemahaman tentang menutup aurat, kalau laki2 diajak utk terbuka bercerita ttg mimpi, jadi kalau dia nanti mimpi basah, dia mau memberitahu kepada kita. Walau tak perlu menjelaskan detil mimpinya. Sekedar memberitahu bahwa dia mimpi basah saja sdh cukup. Lalu kita ajarkan bgmn kewajiban mandi sesudahnya.

      Siap akan di folback :)

      Hapus
  6. Menyimak aja deh...
    belajar dari tulisan-tulisan disini...

    BalasHapus
  7. Tulisan ini penting banget nget buat siapa aja.
    Kasihan juga sih dalam masyarakat kita masih sulit melakukan pemisahan tidur, kala rumah cuma sepetak.
    Semoga para orang tua bisa lebih paham cara memberikan pendidikan sex untuk anak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang memisahkan tempat tdr itu terbentur dgn kondisi sebuah keluarga. Namun dr sisi lain bisa kita lihat bahwa Islam sebetulnya menganjurkan kita utk mampu. Saya pribadi masih ada kendala dlm melaksanakan hal2 diatas. Tapi tetap mengupayakan utk dpt melakukan semuanya.

      Hapus
  8. Setuju sekali dengan artikel mba Niken. Anak-anak sekarang memang perlu dibekalin pendidikan seks. Karena dengan adanya kecanggihan teknologi sekarang ini, semua jadi terbuka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah dengan bekal dari orang tuanya, anak-anak lebih berhati2 dan waspada.

      Hapus
  9. selalu ada pelajaran berharga yang bisa di petik dari setiap tulisan bunda, selalu belajar di sini. makasih bund .... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bunga saya habis nanti dipetik mas Ridwan terus...

      Trimakasih kembali...

      Hapus
  10. Di sinilah sesungguhnya setiap orangtua harus membekali diri dengan ilmu. Ilmu apa saja, termasuk ilmu perkembangan anak-anaknya. Di samping itu, orangtua harus bisa sekaligus menjadi sahabat bagi anak-anaknya. Benar sekali apa yang ditulis Bu Niken di atas. Dengan menjadi sahabat, anak akan lebih nyaman untuk menceritakan apa yang dirasa dan alaminya. Jangan sampai anak justru bertanya kepada orang atau sumber lain, yang kita tahu baik atau justru menyesatkan bagi anak kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajar kan tidak harus secara formal ya pak Azzet. Bisa dengan saling share seperti ni salah satunya.

      Poin yg hrs diingat adalah... kalau kita tidak bisa memahami anak, bagaimana anak bisa memahami kita?

      Saya juga banyak belajar dr tulisan2 pak Azzet. Terima kasih pak..

      Hapus
  11. mba anak pertamaku sudah 9 tahun nih cowok lagi,..sudah siap2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulai sering diadakan pendekatan dan pengawasan ke arah sana mbak. Kadang anak sdh menunjukkan keasyikan sendiri atau merasa nikmat kalau melakukan gerakan2 ttt. mesti dialihkan spy tidak fokus disitu.

      Hapus
  12. alhamduliillah di keluarga saya juga sudah memisahkan tempat tidur bunda, ini juga salah satu pendidikan sek untuk anak anak selain yang telah dipaparkan diatas tentunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah kalau sdh memisahkan tempat tidur. Jadi privasi masing-masing anak lebih terjaga.

      Hapus
  13. Allhamdulillah pascal & Alvin tidurnya sudah terpisah mbak, eh ini reply komennya pakde :)
    jadi kita sebagai orang tua harus siap menjadi teman ya mbak untuk anak-anak. thanks ya tipsnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukurlah mbak Lidya kalau anak2 sdh tidur terpisah... Berusahalah mbak jadi teman buat anak...

      Miss u in the grup mbak...

      Hapus
  14. terima kasih mbak,Tulisannya sungguh memberi manfaat buat ibu-ibu macam aku mbak,yang sering kebingungan dengantanya seorang anak tentang sex.pakde cholik tulisannya jg sangat membantu dalam menghadapi anak remaja.salam kenal
    http//ennyslife.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... syukurlah kalau bisa membawa manfaat buat teman-teman. Salam kenal kembali.

      Hapus
  15. ternyata anak kecil sudah merasakan juga kalau melihat seperti masya Allah moga anaknya tetap terjaga yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya kita harus hati2 menjaga pandangan anak agar tidak gampang melihat hal2 yang tidak pantas dilihatnya.

      Hapus
  16. Saya rasa memang akan lebih baik kalau pendidikan seks itu diberikan oleh orangtuanya terlebih dahulu. Bukan tidak mungkin kalau anak tidak memperoleh informasi mendidik dan terarah, ia justru akan mendapatkannya dari luar (pergaulan) dengan informasi yang justru menyesatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena orang tualah yang paling tau bagaimana perkembangan anak2nya, bagaimana bahasa anak2nya. Jadi sudah sepantasnya kalau dari ortu pemahaman ini diberikan.

      Hapus
  17. Saya belum baca semuanya Bunda.....

    Tapi saya setuju dengan ulasan bunda di atas.....
    nanti kl saya udah baca selengkapnya saya berkata-kata lagi disini...

    lama gak mampir ke taman dan pena.. hikz....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga apa-apa Ki... bunda juga pernah kok ngalamin kayak gitu. Memang rasanya ga enak banget yaa...

      Nanti juga bisa lancar lagi... Mungkin sedang disuruh focus ke hal yang lain.

      Hapus
    2. Iya Bun, sekarang kl memang udah susah buat ngeblog ya udah, saya gak maksa2 banget.. kl ada ide ya ditulis aja di memo....

      Doain saya ya bun, sekarang saya masuk pesantren heheee... dah tua sih, tapi gpp kan.. toh program pesantrennya cuma hitungan bulan aja....

      Hapus
    3. Alhamdulillah... ternyata sedang menuntut ilmu thooo... Kirain sedang kerja dimanaaa gitu.
      Semoga langkah ini membawa keberkahan buat masa depan Kiki.

      Hapus
  18. waktu niar masih sd masih satu kamar sama adek yang cowok sekarang mah udah ndak bund semenjak niar smp adek masih keciljadi yaa udah dibiasain dari kecil :D

    aah bunda tulisannya bagus deh, makasih yaa bund :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih enak ya Niar kalau misah. Lbh privasi.

      Makasih juga ya Niar utk pujiannya.

      Hapus
  19. Hihihi...
    Jadi inget dulu pas masih SD pernah nanya ke simbahku apa itu ereksi. Simbahku langsung mumet gimana ngejelasinnya ahahaha...
    Penting banget emang pendidikan seks, biar gedenya gak gimana gimana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat anak yang berani bertanya, bisa membuat ortu tahu, anaknya sedang dalam taraf bagaimana. Tapi buat yg pendiam dan pemalu... akan sulit sekali. Kayaknya sih lebih baik dijelaskan saja sebelum ditanya.

      Hapus
  20. Terimakasih Bundaa tulisannya..

    Aku dari keciil tidur berdua sama adekku jadi ga pernah ngintip ada apa di kamar mamaku :P

    Miss U Bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sempat bingung anak ini hilang dimana...? Hehehe... ga taunya dirimu Nchie...

      Sampai ketemu bulan Desember yaaa...

      Hapus
  21. Mbak, kalau ada tombol jempol aku mau kasih jempol.
    Banyak yang masih menganggap pendidikan seks tabu padahal ini penting. Aku malah baru tahu kalau anak kecil juga bisa terangsang walau dia gak ngerti kenapa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jempolnya langsung diterima dihati. Makasih mbak Eka.

      Merasa tabu, ga mau repot menjawab pertanyaan anak... itu yang sering dilakukan ortu.

      Hapus
  22. peran orang tua, sekolah dan lingkungan adalah sangat di butuhkan. Tidak harus mencekal, tapi membatasi dengan diskusi yg bsa di mengerti oleh anak. Karena informasi mengenai seks juga sangat penting buat anak2..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih tambahannya mas Yayack... makin melengkapi tulisan diatas.

      Hapus
  23. betul juga ya, kadangkala orang tua banyak menerapkan sex edukasi ala barat tanpa memperhatikan perbedaan dasar budaya kita dengan budaya mereka>

    BalasHapus
    Balasan
    1. Edukasi barat saat ini seakan menjadi kiblat. Padahal banyak hal yang sebetulnya tidak bisa diterima oleh agama bahkan sekedar oleh budaya.

      Hapus
  24. tetapi mengajarkannya jangan terlalu bikin anak terangsang

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Pena Bunda © 2008. Design By: SkinCorner